Yuk Cari Tahu! Berikut Kisah Syahidah Pertama, Sumayyah binti Khayyat

(freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Sumayyah binti Khayyat merupakan hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughfiroh. Yang nantinya dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang dari Yaman yang kemudian menetap di Makkah. Setibanya di Makkah, Yasir meminta perlindungan kepada Abu Hudzaifah dan akhirnya mendapat perlindungan dari Bani Makhzum kekuasaan Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Dari sinilah akhirnya Yasir mengenal Sumayyah binti Khayyat dan kemudian dinikahkan dengannya.

Posisi mereka berdua (Sumayyah dan Yasir) yang merupakan seorang hamba sahaya dan pendatang, menunjukkan bahwa mereka berdua pada dasaranya tidak mempunyai kabilah (setia) yang membela dan melindungi mereka. Setelah mereka berdua menikah, lahirlah dua putra bernama Ammar dan Ubaidullah.

Singkat cerita, pada saat Ammar bin Yasir beranjak dewasa, ia mendapatkan berita tentang agama yang didakwahkah oleh Rasulullah Saw. Penasaran dengan berita itu, diceritakan bahwa Ammar mendatangi kediaman Rasulullah di Arqom bin Arqom dan melihat sendiri wahyu itu turun. Kemudian, dengan kesungguhannya, Ammar akhirnya berikrar syahadat dan memeluk Islam.

Baca Juga:  Pemahaman Takdir dalam Perspektif Muslim Indonesia Antara Jabariyah dan Mu’tazilah

Ammar pun menyampaikan berita kebahagiaannya ini kepada kedua orang tuanya, Yasir dan Sumayyah. Dari kabar yang disampaikan Ammar tentang agama dan pertemuannya dengan Rasulullah, Yasir dan Sumayyah pun tergerak keimanannya dan kemudian bersyahadat serta memeluk Islam mengikuti jejak Ammar. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Sumayyah binti Khayyat merupakan orang ketujuh yang memeluk agama Islam (Ibnu Mandah: al-Mustakhraj, 2/516).

Seperti yang pembaca ketahui, bahwa pada saat awal masa dakwah Islam, sangat masif perlawanan terhadap dakwah yang dilakukan. Tidak terkecuali juga pada kasus Sumayyah dan keluarganya. Bani Makzhum yang mendengar kabar keislaman Sumayyah dan keluarganya pun mendatangi mereka, dan memang Sumayyah dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka masuk Islam dan bahkan dengan berani mengumumkan keislamannya.

Dan akhirnya orang-orang kafir (juga Bani Makzhum) menangkap dan menyiksa keluarga Sumayyah agar mereka kembali murtad dan keluar dari agama Islam. Berbagai siksaan dilakukan untuk memaksa mereka keluar dari agama Islam. Dikatakan bahwa mereka dijemur di padang pasir saat keadaan sedang sangat panas. Dikatakan pula Sumayyah pernah di buang ke suatu tempat, ditaburi pasir yang sangat panas, dan diletakkan batu yang sangat berat di dadanya.

Banyak siksaan yang dilakukan kepada Sumayyah dan keluarganya, namun mereka tetap teguh pada keimanannya dan terus mengucapkan kata Ahad… Ahad… serta tidak terdengar rintihan darinya.

Baca Juga:  Pemahaman Takdir dalam Perspektif Muslim Indonesia Antara Jabariyah dan Mu’tazilah

Pada saat itu, Rasulullah Saw. yang melihat kekejaman yang terjadi pun menengadah ke langit dan berseru,

صَتْرًاآلَ يَاسِرٍفَإِ نِّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ

“Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.” Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak bab Mengenal Sahabat (III/383).

Sumayyah binti Khayyat yang mendengar seruan itu pun menjadi lebih optimis dan teguh keimanannya. Abu Jahal yang melihat keteguhan hati dan keimanan yang begitu mendalam, membuatnya menghunuskan sangkur yang digenggamnya kepada Sumayyah binti Khayyat dan kemudian Sumayyah menjadi syahidah pertama dalam Islam. [Abian Hilmi Hidayat]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post