Almuhtada.org – Suatu hari, Nabi Musa A.S bertanya kepada Allah SWT tentang siapa manusia yang akan menjadi sahabatnya di surga.
Lalu Allah SWT menjawab bahwa orang yang akan menjadi sahabat Nabi Musa A.S ketika di surga adalah seorang pemuda penjual daging yang tinggal di suatu desa.
Karena penasaran, Nabi Musa A.S akhirnya pergi ke desa tersebut, disana ia bertemu dengan pemuda penjual daging tersebut.
Nabi Musa A.S memperhatikan pemuda tersebut dari kejauhan, ia tampak seperti pemuda pada umumnya, tidak ada yang spesial darinya. Ia sangat penasaran dengan amalan yang dilakukan pemuda tersebut hingga ia kelak akan menjadi sahabatnya di surga.
Setelah lama memperhatikan dari kejauhan, Nabi Musa A.S menyadari ada sesuatu yang aneh dengan pemuda tersebut. Pemuda tersebut membawa kotak yang cukup besar. Setiap kali membuka kotak tersebut sang pemuda selalu tersenyum.
Karena rasa penasarannya, akhirnya Nabi Musa A.S menghampiri pemuda tersebut dan bertanya kepadanya apakah ia boleh ikut pulang bersamanya.
Pemuda tersebutpun mengizinkan Nabi Musa A.S ikut bersamanya, tanpa mengetahui bahwa seseorang yang pulang bersamanya adalah seorang nabi.
Setelah tiba dirumah pemuda tersebut, Nabi Musa A.S sama sekali tidak melihat keistimewaan didalamnya, sama seperti rumah – rumah pada umumnya.
Ketika Nabi Musa A.S sedang beristirahat pemuda tersebut meminta izin untuk meninggalkan Nabi Musa A.S sebentar karena ada hal yang harus dilakukan.\
Mengetahui hal tersebut, Nabi Musa A.S mempersilakan pemuda tersebut meninggalkannya. Ternyata pemuda tersebut membuka kotak besar yang ia bawa bersamanya ke pasar tadi.
Nabi Musa A.S memperhatikan dengan seksama, dan sangat terkejut ketika mengetahui jika isi dari kotak tersebut adalah ibu dari pemuda tersebut yang telah tua dan renta.
Pemuda tersebut membuka kotak itu dengan perlahan dan mengeluarkan ibunya dengan hati – hati. Pemuda tersebut memberi makan ibunya dengan makanan yang telah dilumatkan.
Dengan penuh kesabaran dan kelembutan pemuda tersebut menyuapi ibunya. Setelah selesai makan, ibunya berdoa “Semoga kelak engkau menjadi sahabat Nabi Musa A.S di surga”.
Mendengar do’a tersebut, akhirnya Nabi Musa A.S mengetahui alasan Allah SWT memilih pemuda tersebut untuk menjadi sahabatnya di surga kelak, karena ia sangat berbakti kepada ibunya.
Birrul Walidayn atau berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amalan yang sangat Allah SWT cintai, Abdullah bin Mas’ud R.A bertanya kepada Rasulullah SAW :
“Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah SWT?”, Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Shalat tepat pada waktunya”, “lalu apa lagi?” lanjutnya. Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” “Kemudian apa lagi?” Maka beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). []Aulia Cassanova