Dasar Akidah Islam yang Penting untuk Dipahami oleh Setiap Muslim

Ilustrasi Anak sedang belajar Akidah (Pinterest.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Agama Islam adalah sebuah sistem kepercayaan yang kaya dan mendalam, mengandung berbagai ajaran bagi para pemeluknya. Namun, ada dua aspek fundamental dalam akidah Islam yang harus dipegang teguh sepanjang hayat. Apa sajakah itu?

Dalam konteks agama, istilah ‘akidah’ merujuk pada fondasi kepercayaan. Sebelum melaksanakan setiap amal perbuatan yang berkaitan dengan agama, seseorang harus memiliki akidah yang benar.

Dalam karya *Aqidah Islam: Landasan Utama dalam Beragama* oleh Muhammad Rahmat Al-Hidayat dan Ulfiani Rahman, diungkapkan bahwa segala amal tanpa dasar akidah yang benar tidak akan diterima oleh Allah SWT; amal tersebut akan sia-sia belaka.

Oleh karena itu, setiap individu yang mengaku sebagai Muslim wajib memahami esensi akidah Islam agar menjadi seorang mukmin yang baik dan diakui oleh-Nya.

Lantas, apa saja dasar akidah Islam yang harus diyakini oleh setiap Muslim? Mari kita simak penjelasan berikut.

Baca Juga:  Ternyata Ada 5 Jenis Investasi Dalam Agama Islam, Apa Saja?

Pengertian Akidah Islam

Secara etimologis, ‘akidah’ berasal dari kata dalam bahasa Arab “عقد” (ʿaqd), yang berarti ikatan atau perjanjian. Dengan demikian, akidah dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengikat hati, di mana hati seseorang terikat padanya.

Dalam pengertian yang lebih luas, akidah adalah keimanan yang kuat dan pasti, tanpa sedikit pun keraguan bagi mereka yang meyakininya. Keyakinan ini tertanam dalam lubuk hati, sehingga tidak mungkin berpaling darinya.

Berdasarkan penjelasan ini, akidah Islam merujuk pada keyakinan yang kokoh dan tanpa keraguan terhadap Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir-Nya.

Oleh karena itu, jika seorang Muslim mengaku beriman tetapi tidak percaya pada salah satu dari hal-hal tersebut, maka bisa dipastikan bahwa akidah dalam hatinya belumlah benar.

Rasulullah SAW bersabda, akidah itu tidak cukup hanya berkeyakinan dalam hati saja, namun juga harus direalisasikan melalui perbuatan.

الإيمانُ مَعْرِفَةٌ بِالقَلْبِ، وَقَوْلُ بِالنِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ

Iman itu diucapkan dengan lisan, diyakini dengan hati, dan diamalkan dengan perbuatan. (HR. Ibnu Majah dan At-Thabrani)

Lalu, apa saja dasar akidah Islam yang perlu dipelajari?

Sebagai seorang Muslim, sangat penting untuk memahami dan mengamalkan akidah Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesesatan, perilaku yang tercela, serta terhindar dari ancaman neraka.

Oleh karena itu, setiap Muslim harus senantiasa meneguhkan diri pada pondasi ajaran agama ini. Dasar akidah Islam terletak pada Al-Qur’an dan hadits.

Allah SWT sudah menjelaskan dasar-dasar akidah Islam dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Seperti halnya pada surat Al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Selain itu, prinsip dasar akidah Islam selanjutnya terletak pada keyakinan terhadap ucapan, tindakan, dan teladan Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya, Rasulullah SAW adalah utusan Allah, dan segala sesuatu yang beliau lakukan adalah sesuai dengan petunjuk-Nya.

Baca Juga:  Hukum Pajak Menurut Agama Islam : Haram atau Tidak jika Diberlakukan oleh Umat Muslim?

Apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, baik perintah maupun perilaku, dikenal sebagai hadits. Melalui hadits-hadits ini, seorang Muslim dapat mendalami ilmu-ilmu agama yang mungkin belum dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Inilah esensi dari prinsip akidah Islam

Untuk memperjelas, berikut ini adalah beberapa prinsip akidah Islam yang dapat disampaikan oleh detikHikmah.

  1. Pengakuan Terhadap Keberadaan Allah SWT Sebagai Satu-Satunya Yang Berhak Disembah

Prinsip dasar akidah Islam yang pertama adalah pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang berhak untuk disembah. Setiap individu seyogianya tidak mencari Tuhan kepada selain-Nya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 164 yang berbunyi:

“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Apakah aku pantas mencari tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu? Setiap orang yang berbuat dosa, maka dirinya sendirilah yang akan bertanggung jawab. Tidak ada seorang pun yang akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmu lah kamu kembali, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan. ‘”

  1. Tidak Mencari Wali atau Penolong Selain Allah SWT

Prinsip kedua dalam akidah Islam adalah larangan untuk mencari wali atau penolong selain Allah SWT. Dalam ajaran Islam, tidak diperbolehkan bagi pengikutnya untuk mengakui Allah SWT sebagai Tuhan, sementara dalam hati mereka memberikan loyalitas atau cinta kepada selain-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-An’am ayat 14 yang berbunyi,

قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَسْلَمَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ١٤

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah selain Allah, Pencipta langit dan bumi serta Dia memberi makan dan tidak diberi makan, akan aku jadikan sebagai pelindung?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang pertama yang berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.”

Baca Juga:  Doa Ketika Turun Hujan
  1. Tidak Mencari Hakim selain Allah SWT

Hal ini sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah Al-An’am ayat 114 yang berbunyi,

اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا ۗوَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْلَمُوْنَ اَنَّهٗ مُنَزَّلٌ مِّنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ ١١٤

Artinya: Maka, apakah (pantas) aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (dengan penjelasan) secara terperinci? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui (bahwa) sesungguhnya (Al-Qur’an) itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. [] Azizah Fiqriyatul Mujahidah

Editor: Raffi Albari

Related Posts

Latest Post