almuhtada.org – Cinta adalah anugerah Allah yang melekat dalam hati setiap manusia. Ia melampaui sekadar perasaan, mencakup perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan. Dalam Islam, Rasulullah SAW menjadi contoh terbaik dalam mengekspresikan cinta kepada keluarga, sahabat, dan umatnya. Sebelum istilah “love language” populer, Rasulullah telah mempraktikkannya lebih dari 1400 tahun lalu.
Dr. Gary Chapman memperkenalkan konsep “The 5 Love Languages” pada 1992. Bahasa cinta ini meliputi: kata-kata afirmasi, sentuhan fisik, waktu berkualitas, tindakan pelayanan, dan pemberian hadiah. Menariknya, semua elemen ini sudah tercermin dalam kehidupan Rasulullah SAW. Berikut penjelasan singkatnya:
- Words of Affirmation
Kata-kata yang baik (words of affirmation) memiliki kekuatan untuk menenangkan dan menguatkan hati. Rasulullah SAW adalah sosok yang menjaga lisannya dari ucapan buruk. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, disebutkan:
“Rasulullah bukanlah orang yang biasa berkata kotor, bukan pengutuk, dan bukan pula tukang caci maki.” (HR Muslim).
Beliau juga mengajarkan kasih sayang dalam setiap kata-kata, bahkan kepada mereka yang membencinya. Hal ini membuktikan bahwa Islam mengajarkan cinta melalui ucapan yang positif, baik, dan penuh kasih.
- Physical Touch
Sentuhan fisik (physical touch) adalah salah satu bentuk cinta yang penuh makna. Dalam hubungan rumah tangga, Rasulullah SAW menunjukkan kasih sayangnya melalui sentuhan, seperti meletakkan kepala di pangkuan istrinya. Dalam hadis dari Aisyah RA, disebutkan:
“Dahulu Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku dan membaca Al-Quran, meskipun aku sedang haid.” (HR Muslim).
Tindakan ini mengajarkan bahwa sentuhan fisik dapat menjadi bentuk perhatian dan cinta yang sederhana, namun mendalam.
- Quality Time
Menghabiskan waktu bersama (quality time/qtime) keluarga adalah kebiasaan Rasulullah SAW. Beliau selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan cerita dan kekhawatiran istri-istrinya setelah salat Ashar. Bahkan, Rasulullah dikenal berbicara lembut dengan Aisyah RA di waktu malam.
Dari Ummu Salamah RA, disebutkan:
“Saat aku sedang haid, Rasulullah tetap memanggilku untuk berada di dekatnya dan mengajakku kembali masuk ke dalam selimut.” (HR Bukhari & Muslim).
Quality time tidak selalu berarti aktivitas besar, tetapi kehadiran penuh perhatian menjadi bukti cinta yang tulus.
- Act of Service
Tindakan nyata (act of service) adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan cinta. Rasulullah SAW adalah sosok yang tidak segan melayani keluarganya. Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Rasulullah menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandal, dan membantu pekerjaan rumah tangga.
Beliau juga mencontohkan pelayanan kepada umat, tanpa memandang latar belakang. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah menjenguk seorang anak Yahudi yang sakit dan mengajaknya kepada Islam dengan penuh kelembutan. Ini menunjukkan bahwa cinta dalam Islam bersifat universal dan penuh pengorbanan.
- Receiving Gifts
Memberi/menerima hadiah (receiving gifts) adalah cara sederhana namun bermakna untuk mengekspresikan cinta. Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR Bukhari).
Beliau sendiri suka menerima hadiah dan selalu membalasnya dengan lebih baik. Pemberian hadiah bukan soal nilai materi, tetapi perhatian yang terkandung di dalamnya.
Meneladani Rasulullah dalam Cinta
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga hubungan baik dengan Allah (hablumminallah) dan sesama manusia (hablumminannas). Meneladani love language ala Rasulullah SAW adalah salah satu cara untuk mewujudkan hubungan harmonis dalam keluarga dan masyarakat. Dengan menerapkan kata-kata afirmasi, sentuhan fisik, waktu berkualitas, tindakan pelayanan, dan pemberian hadiah, kita dapat menciptakan lingkungan penuh cinta dan keberkahan.
Cinta dalam Islam bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tindakan nyata yang mencerminkan kasih sayang sejati. Mari jadikan Rasulullah SAW sebagai teladan cinta dalam hidup kita. [] Raffi Wizdaan Albari