Oleh : Mohammad Khollaqul Alim
Tak terasa waktu terus berputar dengan cepat. Waktu terus silih berganti tanpa pernah berhenti sedetik pun. Seakan-akan waktu ingin mengajak manusia berpacu dengan cepat ke depan tanpa memedulikan waktu yang telah terlewati. Bagi manusia yang memiliki akal, dia akan selalu berpikir tentang apa yang telah diperbuat dan apa yang akan diperbuat dengan waktu yang dimilikinya selama ini. Sebaliknya bagi manusia yang tidak “waras”, dia cenderung merasa “masa bodoh” dengan apa yang telah dilakukannya selama ini serta hanya terus menatap ke depan tanpa arah dan tujuan yang pasti. Prinsip orang tersebut hanya satu yaitu “Yang Penting Hidup”. Dapat dikatakan bahwa orang seperti ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi karena mereka menyia-nyiakan waktunya hanya untuk “bermain” tanpa pernah belajar menghargai waktu. Bagaimana sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia dalam menghargai waktunya dengan baik?
Setiap manusia diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup dan melangsungkan kehidupannya dengan baik. Manusia bebas melakukan apa saja yang dia inginkan untuk meningkatkan dan menjamin kualitas hidupnya yang baik dan bermanfaat. Tetapi perlu diingat bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut, manusia harus selalu memperhatikan dan mematuhi koridor dalam syariat agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk mempermudah terwujudnya tujuan tersebut, setiap manusia dianjurkan untuk saling tolong menolong dan bekerja sama dalam hal kebaikan dengan mengutamakan rasa kekeluargaan dan persaudaraan antar sesama. Dengan demikian, tujuan setiap individu akan terwujud dengan baik serta kehidupan bermasyarakat akan terjalin dengan rukun, aman, dan sejahtera.
Waktu terus bergerak tanpa henti. Oleh karena itu, setiap manusia harus mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat baik bagi kehidupannya maupun kehidupan orang-orang di sekitarnya. Menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi dengan berbuat maksiat yang jelas dilarang oleh agama, maka orang tersebut masuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. Dalam Al-Qur’an surah Al-Ashr ayat 1-3 dijelaskan bahwa seluruh manusia mengalami kerugian kecuali orang-orang yang beramal sholih, orang-orang yang saling mengingatkan dalam perkara yang haq (kebaikan), dan orang-orang yang saling mengingatkan dalam kesabaran. Setidaknya, setiap manusia harus menjadi salah satu bagian dari ketiga golongan diatas agar hidup menjadi lebih berguna dan membawa kemanfaatan baik itu bagi dirinya sendiri maupun masyarakat di sekitarnya sehingga akan terwujud kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Menghargai waktu harus selalu menjadi salah satu perhatian utama setiap manusia. Sebagai bentuk menghargai waktu, manusia dapat melakukan berbagai amal kebaikan misalnya berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT, belajar ilmu agama, belajar ilmu umum, membantu sesama baik dengan harta ataupun tenaga sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, manusia juga harus mampu untuk introspeksi diri terhadap apa yang telah dilakukannya selama ini. Jika selama ini pernah berperilaku buruk yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya, maka sesegera mungkin perilaku tersebut harus dihilangkan dan diubah dengan menerapkan perilaku yang baik dan bermanfaat kedepannya.
Sesuatu yang tidak kalah penting yang perlu dimiliki oleh setiap manusia adalah memiliki life goal yang jelas, terarah, dan terencana dengan baik dalam menyongsong kehidupan di masa mendatang. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan kehidupan di masa mendatang adalah masa dewasa dan masa sesudah mati. Manusia harus mampu menyeimbangkan kebutuhannya antara kepentingan duniawi dan kepentingan ukhrawi. Artinya manusia dituntut untuk mampu merencanakan dengan baik segala sesuatu yang perlu dilakukan guna mencapai cita-cita dan tujuan hidup di dunia serta guna menyiapkan bekal dalam menghadapi kehidupan di akhirat kelak. Dengan demikian, manusia tidak akan membuang waktunya dengan hal-hal yang sia-sia karena telah memiliki life goal yang pasti sehingga waktunya akan dihabiskan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif dan bermanfaat.
Setiap manusia harus mampu menghargai waktu dengan cara memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin dengan melakukan berbagai amal kebaikan serta kegiatan-kegiatan yang produktif dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Selain itu, life goal juga harus dimiliki oleh setiap manusia agar menjadi acuan dan arah yang jelas dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup di dunia serta sebagai bekal mengarungi kehidupan akhirat yang abadi. Dengan demikian, manusia tersebut termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung karena mampu menghargai waktu dengan baik dan bermanfaat.
Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.