Fenomena Blood Moon 7 September 2025: Saat Bulan Purnama Berubah Merah

Ilustrasi Gerhana Bulan (Freepik.com - Almuhtada.org)

almuhtada.org – Tahukah kalian, hari Minggu tanggal 7 September 2025 kemarin jadi istimewa karena terjadi fenomena langka, yaitu gerhana bulan total atau yang sering disebut blood moon.

Saat itu, posisi Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, sehingga Bumi menutupi cahaya Matahari yang seharusnya dipantulkan Bulan.

Nah, uniknya, justru Bulan tampak berwarna merah darah.

Kenapa bisa begitu? Warna merah muncul karena cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi dibelokkan (terefraksi) dan sampai ke permukaan Bulan.

Prinsipnya mirip dengan warna kemerahan saat matahari terbit atau terbenam.

Berbeda dengan gerhana Matahari yang hanya bisa disaksikan di wilayah tertentu dan butuh kacamata khusus, gerhana Bulan bisa dilihat dengan mata telanjang dari hampir seluruh belahan Bumi yang sedang mengalami malam.

Bahkan, fenomena ini bisa berlangsung hingga hampir dua jam, membuatnya cukup lama untuk diamati dan dinikmati.

Sejarah juga mencatat peristiwa unik terkait blood moon. Pada 1504, Christopher Columbus memanfaatkan fenomena ini untuk menakut-nakuti penduduk asli Jamaika.

Ia menyebut bulan merah sebagai tanda kemarahan Tuhan agar krunya diberi makanan. Hal ini menunjukkan betapa gerhana bulan sejak dulu dianggap fenomena penuh misteri.

Namun bagi kita sekarang, blood moon justru jadi kesempatan menikmati keindahan alam semesta.

Selain memunculkan kekaguman, fenomena ini juga menjadi pengingat bahwa segala keteraturan jagat raya tak lepas dari kuasa Sang Pencipta.

Baca Juga:  Mengatasi Fenomena FOMO di Kalangan Kaum Muslim: Tantangan dan Solusinya

Kalau ngomongin gerhana Bulan, ternyata nggak cuma ada satu jenis lho.

Fenomena ini punya beberapa “versi” tergantung seberapa besar bayangan Bumi menutupi Bulan.

Yuk, kenalan sama tiga jenis gerhana Bulan berikut:

1. Gerhana Bulan Total

Ini yang paling ditunggu-tunggu! Pada gerhana total, Bulan benar-benar masuk ke bayangan utama Bumi (disebut umbra) sehingga cahaya Matahari terhalang sepenuhnya.

Tapi uniknya, Bulan nggak jadi hilang begitu saja, melainkan berubah jadi merah keemasan alias blood moon.

Kenapa merah? Karena cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi dibelokkan.

Atmosfer kita lebih dulu menyaring cahaya biru, jadi yang sampai ke Bulan hanyalah cahaya merah-oranye.

Hasilnya, Bulan tampak seperti bola api yang indah di langit malam.

2. Gerhana Bulan Sebagian (Parsial)

Kalau jenis ini, Bulan hanya “digigit” sebagian oleh bayangan Bumi.

Jadi hanya separuh permukaan Bulan yang gelap, sementara sisanya masih terang.

Jika dilihat dari Bumi, bentuknya seperti Bulan lagi diarsir atau dipotong setengah.

Meski tidak se-spektakuler gerhana total, fenomena ini tetap seru untuk diamati karena perubahan bentuk Bulan terlihat jelas.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Nah, kalau gerhana penumbra adalah versi paling “kalem”.

Bulan cuma melewati bayangan luar Bumi (penumbra), jadi cahayanya hanya sedikit meredup.

Perubahannya sangat halus, sampai-sampai banyak orang nggak sadar kalau sedang terjadi gerhana.

Bagi orang biasa, gerhana penumbra ini tidak bisa dibedakan dengan Bulan purnama biasa.

Baca Juga:  Analisis Pesan Moral dalam Novel Bumi Karya Tere Liye

Bagaimana? Sekarang sudah mengerti? Semoga paham ya!
Tentunya semua ini merupakan kuasa Allah SWT dan merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya.

Semoga dengan adanya fenomena gerhana bulan ini membuat kalian semakin beriman, bertaqwa, dan tentu terus tertarik terhadap sains yaa [] Raffi Wizdaan Albari

 

Related Posts

Latest Post