Oleh : Fafi Masiroh
Kesempurnaan bukanlah milik dari manusia. Karena sejatinya manusia akan selalu diliputi kesalahan dan kekurangan. Entah kesalaham tersebut diperbuat kepara dirinya sendiri atau kepada orang lain. Perasaan menyesal, kecewa dan gelisah kerap kali dirasakan ketika mereka berbust kesalahan atau mungkin orang lain berbuat kesalahan kepada mereka. Hingga akhirnya perasaan tersebut akan mendorong manusia untuk saling membenci satu sama lain hanya karena sebuah kesalahan yang diakhiri dengan keegoisan. Memang begitulah adanya, manusia terlalu mudah memikirkan hal penting terksit diirinya sendiri, harga diri hingga kemudian merasa terpuruk dan sangat susah untuk mendapat kebahagiaan. Padahal kebahagiaan dapat dirasakan dengan sangat sederhana. Bagaimana tidak, karena sejatinya manusia penuh kesalahan maka memaafkan adalah langkah termudah untuk menciptakan kebahagiaan itu sendiri. Memaafkan semua kesalahan pada diri sendiri atau orang lain dan terus selalu mengingat bahwa salah benar itu relstif. Karena yang utama yaitu bagaimana kesalahan tersebut mampu mendewasakan dan memberi penerangan bahwa kesalahan bukan selamanya hal buruk. Ada banyak orang orang hebat di luar sana, yang kokoh dan kuat karena mereka mampu untuk memaafkan atas segala kesalahannya atau orang lain.
Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi muslim pun selalu mengingatkan umatnya untuk selalu memaafkan. Dalam berbagai kesempatan, beliau kerapkali bersabda bahwa memaafkan adalah salah satu hal yang dapat menjadi kunci untuk mendapatkan surga. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits “ Jika hari kiamat tiba terdengatlah suara panggilan Manakah orang orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya? Datanglah kamu kepada Tuhanmu dan terimalah pahala pahalahmu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahana orang lain untuk masuk surga”. (HR. Adh-Dhahak dari Ibnu Abbas r.a). Maka dapat diketahui bahwa memaafkan memanglah hal penting yang perlu kita lakukan ketika mendapat suatu kesalahan baik dari diri kita sendiri atau orang lain. Dengan memaafkan maka kebahagiaan akan menghampiri kita, dan surga adalah kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Bahkan katena pentingnya memafkan, Allah swt berfirman “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf :199).
Memaafkan tidak hanya mampu memperbaiki masalah tetapi dengan memaafkan hati kita akan senantiasa lebih lapang dan tidak mudah menyimoan dendam. Rasulullah ketika beliau diolok olok dengan orang kafir, dilempati kotoran, beliau dengan senang hati memaafkan kesalahan mereka dan mendoakan mereka supaya selalu diberi keselamatan. Maka sudah sewajarnya bagi kita, sebagai umat Rasulullah saw untuk mengikuti suri tauladan beliau termasuk mudah untuk memaafkan. Memaafkan memang bukan perkara yang mudah, terkadang kita bilang sudah memaafkan tetapi hati masih dipenuhi amarah terlebih ketika mengingat ingat kesalahan. Oleh karena itu memulai dengan langkah langkah kecil akan lebih mudah untuk mendorong kita supaya tidak berat hati memaafkan kesalahan. Misalnya dengan senantiasa membiasakan, mengingat kebaikan orang yang berbuat kesalahan kepada kita, serta selalu mengingat pesan Allah dan Rasulullah saw bahwa memaafkan adalah hal mulia untuk selalu dilakukan.
Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.