Pesantren Riset Al-Muhtada malam ini kembali menyelenggarakan Guest Lecture dengan tema Pengembangan Kebijakan Sosial Berbasis Riset. Dr. Sirodjuddin Arif, M.Sc. dan Dr. Iim Halimatussa’diyah, M.A. akan menjadi pembicara pada Guest Lecture malam ini. Dr. Sirodjuddin Arif, M.Sc. merupakan Peneliti Senior SMERU Research Institute Jakarta dan Alumnus University of Oxford, UK. Dr. Iim HAlimatussa’diyah, M.A. adalah Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Alumnus lowa State University, USA. Jadi jangan untuk hadir nanti malam hari Minggu tanggal 27 Oktober 2019 pukul 18.30 WIB. Tempat di Asrama Putra Pesantren Riset Al-Muhtada .
Category: Pengumuman
Guest Lecture: Perkembangan Lembaga Survey di Indonesia
Pesantren Riset Al-Muhtada kembali menyajikan Guest Lecture. Tema yang diangkat dalam Guest Lecture yaitu Perkembangan Lembaga Survey di Indonesia, dengan pembicara adalah Afrimadona, P.h.D. Afrimadona merupakan Dosen UPN Jakarta dan Deputi Bidang Penelitian Populi Center. Afrimadona juga merupakan Alumnus Australian Nastional University dan Northern Illinois Universty USA. Guest Lecture akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Oktober 2019 di Asrama Putera Pesantren Riset Al-Muhtada. Agenda tepat dimulai Pukul 18.30WIB. Karena pembicara yang hadir adalah ahli dalam survey, jadi mari kita datang dan saksikan untuk menamh ilmu tentang perkembangan lembaga survey di Indonesia.
Penerimaan Mahasantri Baru Angkatan 2019
Pesantren Al-Muhtada – Semarang, Pesantren Riset Al-Muhtada kembali membuka pendaftaran mahasantri baru mulai tanggal 25 Maret s.d. 16 Mei 2019 (Tahap I) dan 17 Juni s.d. 20 Juli 2019 (Tahap II). Persyaratan yang dibutuhkan di antaranya: mahasiswa Universitas Negeri Semarang Angkatan 2019, laki-laki dan perempuan, beragama Islam, bisa membaca Al-Quran, tidak merokok, bersedia mematuhi tata tertib asrama, bersedia mengikuti Program Pesantren Riset Al-Muhtada, melakukan pendaftaran dengan mengisi dan mengirim formulir pendaftaran, serta mengikuti wawancara dan dinyatakan lulus seleksi.
📚PROGRAM
✅ Kajian Agama
✅ Kajian Sosial dan Analisis Kritis Masalah Aktual
✅ Pelatihan Riset dan Menulis Karya Ilmiah
✅ pelatihan bahasa (inggris & arab)
✅Program Penelitian
✅Bimbingan untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut S2/S3 di dalam dan luar negeri
⏳ *TIMELINE*
📌Pendaftaran Gelombang 2: 17 Juni s.d. 20 Juli 2019
📌Seleksi Gelombang 2: 15 Juli s.d. 20 Juli 2019 di Pesantren Riset Al-Muhtada (One-Day Service)
🚨 *MEKANISME PENDAFTARAN*
📝Mengisi formulir pendaftaran secara online dan mengunduh formulir pendaftaran di laman https://almuhtada.org (formulir disertakan saat seleksi)
📝 Konfirmasi pendaftaran via WA (PESANTREN RISET AL-MUHTADA_NAMA_PROGRAM STUDI_ALAMAT) ke 085712034537( Rikha)
📝 Pengumuman dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2019 di laman https://almuhtada.org
*_Daftarkan diri anda dan jadilah muslim intelektual, yang berprestasi dan berakhlak mulia_*
🌾 *Wassalamualaikum wr.wb.*🌾
Narahubung:
Putra: +6285212207680(Arif)
Putri: 081555870381(Anfa’)
Ig : Pesantren_almuhtada
Fb: Pesantren Riset Al Muhtada
Yt: Pesantren Riset Al Muhtada
Guest Lecture: Politik Agraria Pasca Orde Baru
Pesantren Riset Al-Muhtada kembali mengadakan kegiatan Guest Lecture pada hari Senin, 28 Januari 2019. Kali ini yang memberikan perkuliahan tamu adalah Dr. Iqra Anugrah, peneliti LP3ES yang saat ini sedang mengerjakan project bersama New Mandala, Australian National University, Australia. Dr. Anugrah menyampaikan pandangan-pandangannya tentang politik agraria pasca orde baru di Indonesia. Beliau menulis disertasi dengan tema yang sama dan meraih gelar doktor dari Departemen Ilmu Politik Northern Illinois University, Amerika Serikat.
Guest Lecture: Islam dan Politik di Indonesia
Pesantren Riset Al-Muhtada kembali menyelenggarakan Guest Lecture, yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Januari 2019 jam 18:30 di Asrama Putra. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Bapak Nurus Shalihin Djamra, M.Si., Ph.D., dosen Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Pembicara akan menyampaikan materi tentang Islam dan Politik di Indonesia.
Guest Lecture: Penguatan Hak-hak Sipil di Indonesia
Semarang, Pesantren Riset Al-Muhtada kembali mengadakan Guest Lecture dengan tema Penguatan Hak-hak Sipil di Indonesia. Awaludin Marwan yang merupakan kandidat doktor dari Utrecht University Belanda menjadi narasumber pada hari Selasa malam tanggal 23 Oktober 2018. Awaludin Marwan menyatakan bahwa hak-hak sipil sesungguhnya lahir karena tuntutan dari kaum liberal. Di Indonesia hak-hak sipil muncul begitu kuat setelah adanya reformasi tahun 1998. Sebelumnya hak-hak sipil sesungguhnya sudah ada, tetapi hak-hak sipil yang ada di Indonesia belum terlalu kuat dan pengaturannya belum sekuat sekarang. Pasca amandemen konstitusi, barulah hak-hak sipil di Indonesia menguat. Hal tersebut seperti yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 A sampai dengan J. Penguatan hak-hak sipil yang ada di Indonesia menurut Awaludin Marwan menjadi poin penting. Beliau memberikan titik tekan bahwa dengan adanya penguatan hak-hak sipil di Indonesia. Ada bebrapa hal yang harus dilakukan oleh Warga Negara Indonesia khususnya warga sipil. Pertama hak-hak sipil terlebih dahulu harus diketahui. Kedua hak-hak sipil kemudian dipelajari serta dipahami secara rasional. Ketiga hak-hak sipil tersebut harus diperjuangkan sebagai bagian yang melekat pada diri manusia sebagai warga sipil.
Tiga poin penting yang disampaikan oleh Awaludin Marwan kemudian menjadi penarik peserta diskusi Guest Lecture untuk bertanya. Wihda Ikhvina Anfaul Ummat salah satu mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada bertanya terkait dengan bagaimana cara memperjuangkan hak-hak sipil yang melakat dalam diri manusia? Pertanyaan lain disampaikan oleh Rosalia Indah dan Dadang Prasetyo Aji yang juga merupakan mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada. Rosalia Indah menyatakan terkait dengan penegakan hak-hak sipil dalam realitas dilapangan. Adapun Dadang Prasetyo Aji menyatakan terkait dengan perbandingan hak-hak sipil di Indonesia dengan di Belanda. Awaludin Marwan yang juga merupakan peneliti di Satjipto Rahardjo Institute kemudian menjawab dan menjelaskan secara detail pertanyaan yang diajukan oleh mahasantri. Acara Guest Lecture diakhiri dengan foto bersama dan perkenalan antara mahasantri dengan narasumber. Acara yang berlangusng di Asrama Putera Pesantren Riset Al-Muhtada merupakan salah satu program rutin yang diselenggarakan untuk sharing ilmu dan pengalaman.
Penulis: Ayon Diniyanto
Guest Lecturer: Islam di Langit Eropa
Pesantren Riset Al-Muhtada akan kembali mengadakan Guest Lecturer dengan tema Islam di Langit Eropa. Dr. rer. nat. Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd. sebagai Alumnus W.v.Goethe-Universitat Frankfurt, Germany akan mengulas lebih dalam tentang bagaimana Islam di Langit Eropa. Pengin tahu lebih lanjut? Catat tanggalnya dan jangan lupa untuk hadir. Acara ini terbuka untuk umum.
Guest Lecture: Menjadi Jurnalis Dakwah
Semarang, Pesantren Riset Al-Muhtada mengadakan kegiatan Guest Lecture sebagai bagian dari program rutin pesantren. Kali ini Dr. Imam Baehaqie, M.Hum. yang diundang untuk mengisi program Guest Lecturer pada hari Jumat, 14 September 2018. Imam Baehaqie adalah Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Ia membahas tentang “Menjadi Jurnalis Dakwah”.
Imam Baehaqie yang memang telah menekuni jurnalis dakwah mengatakan bahwa dakwah dan jurnalistik mempunyai hubungan. Hubungan tersebut terletak pada substansi pengertian dari dakwah. Dakwah dapat dimaknai sebagai mengajak atau menyeru. Mengajak masyarakat untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya tentu membutuhkan media. Salah satu media untuk berdakwah di era milenial ini adalah dengan sosial media. Sosial media merupakan interaksi antar masyarakat yang mempunyai jaringan sampai ke penjuru dunia. Tulisan-tulisan yang ditulis di sosial media lebih cepat tersebar dibandingan dengan media-media lainnya.
Imam Baehaqie mengemukakan bahwa sosial media yang perkembangannya begitu pesat dapat dijadikan sebagai media untuk berdakwah. Masyarakat bisa menulis atau menjadi seperti jurnalis untuk mengajak yang lain melaksanakan kebaikan dan menajuhkan keburukan. Pemanfaatan media sosial dengan cara seperti itu lebih baik jika dibandingkan dengan memanfaatkan media masa hanya sebagai sarana untuk mengekspos diri melalui upload foto pribadi, story curahan hati, debat kusir dan hal lain yang tidak bermanfaat.
Imam Baehaqie, yang merupakan mantan aktifis intra dan ekstra kampus, berpesan kepada para mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada untuk memulai berdakwah menggunakan sosial media. Mahasantri harus mulai menulis dari sekarang dengan tulisan-tulisan yang mengajak kepada kebaikan, Mahasantri juga dapat menjadi jurnalis dakwah dengan melaporkan berita-berita kebaikan dengan tujuan untuk mengajak orang lain berbuat baik.
Kegiatan Guest Lecture tersebut berlangsung dengan hangat. Mahasantri sangat antusias menyimak penyampaian materi dari Imam Baehaqie. Diakhir diskusi, pemateri memberikan waktu untuk tanya jawab dari mahasantri kepada pemateri. Wihda salah satu mahasantri bertanya terkait dengan kiat-kiat agar konsiten di bidang jurnalistik. Imam Baehaqie menjawab dengan segudang pengalaman beliau dibidang jurnalistik dan kepenulisan.
Imam Baehaqie bercerita bahwa dirinya memulai menyukai jurnalistik saat beliau menjadi anggota BP2M yang merupakan lembaga pers mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Beliau bahkan berhasil menduduki sebagai redaktur pelaksana sampai dengan ketua umum. Selain menjadi aktifis intra kampus, beliau juga aktif di HMI dan bahkan sampai menjadi Ketua HMI Cabang Semarang. Aktifitas beliau dikampus justru tidak menghambat kerajinan beliua dalam menulis. Tulisan beliau justru sering terbit di media massa ketika menjadi mahasiswa. Poinnya adalah walaupun dalam kesibukan diorganiasi tetapi tetap bisa menulis. Karena menjadi jurnalis atau menjadi penulis dibutuhkan niat, semangat dan rajin. Jadi yang paling utama adalah niat dan semangat serta rajin. Jika niat, semangat, dan rajin telah didapat maka menjadi jurnalis atau menjadi penulis akan terasa mudah dan tetap berkelanjutan.
Imam Baehaqie yang menyelesikan studi Doktor di Universitas Gajah Mada juga berpesan kepada mahasantri untuk memilih menjadi jurnalis atau penulis. Pertama, menulis merupakan salah satu bentuk wirausaha. Menjadi penulis tidak harus memiliki Indek Pestasi (IP) tinggi, ijazah, apalagi modal uang. Kedua, penulis banyak jasanya pada dunia, pada pencerahan umat dan pada pencerdasan bangsa. Ketiga, dengan menjadi menulis, seorang menjadi teliti dan dengan menulis munculah harapan seperti harapan hidup menjadi tenang dan bersemangat. Kegiatan Guest Lecture yang berlangsung di Asrama Putra Pesantren Riset Al-Muhtada selesai pada pukul 19.45 WIB. Indah salah satu mahasantri menyatakan Guest Lecturer sangat memotivasi. “Pematerinya sangat inspiratif serta menyenangkan sih, menurut saya” ujar Indah.
Penulis: Wihda Ikvina Anfaul Umat
Editor: Ayon Diniyanto
Penerimaan Santri Baru Pesantren Riset Al-Muhtada
Pesantren Al-Muhtada – Semarang, Pesantren Riset Al-Muhtada telah membuka pendaftaran santri baru mulai tanggal 15-27 Juli 2018. Persyaratan yang dibutuhkan di antaranya: mahasiswa Universitas Negeri Semarang Angkatan 2018, laki-laki dan perempuan, beragama Islam, bisa membaca Al-Quran, tidak merokok, bersedia mematuhi tata tertib asrama, bersedia mengikuti Program Pesantren Riset Al-Muhtada, melakukan pendaftaran dengan mengisi dan mengirim formulir pendaftaran, serta mengikuti wawancara dan dinyatakan lulus seleksi.
Untuk mekanisme pendaftaran adalah sebagai berikut. Pendaftaran mulai tanggal 15 s.d 27 Juli 2018. Formulir dapat diunduh di laman almuhtada.org. Wawancara diselenggarakan pada tanggal 26 s.d. 27 Juli 2018 di Pesantren Riset Al-Muhtada. (Asrama Putri, Gang Kenanga No. 1 Banaran). Hanya yang memenuhi syarat yang akan dipanggil Wawancara. Pengumuman dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2018 di laman https://almuhtada.org.
Info singkat Pesantren Riset Al-Muhtada: Pesantren ini merupakan pesantren mahasiswa yang bertujuan untuk mencetak generasi Muslim intelektual yang berakhlak mulia, berprestasi, dan memiliki keterampilan riset yang unggul. Pesantren ini diperuntukkan bagi para mahasiwa dan mahasiswi yang memiliki komitmen tinggi untuk maju dan berprestasi. Para calon santri diseleksi dengan kuota yang terbatas. Dengan lingkungan yang kondusif, asrama putera dan puteri terpisah, pesantren ini bebas biaya asrama dan biaya pendidikan, serta diasuh para guru berlatar belakang pendidikan S2/S3, dalam dan luar negeri.