Diam dalam Islam, Ternyata Banyak Maknanya

Makna Diam dalam Islam
Gambar ilustrasi makna diam dalam islam (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Pernahkah Anda berpikir bahwa orang yang diam berarti sedang ada masalah? Ternyata orang yang diam memiliki banyak arti.

Fakta menariknya adalah diam tak melulu soal marah, sedih, ataupun bahagia.  Melainkan setiap orang yang diam memiliki makna tersendiri.

Nabi Muhammad SAW berpesan dalam haditsnya yang berbunyi, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari no 6019).

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya diam dalam upaya mengendalikan lisan agar selalu berkata  baik dan menahan diri dari perkataan kotor dan dusta.

Pesan Nabi Muhammad SAW ini dapat diimplementasikan  dalam bentuk mengamalkan adab-adab dalam berbicara.

Sebagai contoh implementasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkata dengan  sopan santun dan menghindari pembicaraan yang tidak penting.

Menahan pembicaraan yang mengandung unsur permusuhan, penghinaan, cacian, merendahkan orang lain, dusta, serta menghindari ghibah atau membicarakan aib orang lain.

Oleh karena itu, sebelum berbicara hendaknya kita memikirkan dulu, apakah yang akan kita katakan baik atau tidak.

Selain itu, pastikan tidak  menyinggung perasaan orang lain,  Sebab, ketika sebuah ucapan sudah terlanjur diungkapkan dan menyakitkan orang lain, maka sulit untuk ditarik kembali. Seperti kata  pepatah yang mengatakan bahwa lisan itu lebih tajam dari pedang.

Dalam sebuah riwayat juga telah dijelaskan akibat dari orang yang tidak berpikir sebelum berucap. “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR Muslim no 2988).

Baca Juga:  Washoya Al-Aba’ Lil Abna’: Kewajiban Insan Kepada Allah dan Rasul-Nya

Oleh karenanya, diam adalah pilihan terbaik dalam menjaga lisan ketika kita tidak mampu untuk berkata yang baik.

Sebab, baik buruk dan keselamatan seseorang juga ditentukan oleh seberapa baik ia dalam mengendalikan lisannya.

Banyak orang menjadi mulia sebab lisannya, tetapi tidak sedikit pula yang terjerumus dalam kehinaan karena tak mampu menahannya.

Betapa pentingnya  menjaga lisan, Islampun memberikan aturan  agar umatnya selamat dari bahaya lisan.

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar.” (QS al-Ahzab [33]: 70-71)

Selain itu, Islam memandang bahwa menjaga lisan menjadi tolok ukur tinggi rendahnya keislaman dan keimanan seseorang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim no 41).

Begitu pentingnya menjaga lisan, sehingga Rasulullah SAW memberikan jaminan bagi orang yang mampu mengendalikan lisannya dengan surga. Dalam hadisnya Nabi SAW bersabda, “Barang siapa menjaminku akan menahan apa yang ada di antara kedua janggutnya (lisan) dan kedua kakinya (kemaluan), maka aku jamin baginya surga.” (HR Bukhari no 6474).

Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran bagi umat muslim agar lebih memperhatikan perkataan yang hendak disampaikan. Wallahu a’lam. [] Eka Diyanti

Baca Juga:  Wajib Diamalkan! Inilah Keutamaan dan Cara untuk Membalas Kebaikan Orang Lain

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post