Almuhtada.org – Membahagiakan kedua orang tua merupakan salah satu bentuk birul walidain yang mengandung banyak keutamaan di dalamnya.
Selain itu, sebagai seorang anak, kita pasti ingin melihat kedua orang tua kita tersenyum bahagia atas perlakuan yang kita berikan kepada mereka, sebagaimana mereka ingin kita bahagia dari dalam lubuk hati mereka.
Membahagiakan kedua orang tua memiliki keutamaan yang sangat besar. Keutamaan-keutamaan tersebut merupakan kesempatan besar dari Allah SWT yang hanya datang sekali.
Hal tersebut berarti bahwa kita tetap dapat membahagiakan kedua orang tua yang telah meninggal dunia dengan cara mendoakan mereka secara rutin, namun mengasihi serta membahagiakan mereka ketika masih hidup merupakan kesempatan berharga yang hanya datang sekali seumur hidup.
Membahagiakan kedua orang tua tergolong dalam amalan dengan keutamaan yang luar biasa besar. Keutamaan dari membahagiakan kedua orang tua meliputi :
- Jaminan masuk ke dalam surga
Barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan cara membahagiakan mereka, maka orang tersebut akan mendapatkan jaminan untuk masuk ke dalam surga. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadist, dari Abu Darda R.A., Rasulullah SAW bersabda :
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Artinya : ” Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” (H.R. Tirmidzi)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa pintu menuju surga adalah kedua orang tua. Apabila seseorang dapat menjaga ‘pintu’ tersebut dengan cara berbakti kepada kedua orang tua, maka ia dipastikan masuk ke dalam surga. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang menyia-nyiakan ‘pintu’ tersebut, maka ia termasuk orang yang rugi.
Seseorang yang menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan jaminan masuk surga dengan cara berbakti kepada kedua orang tua juga dijelaskan dalam suatu hadist riwayat Muslim. Hadist tersebut berbunyi :
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina. Orang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga” (H.R. Muslim No. 2551)
Hadist tersebut menekankan pada betapa hinanya seseorang yang tidak masuk surga meskipun orang tersebut masih memiliki kedua orang tua maupun salah satu dari mereka yang hidup di usia senja.
Dalam hadist tersebut, seseorang yang tidak masuk surga dapat diasumsikan sebagai seseorang yang tidak berbakti (menelantarkan) kedua orang tuanya maupun salah satu dari mereka dalam keadaan rentan dan lemah, meskipun kedua orang tua telah mengorbankan segala yang mereka punya untuk merawat serta membesarkannya. Sungguh, orang-orang tersebut termasuk dalam golongan orang-orang yang sangat hina dan rugi.
- Membahagiakan kedua orang tua termasuk amalan yang utama di sisi Allah SWT.
Dalam suatu hadist, dijelaskan mengenai amalan-amalan yang utama di sisi Allah SWT. yang mencakup amalan berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan, dalam hadist tersebut juga dijelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang lebih utama daripada jihad di jalan Allah SWT. Hadist tersebut berbunyi :
Dari Abdullah bin Mas’ud R.A., dia berkata :
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ:
Artinya : “Aku pernah tanyakan kepada Rasulullah SAW., “Amal apakah yang paling dicintai Allah ?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” “Lalu apa lagi ?” Tanyaku. Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lebih lanjut, kutanyakan, “Lalu apa lagi ?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Secara tersirat, hadist tersebut menjelaskan bahwa kedudukan amalan berbakti kepada kedua orang tua lebih tinggi daripada jihad di jalan Allah SWT. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua yang dapat dilakukan dengan cara membahagiakan mereka.
- Segala urusan di dunia dan di akhirat akan dipermudah oleh Allah SWT.
Dengan membahagiakan kedua orang tua, segala urusan yang dihadapi baik di dunia maupun di akhirat akan dipermudah oleh Allah SWT.
Hal tersebut disebabkan karena ridho Allah SWT. tergantung ridho kedua orang tua sedangkan murka Allah SWT. tergantung pada murka kedua orang tua. Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadist riwayat Tirmidzi yang berbunyi :
“Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan penjelasan dan hadist tersebut, dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang membahagiakan kedua orang tuanya maka segala urusan yang ia hadapi akan dirihoi dan dipermudah oleh Allah SWT., begitu pula sebaliknya. Apabila seseorang menyakiti hati kedua orang tuanya, maka murka Allah SWT. akan menimpanya.
Selain keutamaan di atas, masih banyak keutamaan lainnya yang terkandung dalam amalan membahagiakan kedua orang tua. Berdasarkan penjabaran serta penjelasan di atas, dapat diambil hikmah dan pelajaran agar selalu berusaha yang terbaik demi membahagiakan kedua orang tua.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mematuhi segala perintah kedua orang tua (selama tidak bertentangan dengan ajaran Allah SWT.), memperlakukan mereka dengan sopan dan halus, selalu memberikan perhatian kepada mereka, menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka, dan cara yang lainnya. Bahkan, kedua orang tua pasti merasa bahagia hanya dengan melihat anaknya menjalani hidup dengan bahagia.
Sekian artikel yang dapat saya tulis. Mohon maaf apabila artikel yang saya tulis memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Saya berharap, artikel ini dapat memotivasi pembaca untuk lebih menghargai waktu yang mereka habiskan bersama kedua orang tua dengan cara berusaha membahagiakan mereka. [] Muhammad Khoirul Anwar
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah