Almuhtada.org – Kepercayaan diri merupakan salah satu kepribadian manusia yang berfungsi untuk mengaktualisasi potensi dan peluang-peluang yang dimilikinya, baik itu dari dalam diri maupun orang lain.
Menurut ahli psikologi Sigmund Freud, “kepercayaan diri adalah satu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu”
Dalam hal ini, percaya diri dapat diartikan sebagai keyakinan kepada diri sendiri dengan menimbang, menyadari, menerima, dan menyadari dengan baik kelebihan dan kelemahan diri sendiri, dengan tetap berusaha untuk berkembang.
Sederhananya, percaya diri bisa muncul dari bagaimana sesorang memandang dirinya sendiri. Dari proses memandang diri sendiri ini, maka akan didapat rasa percaya diri atau rasa tidak percaya diri.
Rasa tidak percaya diri muncul karena pandangan yang merendahkan diri sendiri atau karena merasa rendah diri. Nah selanjutnya, bagaimana pandangan Islam tentang konsep kepercayaan diri ini?
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam menegaskan beberapa hal penting tentang kepercayaan diri.
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُم ْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 139)
Ayat di atas menegaskan bahwa janganlah kita sebagai manusia yang beriman merasa lemah dan takut, dimana sifat-sifat ini mengarah kepada rasa tidak percaya diri.
Selain itu, ayat ini juga menegaskan kenapa kita perlu merasa lemah dan takut padahal kita adalah hamba dari Tuhan Semesta Alam. Pada intinya, ayat ini bicara tentang bagaimana sesorang memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia bersikap atas pandangannya.
Rasulullah Saw. dalam sabdanya juga mengatakan,
”Janganlah kalian menghinakan diri kalian sendiri.”Para sahabat bertanya [dengan rasa heran],”Wahai Rasulullah Saw., bagaimana mungkin kami akan menjadikan diri kami sendiri hina?”
Rasulullah Saw. menjawab,”Seseorang mengetahui bahwa ada sebuah perintah Allah yang wajib dia sampaikan (kepada orang banyak) namun dia tidak menyampaikannya.” T
erhadap orang yang seperti ini, pada hari Kiamat kelak, Allah akan bertanya,”Apa yang telah menyebabkanmu tidak menyampaikan hal ini dan hal itu?” Ia menjawab,”Rasa takut terhadap manusia.”: Allah kemudian berkata,”Kepada-Ku lah engkau lebih pantas untuk takut.” (HR. Ibnu Majah).
Hadits di atas menjelaskan sifat takut kepada manusia yang menyebabkan sesorang tidak menjalankan perintah-Nya. Maka, rasa takut lah yang menjadi penghalang manusia untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Nah, rasa takut ini bisa datang dari pandangan pesimis tentang bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan dari bagaimana dia mengolah dan mencoba memahami potensi dirinya sendiri.
Selanjutnya, penulis akan sedikit menyarankan bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri.
- Melakukan Muhasabah Diri
- Menerima Keraguan Diri
- Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
- Memahami Diri Sendiri dan Mencoba Melihat Pemanfaatan Potensi Diri [] Abian Hilmi Hidayat
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah