Oleh: Muhammad Miftahul Umam
NU atau Nahdlatul Ulama merupakan ormas islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. NU didirikan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari, KH. Wahab Hasbullah, dan beberapa ulama besar nusantara lainnya. Cikal bakal berdirinya NU tidak terlepas dari adanya organisasi-organisasi yang telah didirikan sebelumnya. Penjajahan yang mengakibatkan kesengsaraan serta kungkungan tradisi turut menggugah kesadaran kaum cendekiawan untuk memperjuangkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Merespon hal tersebut, KH. Wahab Hasbullah bersama para ulama lainnya meristis sebuah organisasi yang bernama “Nahdlatul Wathan” yang memiliki arti “Kebangkitan Tanah Air”, pada tahun 1916 M. Tidak sampai disitu, pada tahun 1918, Kyai Wahab turut menggagas perhimpunan lagi yang bernama “Nahdlatul Tujjar” yang memiliki arti “Kebangkitan Para Pedagang”. Sebelumnya, pada tahun 1914 Kiai Wahab dan beberapa ulama nusantara lainnya juga mendirikan majelis diskusi dan madrasah yang bernama “taswirul Afkar” di Surabaya.
Selain itu, embrio berdirinya NU tidak terlepas dari pembentukan Komite Hijaz. Komite Hijaz merupakan sebuah komite yang dibentuk oleh Kiai Wahab (dengan persetujuan dari KH. Hasyim As’ari) untuk menjalankan misi menggagalkan rencana dinasti Sa’ud (Arab Saudi) yang berupaya memberangus praktik bermazhab di wilayah kekuasaannya, serta hendak membongkar makam Nabi Muhammad SAW yang menjadi tujuan ziarah umat muslim di seluruh dunia yang dianggap bid’ah pada Muktamar Dunia Islam di Makkah tahun 1926. Para ulama yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asyari berkumpul di Kertopaten, Surabaya dan kemudian menunjuk KH. Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi dari Komite Hijaz untuk datang ke muktamar tesebut. Akan tetapi setelah terpilihnya Kiai Asnawi sebagai delegasi, kemudian timbul pertanyaan perihal nama institusi yang berhak mengirim Kiai Asnawi. Atas usul KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz kemudian lahirlah nama Jam’iyah Nahdlatul Ulama, yang bertepatan pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H.
Sejak kelahirannya hingga saat ini, NU telah banyak memberikan sumbangsih terhadap bangsa Indonesia, terutama dalam menghadirkan kehidupan beragama yang ramah di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami hendak mengucapkan selamat Harlah NU yang ke-95 ….
Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.