Almuhtada.org – Nabi Khidir adalah nabi yang amat misterius dan berbeda dengan nabi yang, informasi mengenai nabi Khidir masih samar-samar ada yang berpendapat nabi Khidir akan hidup sepanjang zaman sampai kiamat ada pula yang berpendapat nabi Khidir sudah wafat, selain itu keberadaan nabi Khidir sampai saat ini masih misterius nabi Khidir juga memiliki kisah yang tidak biasa, berikut ini adalah beberapa kisah tersebut :
Kisah nabi Khidir yang satu ini merupakan kisah yang paling banyak di ketahui umat islam. Suatu hari ketika nabi Musa berkhutbah di depan kaumnya, ada seorang kaum dari Bani Israil yang bertanya kepada beliau “wahai Musa, siapakah orang yang paling alim dan pintar sekarang ini?”
Nabi Musa pun menjawab “aku”, Allah yang maha mengetahui menegur nabi Musa atas khilafnya, Allah bersabda bahwa ada seseorang yang lebih beriman daripada nabi Musa, orang tersebut berada di pertemuan dua buah lautan, mendengar hal itu nabi Musa pun langsung mencari orang tersebut di tempat yang dimaksud guna mempelajari ilmu apa yang sekiranya belum diketahui oleh beliau.
Sesampainya nabi Musa di tempat itu beliau pun bertemu dengan orang tersebut yang tak lain tak bukan merupakan nabi Khidir, setelah nabi Musa menghampiri nabi Khidir beliau pun berkata “Wahai orang bijak, bolehkah aku mengikutimu agar kamu mengajariku sesuatu yang belum aku miliki?”
Namun nabi Khidir menjawab “Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup bersabar ketika belajar bersamaku.” Nabi Musa pun berusaha untuk membujuk nabi Khidir dengan berkata “Insya allah, aku akan berusaha menjadi orang yang sabar sebagaimana kamu inginkan. Aku berjanji.”lalu nabi Khidir berkata “Kau telah berjanji maka janganlah kau bertanya kepadaku sebelum aku menerangkannya.”
Singkat cerita setelah nabi Khidir menyetujui nabi Musa mereka pun pergi ke suatu pantai, disana mereka menumpang sebuah perahu layar milik seorang nelayan. Dan setelah perahu itu tiba di tujuannya nabi Khidir secara tiba tiba mengusir nelayan itu seolah tanpa alasan lalu beliau tanpa ragu-ragu melubangi kapal itu supaya tenggelam .
Nabi Musa yang terkejut seketika berkata “Wahai sahabat, mengapa kau rusak perahu nelayan ini. Sesungguhnya kau telah melakukan perbuatan tercela.” Lalu nabi Khidir pun berkata “Bukankah kau telah berjanji untuk tidak bertanya, dan kau harus bersabar.” Mendengar itu nabi Musa pun pasrah dan meminta maaf, setelah suasana kembali tenang mereka berdua pun kembali melanjutkan perjalanan.
Di tengah perjalanan mereka berdua bertemu dengan seorang anak kecil, dan lagi-lagi nabi Khidir melakukan sesuatu yang tidak terduga, beliau mendekati anak tersebut dan tanpa ragu langsung membunuhnya, sontak nabi Musa pun marah karena hal itu dan berkata “Wahai Sahabat, kau telah melakukan dosa yang teramat besar!. Mengapa kamu membunuh anak yang tidak berdosa ini!!?”
Mendengar itu nabi Khidir lalu berkata dengan suara keras “Bukankah kau berjanji untuk bersabar?. Janganlah kamu mengikutiku kalau kau menyusahkanku dan tidak sabar!!!.” Nabi Musa hanya bisa menunduk dan meminta maaf untuk kedua kalinya dengan berkata “Janganlah kamu memperbolehkan aku untuk mengikuti perjalanan ini apabila aku melanggar janji kembali.” Setelah nabi Musa meminta maaf dan berjanji lagi nabi Khidir pun mengizinkan nabi Musa untuk mengikutinya lagi.
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh mereka berdua sampai di sebuah pemukiman yang mayoritas penduduknya sangat kikir, saat itu mereka berdua sudah merasa haus dan lapar namun tidak ada seorangpun yang mau membantu mereka, singkat cerita mereka pun tiba di ujung jalan, mereka berdua melihat ada sebuah rumah gubuk yang hampir roboh, melihat itu nabi Khidir lalu mengajak nabi Musa untuk memperbaiki rumah gubuk tersebut hingga kokoh kembali.
Ketika masih di tengah-tengah pengerjaan nabi Musa tanpa sengaja betanya lagi untuk yang ketiga kalinya “Wahai sahabat. Mengapa kita memperbaiki gubuk ini? padahal semua penduduknya kikir Semestinya kamu mengambil upah untuk itu.”
Mendengar itu nabi Khidir pun menatap nabi Musa dan berkata “Inilah perpisahan kita. Sebelumnya aku akan menerangkan atas perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar itu.
Perahu layar yang aku rusak itu agar kelak tidak dimiliki oleh seorang raja bengis yang ingin mengambil setiap kapal yang bagus secara paksa.
Lalu anak kecil yang saat itu, jika aku biarkan anak kecil itu hidup jika ia dewasa nanti ia akan merusak keimanan kedua orang tuanya menjadi orang-orang sesat dan Allah pun akan menghendaki untuk menggantikan anak itu dengan anak yang lebih baik.
Adapun aku menegakkan kembali rumah gubuk yang berada di kampung kikir ini, agar pemiliknya yaitu dua orang anak yatim, kelak ketika sudah dewasa nanti mereka bisa menikmati harta yang terpendam di dalam rumah ini sebagai rezeki dari Allah SWT”. [] Dani Hasan Ahmad
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah