Almuhtada.org – Jiwa tenang atau disebut juga dengan ‘nafs al-Musmainna’ merupakan salah satu kondisi spiritual yang paling didambakan orang beriman,jiwa yang tenang mengacu pada keadaan seseorang yang hidup dengan ketenangan, ketaqwaan dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT, apapun cobaan dan ujian yang dihadapinya dalam hidup.
Bukti Al-Quran tentang Jiwa yang Tenang Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan jiwa yang damai dalam surat Al-Fajr ayat 27 sampai 30
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ اِرْجِعِى إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِى فِى عِبَادِى وَادْخُلِى جَنَّتِى
Wahai jiwa yang lembut!Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha. Maka bergabunglah bersama hamba-hambaku dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Ayat ini menunjukkan bahwa jiwa yang tenang adalah jiwa yang senantiasa berada dalam kedekatan dengan Allah, ridha terhadap apa yang Allah tetapkan, dan selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya. Jiwa yang tenang merupakan kondisi spiritual yang mendapatkan janji berupa surga dari Allah SWT.
Ciri-ciri Jiwa yang Tenang
- Kepasrahan kepada Allah: Seseorang dengan jiwa yang tenang menerima semua ketentuan Allah dengan lapang dada, baik itu berupa nikmat maupun cobaan. Ia memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari takdir Allah yang terbaik baginya.
- Ketenangan Hati dalam Ibadah: Jiwa yang tenang merasa tenteram dan damai saat melakukan ibadah, seperti shalat, dzikir, atau membaca Al-Quran. Aktivitas ibadah menjadi pengingat yang mengokohkan kedekatannya dengan Allah.
- Menghindari Kecemasan Berlebihan: Orang dengan jiwa yang tenang tidak mudah terbawa oleh kecemasan duniawi. Ia meyakini bahwa segala urusan dunia sudah diatur oleh Allah, dan apa yang penting adalah usaha serta doanya.
- Selalu Bersyukur: Jiwa yang tenang senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, baik itu dalam keadaan lapang maupun sempit. Sikap syukur ini membuat hatinya tetap tenang dalam berbagai keadaan.
Cara Mencapai Jiwa yang Tenang
- Memperkuat Iman dan Taqwa: Dengan meningkatkan keimanan kepada Allah dan memperbanyak amal kebaikan, seseorang bisa merasakan ketenangan jiwa. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
- Berusaha Ridha dengan Takdir Allah: Salah satu cara agar jiwa menjadi tenang adalah dengan berserah diri pada apa yang telah Allah tentukan. Ridha terhadap takdir membuat seseorang lebih mudah menerima setiap keadaan tanpa perasaan putus asa atau terlalu khawatir.
- Berdoa dan Berdzikir: Melalui dzikir yang rutin, hati akan selalu terhubung dengan Allah, sehingga memberikan ketenangan. Berdoa meminta ketenangan jiwa juga merupakan cara untuk mendekatkan diri pada Allah dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya
- Menjauhi Perkara yang Mengganggu Hati: Menghindari dosa, maksiat, serta hal-hal yang dapat meresahkan hati akan menjaga ketenangan jiwa. Seseorang dengan jiwa yang tenang senantiasa berusaha untuk menjaga dirinya dari perkara yang menimbulkan kegelisahan.
- Memperbanyak Ibadah Sunnah: Selain ibadah wajib, memperbanyak ibadah sunnah seperti shalat malam (qiyamul lail) dan membaca Al-Quran dapat membantu menenangkan hati. Aktivitas ini menjadikan seseorang lebih dekat dengan Allah dan merasakan kedamaian dalam jiwa.
Kesimpulan
Jiwa yang tenang adalah dambaan setiap muslim, karena dengan ketenangan ini seseorang mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lapang dada dan tetap berada dalam keridhaan Allah. Menggapai jiwa yang tenang memerlukan usaha yang terus-menerus, termasuk dengan meningkatkan kualitas ibadah, dzikir, serta kepasrahan terhadap segala ketetapan Allah SWT. []Azizah Fiqriyatul M