Almuhtada.org – Hutang merupakan hal yang sudah wajar dikalangan masyarakat, entah hutang barang ataupun uang, hutang akan biasa saja jika kita sportif dalam menjalaninya, sportif disini artinya jika sudah waktunya bayar maka kita harus bayar, jangan menunda atau bahkan pura-pura lupa.
Karena sejatinya hutang tetap hutang yang akan dibawa hingga keakhirat kelak, maka dari itu kita sepatutnya hati-hati dengan hutang ini karena manusia tempatnya salah dan lupa, walaupun sekecil apapun hutang yang kita lakukan maka wajib hukumnya untuk kita membayarnya.
Ada kisah dari Rasulullah SAW sebelum wafatnya, pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke masjid, tidak lama masjid langsung penuh, semuanya rindu karena rasulullah sudah lama tidak bertaushiyanh karena sakit.
Beliau duduk dengan lemas di atas mimbar , wajahnya terlihat pucat menahan sakit yang sedang di deritanya. Kemudia Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?”
Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, ” Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “persaksikanlah YaAllah .sesungguhnya aku telah menyampaikan amnah ini kepada mereka.” Kemudian Rasulullah bersabda lagi , dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.
Ada satu pertanyaan yang sangat menyentuh dari Rasulullah SAW, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dg manusia.”
Seketika semua terdiam, dan dalam hati mereka berkata “mana ada Rasulullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah.” Kemudia Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan diatas sebanyak 3 kali, tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama Ukasyah seorang mantan preman sebelum masuk islam, dia berkata:
Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
“Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah”.
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata:
“Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama.”
Siingkat cerita Ukasyah sudah siap mencambuk dada rasulullah SAW tetapi tidak jadi mencambuk Ukasyah malah memeluk badan rasulullah dengan erat dan dia berkata: “sungguh aku telah memaafkanmu karena aku berharap mendapatkan ampunan dari Allah pada hari kiamat”
Kemuidan Rasulullah bersabda: “siapa yang ingin melihat temnku di surga nanti, lihatlah kakek ini.”
Kita bisa ambil hikmah dari cerita diatas seorang Rasulullh SAW yang sudah dijamin syurga oleh Allh SWT saja masih sangat hati-hati dengan hutang, dan tidak mau meninggal dalam keadaan berhutang dengan manusia. [] Muhammad Ikhsanudin
Editor: Raffi Albari