Kisah Takdir yang Tak Pernah Salah, Hanya Saja Kita Harus Berubah

Rasa syukur sebagai bentuk penerimaan terhadap takdir Allah
Rasa syukur sebagai bentuk penerimaan terhadap takdir Allah (Pinterest - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Dikisahkan pasangan suami istri yang hidup pada zaman kenabian. Pasangan suami istri ini hidup dengan serba kekurangan.

Setiap hari ia berdoa kepada Allah, agar diberi kekayaan. Namun, sudah bertahun-tahun Allah masih belum mengabulkan doa tersebut.

Lalu pasangan suami istri ini datang kepada seorang nabi Allah dan meminta agar Allah memberinnya kekayaan.

Kemudian, nabi tersebut menyampaikan keinginan dari pasangan suami istri ini.

Lantas apa yang terjadi?

Allah dengan maha pemurahnya mengabulkan permintaan pasangan suami istri ini.

Pasangan suami istri tersebut diberi kekayaan yang berlimpah dengan batasan waktu 12 bulan.

Dengan tak terduga, harta kekayaan pasangan suami istri datang darri pintu yang tak disangka-sangka. Allah memberikan harta yang berlimpah.

Begitu bingungnya terhadap penggunaan harta yang dimiliki, pasangan suami istri ini menggunakan hartanya untuk berbuat kebaikan.

Keduanya membuat  rumah persinggahan bagi para musafir yang lewat dan memberikan jamuan. Bulan demi bulan terlewati dan harta kekayaan suami istri ini terus mengalir dengan deras.

Lalu seorang nabi berkata kepada Allah, “Ya rabb, bukankah engkau hanya menjanjikan 12 bulan, lalu kenapa sampai sekarang engkau masih memberikan harta yang berlimpah?”.

Kemudian Allah menjawab, “Aku membuka satu pintu diantara pintu-pintu rizki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka pintu-pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Aku merasa malu kepada mereka. Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku?”.

Baca Juga:  The Guardian of Al-Quds: Pertolongan Allah Sungguh Dekat!

Kisah ini memberikan makna yang difirmankan Allah dalam surah Ibrahim ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

Betapa pentingnya memiliki rasa syukur terhadap segala sesuatu yang kita miliki. Tidak peduli seberapa besar kecilnya, yang terpenting adalah rasa syukurnya.

Sebab semakin kita bersyukur, maka Allah dengan ridhonya akan menambah nikmat tersebut.

Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama, ia diberi pilihan. Namun, tidak bisa memilih oleh siapa ia dilahirkan dan dalam keadaan seperti apa.

Semua hal yang demikian, sudah tercatat dalam takdir kita. Hanya saja bagaimana kita mampu menyikapinya.

Takdir termasuk rukun iman yang keenam, dimana jika kita beriman maka kita harus meyakini takdir (qada dan qadar).

Sejak lahir hingga sekarang, kehidupan setiap manusia sudah digariskan. Sudah sepatutnya kita meyakini hal tersebut. Jika kita ingin mengubahnya maka pahamilah QS Ar-Rad ayat 11.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Baca Juga:  Keistimewaan Umat Nabi Muhammad SAW yang Hidup Di Akhir Zaman Hingga Membuat Para Sahabat Iri, Penasaran?

Artinya:

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Jika kita ingin mengubah takdir/ketetapan Allah, maka rubahlah diri kita menjadi versi terbaik, maka Allah akan memberikan perubahan takdir yang terbaik.

Selain itu, kita juga harus mempercayai satu hal bahwa, “Apa yang melewatkan kita tidak akan pernah menjadi takdir kita, dan apa yang ditakdirkan untuk kita tidak akan pernah melewatkan kita.”(Umar bin Khtattab)

Dari sini kita belajar bahwa takdir Allah tak pernah salah, Allah selalu punya cara untuk memberikan kehidupan yang layak bagi makhluknya, hanya saja dengan cara yang berbeda.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk menyadari betapa maha besarnya Allah, betapa maha pemurahnya Allah. [] Eka Diyanti

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post