Almuhtada.org – Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini,banyak sekali godaan seperti godaan materi dan gaya hidup yang konsumtif.
Banyak dari kita yang fokus dengan kemewahan dan tak jarang dari kita yang akhirnya lupa bersyukur dan menjadi sombong karena kelimpahan yang dimilikinya. Padahal semua itu hanyalah kebahagiaan sesaat dan tidak akan kekal selamanya.
Hidup minimalis erat dengan kaitanya dengan ajaran agama islam dimana dalam islam dikenal dengan nama zuhud dan qanaah. Kedua konsep ini mengajarkan hidup yang sederhana,bijaksana dan tidak tergila gila dengan kemewahan duniawi
- Zuhud
Zuhud berarti menjauhi dan melepaskan ketergantungan kita terhadap dunia. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total yang berarti hidup dalam kemiskinan, tetapi lebih menjaga hati agar tidak fokus akan kekayaan dan bergantung pada materi duniawi sehingga melupakan kehidupan akhirat.
Beberapa hadis juga menceritakan sikap Rasulullah yang sangat zuhud. Salah satunya hadis dari Aisyah:
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Utsman] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] dia berkata; “Semenjak tiba di Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasa kenyang dari makanan gandum hingga tiga malam berturut-turut sampai beliau meninggal.” (HR. Bukhari)
Disini Rasullullah mengajarkan kita akan hidup sederhana,cikup dengan apa yang kita punya dan tidak tergila gila akan harta. Orang yang berzuhud justru hendaknya menggunakan harta dan kenikmatan dunia untuk mendekatkan diri kepada Allah
- Qanaah
Qanaah merupakan sikap selalu merasa cukup dengan rezeki yang sudah diberikan Allah. Qanaah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur tanpa merasa kurnag atau menginginkan apa yang dimiliki orang lain.
Seseorang yang qanaah Seharusnya tidak akan terobsesi dengan kekayaan melainkan menerima dengan lapang dada apa yang diberikan Allah
Dengan menerapkan sikap zuhud dan qanaah,kita akan menjadi muslim yang minimalis,Kedua sikap ini membawa ketenangan jiwa, menjauhkan kita dari kehidupan yang materialistis, serta mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kedekatan kita dengan sang pencipta bukan dari kebahagiaan duniawi yang sesaat. [] Fitri Novita Sari
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah
