Adab dalam Bertelepon yang Bernilai Pahala

Adab bertelepon yang baik
Gambar ilustrasi adab bertelepon yang baik (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Ditengah era kemajuan teknologi saat ini, banyak sekali kegiatan yang dapat kita lakukan. Bahkan ketika membuka handphone saja kita dapat mencari dan menggali informasi dari seluruh sudut dunia.

Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa setiap teknologi yang ada memiliki kelebihan dan juga kekurangannya tersendiri terutama dampaknya bagi manusia.

Ruang sosial yang semakin luas dan mudah untuk dijangkau, apalagi dengan adanya aplikasi-aplikasi pendukung yang menyediakan fasilitas telepon atau video call didalamnya.

Telepon atau juga video call merupakan salah satu bentuk komunikasi walau hanya melewati sinyal sinyal tak terlihat. Akan tetapi, berkomunikasi menggunkan sarana apapun sebagai penghubungnya tetaplah perlu menggunakan adab-adab yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam apalagi kita adalah seorang muslim.

  1. Jelas tujuannya dan sesuai keperluan

Jelas tujuannya bukan untuk perbuatan maksiat, seperti contohnya mengghibahkan orang lain, mengobrol yang tidak perlu dengan lawan jenis, berpacaran atau memfitnah orang lain, dll. Sesuai keperluan dan ala kadarnya, tidak dilebih-lebihkan karena dapat menjadi penyebab mubazir waktu dan lalai akan kewajiban yang lainnya. Semuanya merupakan dalam rangka berjalan atas perintah Allah dan menjauhi semua larangannya.

  1. Memilih waktu yang sewajarnya

Ada baiknya sebelum kita menelpon orang lain, kita mengechatnya terlebih dahulu. Apabila memang sudah mendesak atau tidak ada waktu untuk mengechatnya maka boleh-boleh saja. Waktu yang tidak sewajarnya lainnya adalah waktu tidur siang, waktu tidur malam, bahkan di waktu pagi buta.

  1. Mengucapkan salam
Baca Juga:  Islam Ajak Umat Peduli Lingkungan

Salam bukan hanya sebagai sapaan saja akan tetapi juga bentuk perhatian dengan mendo’akan orang lain yang ditelepon. Ibaratnya adalah orang yang sedang mengetuk pintu hendaklah ia mengucapkan salam terlebih dahulu

  1. Yang membuka dia yang mengakhiri

Selayaknya seorang pemilik rumah yang didatangi tamu, tidak mungkin tuan rumah mengusirnya. Sama halnya dengan perihal adab dalam bertelepon, hal ini merupakan bentuk menghargai orang lain. [] Lailia Lutfi Fathin

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post