Almuhtada.org – Sebagai mahasiswa, kompetisi adalah kesempatan berharga untuk mengasah kemampuan, membangun relasi, dan memperluas pengalaman. Namun, bagaimana cara kita menyikapi kompetisi dengan tepat? Dalam Islam, kita diajarkan untuk berkompetisi secara sehat, dengan niat yang tulus, usaha yang maksimal, dan menjaga akhlak mulia.
Langkah pertama adalah meluruskan niat. Ikhlaskan hati bahwa tujuan utama mengikuti kompetisi adalah untuk belajar, mengembangkan potensi, dan memberikan manfaat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari). Niat yang benar akan membawa keberkahan dalam setiap usaha kita.
Kedua, persiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Ikhtiar maksimal adalah wujud tanggung jawab kita kepada Allah atas talenta yang telah diberikan. Jangan lupa untuk berdoa, memohon petunjuk dan kemudahan dari-Nya. Allah berfirman, “Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al-Baqarah: 45). Perpaduan usaha dan doa adalah kunci kesuksesan.
Ketiga, bersikap sportif dan rendah hati. Dalam kompetisi, kejujuran dan menghormati peserta lain adalah keharusan. Ketika berhasil, syukuri dengan tidak sombong. Ketika kalah, terimalah dengan lapang dada dan jadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran. Sebab, sejatinya Allah tidak melihat hasil, melainkan proses yang kita lakukan.
Terakhir, sadari bahwa kompetisi hanyalah sarana, bukan tujuan hidup. Sebagai mahasiswa, kita perlu tetap fokus pada pembelajaran dan kontribusi nyata untuk masyarakat. Jangan sampai ambisi memenangkan perlombaan membuat kita melupakan tanggung jawab sebagai seorang pelajar dan muslim.
Demoga catatan ini bisa menjadi pengingat agar kita selalu berkompetisi dengan cara yang diridhai Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi. Doakan ya teman-teman, semoga saya bisa lolos PIMNAS. Aamiin. [] Nevia Anggriya
Editor: Raffi Albari
