Renungan dari ayat Al-Furqon dan Al-Sajdah, Menuruti Hawa Nafsu: Jalan Menuju Kesengsaraan dan Berpaling dari Jalan Petunjuk Allah SWT: Awal dari Kesengsaraan

Ilustrasi menggambarkan seorang pria muslim yang sedang merenung dengan memegang kitab suci Al-Qur’an di tangannya. berada di persimpangan jalan: dimana satu jalan penuh dengan cahaya Ilahi menuju tempat yang damai, sementara jalan lainnya penuh kegelapan dan juga berliku menuju ke dalam jurang yang suram (Dok.Pribadi - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada kedua pilihan ini yaitu dengan mengikuti hawa nafsu atau dengan menaati jalan petunjuk dari Allah SWT. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an banyak sekali memberikan kepada kita semua peringatan agar kita tidak mudah tergoda oleh hawa nafsu yang dapat menyesatkan dan menjauhkan kita dari Allah SWT. Misalnya saja, di dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat yang ke-43 dan juga Surat Al-Sajdah ayat yang ke-22, yang mengingatkan kepada kita semua untuk selalu menjadikan Kitab Suci Al-Qu’an yang diturunkan Allah SWT. melalui Nabi Muhammad SAW. sebagai panduan dan juga jalan petunjuk hidup  kita semua agar terhindar dari kebinasaan dan juga kesengsaraan. Berikut penjelasannya:

Pertama, Surat Al-Furqon ayat ke-43 yang artinya:

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”

Ayat ini menjelaskan kepada kita semua bagaimana kalau kita terlalu sering selalu menuruti hawa nafsu, hal itu bisa mengarahkan diri kita kepada hal yang tidak baik dan sering terjadi ketika kita lebih mengutamakan kepentingan pribadi, contohnya seperti mengejar kehidupan dan juga kesenangan duniawi, harta, jabatan atau kekuasaan, tanpa memperdulikan batasan moral dan juga nilai-nilai ajaran Agama Islam. Allah SWT. mengingatkan kepada kita semua bahwa barangsiapa yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya yang mengatur dan juga mengendalikan kehidupannya sehari-hari maka telah melepaskan dirinya dari nilai-nilai ketuhanan dan juga lebih memilih jalan yang membawanya kepada jalan kehancuran.

Kedua, Surat Al-Sajdah ayat ke-22 yang artinya:

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa.”

Baca Juga:  Kisah Inspiratif tentang Privilege Keluarga Saleh dalam Islam

Ayat ini juga Allah SWT. menjelaskan kepada kita semua mengenai konsekuensi jika kita berpaling dari jalan petunjuk Allah SWT. Apabila salah satu dari kita telah mengetahui kebenaran akan tetapi memilih untuk mengabaikannya dan tidak memperdulikannya maka dianggap sebagai orang paling zalim yang pada akhirnya membawa pada kesengsaraan dan juga penderitaan, baik  dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Kemudian kaitannya dalam Keseharian hidup kita semua yaitu sebagai berikut:

Untuk memahami makna dari kedua ayat diatas lebih dalam lagi, penting bagi kita semua untuk melihat bagaimana kedua ayat tersebut saling melengkapi satu sama lain. Perlu kita ketahui bersama bahwasanya, Qur’an Surat Al-Furqon ayat ke-43 yang mengingatkan kepada kita semua untuk tidak menjadikan hawa nafsu yang ada pada diri kita semua sebagai petunjuk ataupun panduan dalam hidup kita, sedangkan di dalam Qur’an Surat Al-Sajdah ayat ke-22 yang memperingatkan kepada kita semua mengenai konsekuensi dari berpaling dari Kitab Suci Al-Qur’an sebagai jalan petunjuk dari Allah SWT. Apabila kita semua tidak bisa mengontrol dan juga mengendalikan hawa nafsu yang ada pada diri kita masing-masing, maka kemungkinan besarnya maka kita akan berpaling dari petunjuk-Nya yang sudah jelas kebenarannya dan tidak ada satupun keraguan di dalamnya.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu perilaku konsumtif, yang mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Ketika seseorang terlalu mementingkan gaya hidup yang mewah dan bermegang-megahan, maka mereka lebih cenderung mengabaikan pentingnya akan bersedekah atau pun dalam membantu sesama. Mereka melupakan bahwa sejatinya rezeki yang telah diberikan dari Allah SWT. seharusnya digunakan untuk beramal kebaikan di jalan Allah SWT, bukan hanya digunakan untuk memenuhi keinginan pribadi saja. Maka, sikap ini merupakan bentuk dari mengutamakan hawa nafsu yang dapat menjauhkan diri kita semua dari rahmat Allah SWT.

Selain itu, contoh dalam kehidupan sehari-hari lainnya yaitu dengan berpaling dari peringatan Allah SWT. yang sering terjadi ketika salah seorang dari kita memilih untuk tetap berada dalam kebiasaan buruk meskipun sudah diberi nasihat yang baik. Misalnya saja, ketika salah seorang dari kita yang telah diberikan nasihati yang baik untuk meninggalkan kebiasaan berjudi atau kebiasaan buruk lainnya akan tetapi salah seorang dari kita tetap melakukannya. Maka, perilaku ini tidak hanya akan mendatangkan kerugian secara finansial, akan tetapi juga menambah penderitaan mental dan juga spiritual.

Untuk menghindari kebinasaan dan juga kesengsaraan yang disebutkan di dalam kedua ayat ini, maka kita semua perlu melakukan beberapa langkah konkrit dan nyata sebagai berikut ini:

Baca Juga:  Keutamaan Semangka, Benarkah Semangka Buah dari Surga?

Pertama, Memperkuat Keimanan. Salah satu cara atau langkah terbaik untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri kita yaitu dengan memperkuat keimanan yang ada di dalam hati kita kepada Allah SWT. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara melalui shalat, kemudian dengan membaca Kitab suci Al-Qur’an, dan juga tidak lupa untuk senantiasa berdzikir. Ketika hati kita semua sudah dipenuhi dengan keimanan, maka InsyaAllah kita semua akan lebih mudah dalam mengendalikan hawa nafsu dan juga tetap berada pada jalan yang benar, Aamiin.

Kedua, Meningkatkan Kesadaran Diri. Penting bagi kita semua untuk senantiasa selalu introspeksi diri kita masing-masing dan juga mengingat konsekuensi dari setiap apapun tindakan yang kita lakukan setiap harinya. Kemudian juga dengan memahami dampak negatif yang ditimbulkan dari berpaling petunjuk Allah SWT. maka, kita semua akan lebih termotivasi untuk tetap taat kepada-Nya. Sehingga menjadikan diri kita semua lebih termotivasi untuk tetap berada dalam ketaatan di jalan -Nya.

Ketiga, Lingkungan yang Supporti. Mengelilingi diri kita semua dengan lingkungan yang supportif akan nilai-nilai spiritual maka bisa membantu diri kita semua tetap berada di jalan yang lurus dan juga benar. Lingkungan yang baik juga dapat membantu diri kita semua untuk tetap istiqamah atas petunjuk Allah SWT. Kemudian juga dengan bergaul dengan orang-orang yang taat beragama maka akan memberikan memotivasi kepada diri kita semua untuk selalu berada di jalan yang benar sesuai dengan petunjuk Allah SWT. di dalam Kitab Suci Al-Qur’an.

Keempat, Menghindari Situasi atau Keadaan yang Memicu Hawa Nafsu. Langkah preventif yang perlu kita lakukan juga menjadi suatu hal yang penting. Jika diri kita mengetahui bahwa suatu situasi atau keadaan yang dapat memicu hawa nafsu, seperti halnya lingkungan kerja yang tidak etis atau pun media sosial yang penuh dengan konten negatif dan juga menyebarkan kebohongan, maka kita harus membentenginya dan juga berusaha untuk menghindarinya.

Jadi, di dalam Qur’an Surat Al-Furqon ayat yang ke-43 dan juga Qur’an Surat Al-Sajdah ayat yang ke-22 memberikan pelajaran berharga kepada diri kita semua mengenai pentingnya menjadikan Allah SWT. sebagai sumber dari segala sumber kehidupan dan juga menjauhkan diri serta mengengkang diri kita semua dari hawa nafsu yang senantiasa membelenggu. Kedua ayat tersebut mengajarkan kepada kita semua bahwasanya jalan menuju sebuah kebahagiaan yang sejati yaitu dengan menaati jalan petunjuk Allah SWT. melalui Kitab Suci Al-Qur’an dan juga menghindari tindakan yang beresiko berpaling dari-Nya.

Baca Juga:  Kisah Pedagang Tahu yang Menginspirasi: Tentang Takdir yang Allah Kendali

Maka dari itu penting untuk senantiasa merenungkan kedua ayat ini, kita semua diingatkan untuk senantiasa introspeksi diri dan juga berusaha memperbaiki diri kita semua menjadi lebih baik dan lebih baik lagi agar terhindar dari kesesatan. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan hamba yang selalu menjadikan Allah SWT. sebagai panduan utama dalam hidup melalui Kitab Suci Al-Qur’an, Aamiin.  Semoga Bermanfaat. [] Alfian Hidayat

Editor: Raffi Albari

Related Posts

Latest Post