Almuhtada.org – Dalam menjalani kehidupan di dunia yang semakin kesini semakin sibuk dan juga penuh dengan tekanan, maka menjaga kebersihan jiwa dan juga hati kita menjadi tantangan yang tidak bisa terhindarkan oleh kita semua.
Kita sering kali terjebak dalam sebuah rutinitas sehari-hari dan juga tuntutan hidup yang kadang membuat kita semua sering lupa untuk merenungi dan juga menyucikan hati kita masing-masing.
Kitab Suci Al-Qur’an, sebagai pedoman hidup manusia khususnya umat muslim, memberikan panduan dan juga petunjuk berharga mengenai bagaimana kita semua untuk mencapai sebuah ketenangan hati kita melalui penyucian jiwa yang akan membantu kita semua untuk memahami lebih dalam betapa pentingnya untuk introspeksi dan juga pengembangan perilaku kita menjadi lebih positif sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT., berikut penjelasan selengkapnya;
Ayat Pertama yaitu pentingnya untuk introspeksi diri dan juga pembersihan hati kita semua yaitu Quran Surat. Ash-Shams ayat ke-9 sampai dengan 10 yang artinya:
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.”
Dari ayat di atas menekankan kepada kita semua betapa pentingnya untuk kita senantiasa untuk introspeksi diri sebagai langkah awal dalam penyucian jiwa kita.
Introspeksi diri merupakan proses untuk merenungi tindakan dan juga pikiran diri kita masing-masing untuk senantiasa mengevaluasi apakah diri kita sudah berada di jalan yang benar selama ini.
Dalam Agama Islam, penyucian hati atau membersihkan hati kita dikenal dengan istilah tazkiyatun nafs, yaitu membersihkan hati dan juga jiwa dari sifat-sifat buruk yang bisa mengotori hati kita seperti halnya kesombongan, rasa iri hati, dan juga sifat kebencian terhadap suatu hal atau orang lain.
Dalam kehidupan di zaman modern sekarang ini, Mari senantiasa mengintrospeksi diri kita masing- masing dengan cara meluangkan waktu untuk selalu merenungi, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. atas segala sesuatu yang telah kita lakukan dan kerjakan selama ini.
Misalnya dengan menulis jurnal atau catatan harian juga bisa jadi menjadi salah satu alat untuk introspeksi diri kita masing-masing yang efektif, di mana kita dapat mencatat perbuatan atau pun niat kita yang perlu diperbaiki.
Langkah ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri kita saja, akan tetapi juga membawa diri kita menjadi lebih dekat kepada Allah SWT., sebagaimana telah disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW.:
“Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi).
Introspeksi diri kita masing-masing tidak hanya bertujuan untuk membersihkan jiwa dari kotoran yang ada di batin saja, akan tetapi juga memberikan ruang di dalam hati dan juga jiwa kita terhadap ketenangan dan juga kedamaian.
Dengan menjadinya hati yang bersih dari berbagai kotoran batin, maka kita sebagai manusia dapat merespons berbagai masalah dan juga tantangan hidup di dunia dengan lebih bijaksana dan juga tentunya dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Kemudian langkang kita untuk senantiasa mengembangkan perilaku positif atau berbuat kebaikan sebagai bentuk dari ketakwaan yang sesuai untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Qur’an Surat Al-Baqarah ayat ke-2 sampai dengan 3 yang artinya:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Dari ayat ini menunjukkan kepada kita semua bahwasanya ketakwaan bukan hanya soal keyakinan yang ada di dalam hati kita saja, akan tetapi juga kita semua senantiasa wujudkan dan juga laksanakan dalam tindakan nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu membiasakan perbuatan yang baik, yakni seperti dengan senantiasa mendirikan salat 5 waktu, kemudian juga dengan berbagi kebaikan dengan sesama saudara seiman dan juga semasa manusia, dan menjunjung tinggi rasa kejujuran satu sama lain, dengan hal tersebut maka menjadi salah satu langkah yang efektif untuk mencapai sebuah ketenangan batin kita.
Dalam konteks kehidupan modern sekarang ini, berbuatan baik bisa kita terjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan melalui beberapa hal-hal yang sederhana dan sekecil mungkin, yakni seperti dengan kita membantu orang lain tanpa adanya rasa pamrih, kemudian dengan menjaga tutur kata yang baik-baik, dan juga dengan kita senantiasa mengelola waktu dengan baik dan maksimal.
Selain itu, ketakwaan juga mencakup mengenai kemampuan diri kita masing-masing untuk senantiasa menghadapi berbagai tantangan dalam hidup di dunia ini dengan penuh rasa sabar dan juga penuh optimisme.
Dalam keadaan sesulit apapun, maka kita diajarkan untuk senantiasa berserah diri kita kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. di dalam Qur’an Surat Al-Insyirah ayat ke-5 sampai dengan 6 yang artinya:
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Dengan melakukan kebaikan, maka kita semua tidak hanya bertujuan untuk menyucikan jiwa saja, akan tetapi juga untuk menciptakan lingkungan menjadi lebih harmonis dan juga damai sesama manusia. Dengan adanya ketakwaan maka akan membawa dampak langsung pada hubungan diri kita dengan orang lain, kemudian meningkatkan rasa empati satu sama lain, dan juga memperkuat hubungan sosial dalam lingkup lingkungan masyarakat.
Jadi, Kitab Suci Al-Qur’an memberikan panduan dan juga petunjuk yang jelas kepada kita semua mengenai bagaimana diri kita untuk berikhtiar senantiasa menyucikan jiwa dan juga mencapai sebuah ketenangan batin.
Di dalam Qur’an Surat Ash-Shams ayat yang ke-9-10 mengajarkan kepada kita semua mengenai pentingnya untuk senantiasa mengintrospeksi diri kita masing-masing dan juga selalu membersihkan hati dari perbuatan yang mengotori hati dan juga batin kita, sementara di dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat yang ke-2-3 menekankan kepada kita semua mengenai perlunya mengembangkan dan juga membiasakan perbuatan baik dan positif sebagai wujud dari sebuah ketakwaan yang ada di dalam hati kita.
Dengan kita senantiasa memahami dan juga mengamalkan kedua ajaran di atas, maka kita semua tidak hanya dalam rangka membersihkan diri dari sifat-sifat buruk dan kotor saja, akan tetapi juga menciptakan kehidupan di dunia ini menjadi lebih harmonis dan juga damai, semoga bermanfaat. [] Alfian Hidayat