Almuhtada.org – Risalatul Mahid adalah sebuah kitab yang di dalamnya berisi penjelasan mengenai masalah fiqih perempuan. Kitab ini merupakan karangan KH. Masruhan Ihsan.
Beliau adalah ulama yang produktif dalam menulis kitab. Dalam kitab Risalatul Mahid KH. Masruhan Ihsan sangat menekankan para perempuan untuk berhati- hati dalam masalah ibadahnya.
Haid menurut bahasa artinya mengalir. Adapun menurut istilah Syara’, haid adalah darah yang kebiasaan keluar dari farji (kemaluan) seorang wanita yang telah berusia sembilan tahun, bukan karena melahirkan, dalam keadaan sehat dan warnanya merah semu hitam menghanguskan (Fathul Qarib:10).
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah:222 yang berbunyi
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢
Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”
Haid bagi perempuan merupakan penanda akil baligh. Selain itu, haid merupakan salah satu pelebur dosa bagi perempuan sebagaimana diriwayatkan oleh sayyidatuna Aisyah Radliyallahu ‘Anha.
Rasul Allah bersabda: “Tiada seorang wanita yang haid, melainkan haidnya itu menjadi pelebur untuk masa lalu dari dosa-dosanya. Apabila di dalam hari pertama ia membaca: Alhamdulillaah ‘Alaa Kulli Haalin wa Astaghfirullah Min Kulli Dzanbin, maka Allah untuk wanita itu bebas dari api neraka, ia berjalan di atas titian dan aman dari siksa, dan Allah Yang Maha Mulia mengangkat baginya pada setiap hari dan malam derajat empat puluh orang mati sahid ketika ia ingat kepada Allah Ta’ala di dalam haidnya.”
Penyebutan nama haid menurut ulama Fuqaha terdapat 15 nama yaitu Haid, makhied, makhad, tomats, Ikbar, Tomas, ‘arok, Farok, Azda, Dhokhak, Daras, Daraas, Nifas, Qurok, ‘ishor.
Selain manusia apakah hewan juga mengalami haid?
Jawabannya adalah iya. Dalam kitab Risalatul Mahid disebutkan bahwa ada beberapa hewan yang mengalami haid antara lain:
- Kelelawar
- Dlabu’ atau kera
- Kelinci atau marmut
- Unta
- Cicak
- Kuda
- Anjing
Hewan-hewan tersebut mengalami haid namun, siklus haidnya tidak teratur seperti manusia. Hal ini dikarenakan ukuran rahim dan kondisi genetik yang berbeda.
John J Rasweiler IV, Profesor di State University of New York mengatakan jika seluruh primata akan mengalami menstruasi. Karena hal tersebut akan membantu proses reproduksinya. [] Dyta Wahyuning Asri
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah