Al Muhtada.org – Malulah jika bermaksiat dihadapan Allah Swt. Jangan malu dihadapan makhluk-Nya, dan jangan pula meremehkan pengelihatan-Nya, karena kita akan berjumpa dengan-Nya.
Maksiat merupakan hal yang dilarang oleh Allah Swt. Sebagian dari kita melakukan maksiat dengan diam-diam, karena malu jika keburukannya terlihat oleh sesama manusia, tetapi adapula yang malah bangga dengan maksiatnya, merasa keren dan sebagainya.
Tetapi yakinlah kawan serapat-rapatnya kamu menutupi keburukanmu maka akan terlihat pula. Sebagian dari kita melakukan keburukan malu terhadap sesama manusia, tetapi mereka meremehkan hal tersebut di hadapan Allah Swt. Apakah mereka meremehkan pengelihatan-Nya yang maha melihat (Al-Basir).
Sebagian dari kita melakukan keburukan dan menganggap besar pengeliatan makhluknya hingga mereka malu, tetapi mereka menganggap kecil atau bahkan lupa bahwa Allah Swt. selalu mengawasi kita dengan dua malaikatnya.
Bukankah Allah Swt. sudah memberikan nikmat yang sangat banyak dalam hidup kita. Lalu apa yang membuat kita hingga terlena seperti itu. Ayo teman-teman selalu ingat bahwa Allah Swt. akan selalu melihat dan mengawasi kita.
Jika hati kita selalu ingat maka kita akan ingat pula bahwa kita akan bertemu dengan-Nya di alam yang abadi dan selamanya. Mari kita siapkan amal kita dengan sebaik mungkin dan sebanyak mungkin untuk bekal bertemu dengan Allah Swt.
Tetapi lebih baik malu dari pada merasa bangga atau terang-terangan dalam melakukan maksiat. Karena Allah Swt. tidak akan mengampuni hambanya yang terang-terangan dan merasa bangga dengan maksiatnya, seperti hadist nabi yang mengatakan.
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Semua umatku dima’afkan kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam hari, kemudian ketika pagi dia berkata (kepada orang lain), ‘Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu!’, padahal di waktu malam Rabbnya telah menutupinya (yaitu tidak ada orang yang mengetahuinya), namun di waktu pagi dia membongkar tirai Allah terhadapnya (yaitu menyampaikan kepada orang lain)”. (HR Bukhari dan Muslim)
Sebenarnya tidak ada perbandingan antara yang malu dan yang terang-terangan karena yang lebih baik adalah tidak melakukan maksiat, karena definisi taqwa adalah menjauhi semua larangannya dan menjalani segala perintahnya. [] Muhammad Ikhsanudin