almuhtada.org – Pernahkah sobat almuhtada mengalami pakaian yang digantung di kamar mandi tiba-tiba jatuh ke lantai? Spontan biasanya muncul rasa was-was: “Waduh, ini bajunya jadi najis nggak ya?” Pertanyaan ini sering muncul karena kita terbiasa menganggap kamar mandi identik dengan najis. Nah yuk simak artikel berikut ini!
Dalam Qawa’id Fiqhiyah (Kaidah Fiqh Kesebelas) yang berbunyi:
اْلأَصْلُ بَقَاءُ مَا كَانَ عَلَى مَا كَانَ, وَالْيَقِيْنُ لاَ يَزُوْلُ بِالشَّكِّ
Artinya: “Hukum asal segala sesuatu adalah suci, sampai terbukti adanya najis”. Jika dikaitkan dengan pakaian yang jatuh di kamar mandi berarti hukumnya belum tentu najis. Jikalau hanya menyentuh lantai yang bersih, terkena cipratan air biasa, atau sekadar basah karena percikan maka statusnya tetap suci. Sesuatu tersebut baru menjadi najis jika benar-benar terkena benda najis yang jelas seperti air kencing, darah, atau kotoran lainnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Muddatsir ayat 4:
وَثِيَا بَكَ فَطَهِّرْ
Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu,”
Dalam ayat ini, mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakan terkhusus ketika hendak beribadah harus dalam keadaan suci. Menjaga kebersihan pakaian adalah syarat sah dalam ibadah. Namun, jika tidak ada bukti nyata najis maka kita tidak boleh menganggapnya najis.
Dengan demikian, sesuatu yang jatuh di kamar mandi tidak otomatis najis. Hukum asalnya tetap suci, kecuali ada bukti yang jelas bahwa baju itu terkena najis. Agama islam mengajarkan untuk selalu hati-hati dalam menjaga kebersihan, tapi tidak berlebihan sampai menyulitkan diri sendiri. Jadi kalau pakaian yang jatuh di kamar mandi dan tidak ada tanda najis, tetap dapat memakainya untuk shalat. Hal terpenting adalah selalu ingat dalam menjaga pakaian, hati, dan diri untuk tetap bersih. [Neha Puspita Arum]
