Almuhtada.org – Terdapat sebuah kisah inspiratif islami dari awal kedatangan Rasulullah SAW di Madinah yang menggambarkan kesetiaan alam pada keberadaan beliau. Penduduk Madinah pada kala itu, dengan semangat gotong royong, membangun masjid dan rumah bagi Rasulullah.
Sebelum masjid dan rumahnya berdiri, Rasulullah SAW memilih untuk tinggal di rumah Abu Ayyub al-Ansari, salah satu sahabat yang setia mendampingi beliau.
Ketika rumahnya telah rampung, Rasulullah SAW pindah agar lebih dekat dengan masjid untuk mengimami shalat fardhu.
Dalam buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrulloh (2020) terungkap bahwa saat Rasulullah melaksanakan salat, beliau seringkali memegang batang pohon kurma untuk menopang tubuhnya.
Kota Madinah memang dikenal dengan tumbuhnya pepohonan kurma yang melimpah, sehingga batang pohon tersebar di mana-mana.
Selain sebagai penopang saat salat, batang pohon itu juga menjadi tempat bersandar Rasulullah saat memberikan khutbah kepada para sahabat di masjid.
Namun, karena jumlah jemaah yang semakin bertambah, para sahabat yang duduk di barisan belakang tidak bisa melihat wajah beliau dengan jelas.
Untuk mengatasi masalah ini, salah satu sahabat menawarkan untuk membuat mimbar di masjid agar Rasulullah dapat lebih terlihat oleh jemaah. Setelah mimbar tersebut selesai dibuat dan Rasulullah mulai menggunakannya.
Ketika Rasulullah SAW berjalan melewati batang pohon menuju mimbar, batang pohon itu mulai menangis. Tangisannya terdengar oleh seluruh sahabat seperti tangisan ibu yang kehilangan anaknya.
Ternyata, batang pohon tersebut merindukan Rasulullah dan tidak ingin berpisah darinya. Dengan penuh kasih, Rasulullah mendatangi batang pohon tersebut dan mengelusnya seperti menyentuh anak kecil.
Dengan izin Allah SWT, tangisan batang pohon tersebut perlahan mereda, namun kesedihannya masih terasa.
Rasulullah SAW kemudian mengajukan dua pilihan pada batang pohon tersebut. Pilihan pertama adalah tetap berada di masjid untuk memberikan naungan kepada kaum Muslimin, sedangkan pilihan kedua adalah pindah ke surga dan memberikan buah kurma yang nikmat kepada penghuni surga.
Tanpa ragu, batang pohon memilih untuk pindah ke surga. Rasulullah pun menyatakan bahwa jika tidak meredakan kesedihan batang pohon tersebut, maka tangisannya akan terus terdengar hingga hari kiamat karena kerinduannya pada beliau.
Kisah ini menjadi salah satu cerminan cinta dan penghormatan Rasulullah SAW terhadap makhluk Allah SWT, bahkan pada sesuatu yang tak bernyawa sekalipun.
Tidak hanya itu, kisah ini juga menunjukkan kepedulian dan perhatian Rasulullah terhadap alam sekitarnya, mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan ciptaan Allah. semesta.
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih menghargai dan memelihara alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. [] Risqie Nur Salsabila
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah