Almuhtada.org – Minggu, 10 Desember 2023 diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Penetapan HAM Internasional oleh PBB di Tahun 1948 merupakan tindakan untuk mengenang segala ketidakadilan dan kekerasan yang menimpa manusia sejak Perang Dunia I dan II.
Selain itu, hadirnya HAM internasional juga sebagai bentuk mencegah adanya pelanggaran HAM yang sama di masa mendatang. Lahirnya HAM Internasional membentuk poin-poin tentang peraturan humanity yang melindungi manusia dari segala bentuk kejahatan, ketidakadilan, penindasan, kekerasan dan lain sebagainya.
Tetapi hari ini HAM yang dideklarasikan oleh PBB itu sendiri telah gagal! Mereka (PBB) menelan ludahnya sendiri tentang kemanusiaan. Apa buktinya?
Lihatlah ketika negara-negara besar menggunakan topeng HAM untuk menyerang dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah hanya demi kepentingan kekuasaan dan ketamakan.
Pantaslah ketika Malaikat bertanya kepada Allah, ”Ya Tuhanku mengapa engkau menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi? Padahal kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang senang berbuat kerusakan”.
Sejarah seharusnya menjadi pembelajaran bagi manusia di masa sekarang agar kejadian buruk di masa lampau tidak terjadi lagi.
Peristiwa genosida dan pembantaian umat manusia cukuplah terjadi di masa lalu, tapi hari ini telah terulang lagi sejarah yang sama. Lihatlah yang terjadi di Palestina sekarang sudah lebih dari 2 bulan Zionis Isarel membombardir Gaza dan orang-orang yang tidak bersalah di dalamnya.
Para penjajah berdalih tindakan meraka merupakan bentuk Self Defense dari Hamas? No, masyarakat dunia tidak bisa dibohongi. Sudah jelas banyak media memberitakan bahwa Zionis ini tidak hanya berusaha memburu hamas, tetapi mereka juga membunuh warga sipil, anak-anak, wanita dan para orang tua yang tidak memiliki senjata apapun.
Kebenarannya mereka hanya ingin merebut tanah Palestina secara utuh dan mengusir penduduk asli. Hati Nurani mereka telah membatu dan kemanusiaan hanyalah sebatas isu!
Lihatlah juga, Negara dan para pemimpin besar yang mendukung tindakan Zionis, mereka dengan mudahnya melindungi Israel dari hukum-hukum kemanusiaan. Padahal sudah jelas korban meninggal akibat Zionis semakin bertambah dari hari ke hari.
PBB dan para pemimpin bangsa telah gagal dalam kemanusiaan, mereka melanggar aturan-aturan yang telah mereka buat sendiri. Dari dulu perang adalah sesuatu yang sangat menakutkan, meskipun perang hanya melibatkan para tentara dan militer, nyatanya selalu ada korban dari orang-orang yang tidak bersalah di dalamnya.
Konvensi Jenewa di Swiss pada tahun 1949 yang dihadiri oleh para pemimpin dunia menghasilkan sebuah Hukum tentang Perang dan Kemanusiaan yang disebut dengan Hukum Humaniter Internasional atau International Humanitary Law.
Dilansir dari publika.rmol.id menurut Mochtar Kusumaatmadja, terdapat dua poin penting dalam Hukum Humaniter Internasional ini yakni:
- Jus ad Bellum yaitu hukum perang yang mengatur bagaimana suatu negara dibenarkan untuk menggunakan kekerasan senjata
- Jus in Bello, yakni hukum yang berlaku dalam perang, baik berupa ketentuan hukum yang mengatur cara perang dilakukan (conduct of war), maupun ketentuan hukum yang mengatur perlindungan orang yang menjadi korban sipil atau militer
Disini jelas sekali poin-poin tentang aturan perang bahwa warga sipil, tenaga kesehatan, Press, dan orang yang tidak bersalah ditargetkan untuk dibunuh dan diancam.
Namun, sudah jelas para pemimpin bangsa besar ini hanya memikirkan ketamakan dan keserakahan mereka. Mereka hanya akan berdiri bersama pihak-pihak yang memberi keuntungan, bahkan tidak peduli jika pihak tersebut melakukan kejahatan sekejam apapun.
Mereka mungkin tutup mata dan telinga atas tragedi mengerikan ini, tetapi Allah sungguh melihat apa yang mereka dan kita semua perbuat. Sungguh Allah mendengar doa orang-orang yang tertindas, Allah tidak akan tidur dan tidak akan lupa.
Lalu, Ingatlah ketika Nabi Ibrahim di bakar hidup-hidup oleh Raja Namrud tetapi berhasil selamat, secara logika tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan nabi Ibrahin pada situasi tersebut.
Bahkan seekor semut yang membawa air untuk memadamkan api pun dihina oleh seekor burung gagak karena tidak mungkin bisa memadamkan Api yang sangat besar.
Tetapi percayalah Allah tidak pernah tidur! Dan Ia mendengar doa-doa hambanya yang terzhalimi. Serta bagi orang-orang yang zhalim, dengar dan bacalah ini adzab Allah sungguhlah pedih.
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS Al-Baqarah: 255)
Sebagai penutup dan penguat:
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
“Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung“. [] Andhika Putri Maulani
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah