Menuntut Ilmu Tak Lekang Waktu

Oleh: Fafi Masiroh

Mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu adalah salah satu kenikmatan yang harus selalu disyukuri. Kegiatan dalam menuntut ilmu sudah barang tentu akan memberikan berbagai kebaikan bagi penuntut ilmu. Orang yang dulunya belum bisa membaca al quran, ketika ia menuntut ilmu maka seiring berjalannya waktu ia bisa membaca Al Quran, bahkan mampu memahami kandungan pada ayat ayat Al Quran untuk diimplikasikan dalam kehidupan kesehariannya. Orang yang belajar kesehatan kelak ia akan mengetahui apa apa yang belum ia ketahui, memberikan bantuan ketika teman sakit. Kesempatan menutut ilmu adalah salah satu kesempatan langka terlebih bagi orang orang yang barang kali sudah terlalu sibuk perkara harta dan tahta.

Dalam menuntut ilmu, terdapat suatu ungkapan yang sudah cukup terkenal yaitu, “Jika belajar, selalulah menjadi layaknya gelas kosong yang tak pernah penuh”. Ungkapan tersebut kerap kali diartikan bahwa sebagai penuntut ilmu ketika sedang belajar, sebaiknya selalu merasa bahwa ia layaknya gelas kosong yang selalu bersedia diisi air. Bahwa ketika belajar harus selalu disertai rasa haus terhadap ilmu, keinginan untuk selalu belajar, menambah berbagai wawasan baru serta memperluas pengetahuan. Ketika penuntut ilmu layaknya gelas yang sudah terisi penuh, maka ia akan merasa bahwa ilmunya sudah cukup, tidak memerlukan ilmu baru lainnya. Sehingga hal tersebut mampu mendorongnya untuk menjadi orang yang angkuh, yang sombong, yang enggan memiliki semangat tinggi dalam belajar dan tidak dapat dipastikan ilmu tersebut mampu masuk ke hati.

Baca Juga:  Bencana di Awal Tahun 2021

Lain halnya ketika dalam menuntut ilmu, penuntut ilmu tersebut menganggap dirinya layaknya gelas kosong. Maka ia akan merasa selalu kurang dalam suatu ilmu, selalu ingin memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya. Sehingga sikap tersebut mampu mendorongnya untuk memiliki sifat rendah hati, yang senantiasa selalu menghargai setiap orang supaya ia mempu mendapatkan ilmu dan wawasan baru. Sebuah gelas kosong, ketika diisi air jernih maka akan terlihat jernih. Ketika diisi air susu ataupun kopi, ia pun akan dipenuhi susu ataupun kopi. Hal yang terpenting saat menjadi layaknya gelas kosong, ia mampu dituangkan ilmu apapun dan akan selalu dalam kebaikan jika ia tetap hati hati dalam apapun isi yang dituangkan dalam gelas tersebut. Penuntut ilmu yang merasa layaknya gelas kosong akan selalu semangat dalam belajar, sehingga ia akan membutuhkan waktu yang semakin penjang dalam memperluas pengetahuannya.

Seperti dalam suatu maqolah, bahwa salah satu di anata enam hal yang mampu membantu penuntut ilmu untuk mendapatkan keberhasilan dalam menuntut ilmu adalah dengan belajar dalam waktu yang panjang. Artinya, ia merasa butuh waktu yang cukup lama lagi untuk lebih memahami suatu ilmu serta memperluas pengetahuannya. Dengan begitu, akan semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang ia dapatkan ketika belajar untuk kemudian dijadikan sebagai bekal dalam kehidupan ke depannya.

Baca Juga:  Hidupmu yang Gini-Gini Aja, Bisa Jadi Adalah Cita-Cita Hidup Seseorang

Oleh karena itu, ketika ia merasa layaknya gelas kosong, dengan rasa semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, ia akan turut merasakan bahwa menuntut ilmu tak pernah lekang oleh waktu. Bersedia menuntut ilmu di manapun, kapanpun serta dengan siapapun untuk membantunya menjadi manusia yang lebih bersyukur dan selalu dalam kebaikan.

Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang .

Related Posts

Latest Post