Mengenal Syekh Nawawi Al- Bantani, Sosok Ulama Bertaraf Internasional

Lukisan Syekh Nawawi Al- Bantani

Almuhtada.org – Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok ulama asal Banten yang menjadi Imam Masjidil Haram. Beliau adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi bin Jamad bin Janta bin Masbuqil Al-Bantani. Biasa dikenal nama Syekh Nawawi Al-Bantani.

Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang berasal dari Banten. Beliau lahir pada tahun 1230 Hijriyah atau 1815 Masehi di Kampung Tanara, desa Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Beliau kemudian wafat pada tahun 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi di tanah suci makkah dan dimakamkan di Ma’la.

Syekh Nawawi termasuk seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab. Karangan kitab beliau tidak kurang dari 115 karya, mencakup beberapa disiplin ilmu yakni; ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Beberapa karya beliau yang terkenal hingga saat ini adalah kitab Tafsir al- Munir, Nashaihul Ibad, Kasyifatus Saja, dan Nihayatul Zayn

Sejak menginjak usia lima tahun, Syekh Nawawi sudah mulai belajar ilmu agama tentang  fiqih, tauhid, al- Qur’an dan tafsir. Ketika usianya belum genap menginjak lima belas tahun, beliau telah mengajari ilmunya kepada banyak orang disekitarnya. Ketika sudah menginjak usia lima belas tahun, Syekh Nawawi pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu kepada sejumlah ulama yang Masyhur saat itu.

Baca Juga:  Kisah Nabi Musa AS Berguru Kepada Nabi Khidir AS

Setelah menghabiskan tiga tahun untuk menimba ilmu di Mekkah, Syekh Nawawi kemudian kembali ke Indonesia. Di Indonesia, beliau menyaksikan perilaku yang kurang manusiawi dari pemerintahan Hindia Belanda.  Pemerintah Hindia Belanda melakukan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan terhadap rakyat Indonesia.

Melihat kondisi Banten saat itu, disitulah gelora ijtihad Syekh Nawawi muncul, yang kemudian dilanjutkan dengan aksi dakwah beliau kepada mayarakat Banten untuk mengobarkan perlawanan terhadap masyarakat Belanda. Kegigihan Syekh Nawawi dalam melawan penjajahan membuatnya menjadi buronan Belanda. Hingga akhirnya penjajah Belanda berusaha untuk mengusir beliau dari tanah Banten. Dari situ beliau kembali dan menetap di Mekkah untuk memperdalam ilmunya.

Kemasyhuran Syekh Nawawi Al-Bantani berawal ketika beliau menetap dan mengajar di Syi’ib Ali, Mekkah. Di Mekkah, beliau mengajarkan ilmunya kepada beberapa murid dari beragai penjuru dunia. Nama beliau semakin masyhur ketika ditunjuk sebagai Imam Masjidil haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib Al- Syambasi atau biasa dikenal dengan sebutan Syekh Ahmad Khatib Al- Minangkabawi.

Karena kemasyhurannya dengan segala kemampuan yang beliau miliki, Syekh Nawawi dijuluki dengan sebutan Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin ulama Hijaz), al- Imam al- Muhaqqiq wa al-Fahhamah al- Mudaqaiq (Imam yang mumpuni ilmunya), A’yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar il al-Hijrah (Tokoh ulama abad 14 Hijriyah), dan Imam Ulama al- Haramain (Imam ulama dua kota suci).

Baca Juga:  Ragam Karakteristik Pada Ulama

Syekh Nawawi memiliki beberapa karomah, diantaranya yakni jari telunjuknya yang dapat bersinar dan dapat dijadikan sebagai lampu penerang, bisa melihat ka’bah dari tempat yang jauh, shalat di dalam mulut ular besar, dan juga jasadnya yang masih utuh hingga saat ini.

Melalui Syekh Nawawi banyak hal yang bisa kita teladani dalam menjalanin kehidupan. Salah satunya adalah belajar dengan gigih dan tekun. []Nayla Syarifa

 

Related Posts

Latest Post