Almuhtada.org – Sholat lima waktu merupakan ibadah wajib bagi umat islam. Dalam pelaksanaanya dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah.
Syarat dari sholat yang dilakukan berjamaah adalah adanya imam dan makmum. Imam merupakan pemimpin dalam sholat berjamaah.
Tidak sembarang orang bisa menjadi imam. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang imam sholat berjamaah, seperti yang tercantum dalam hadits Rasulullah SAW berikut:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً، فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً، فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً، فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا
Rasulullah SAW bersabda “yang paling berhak menjadi imam suatu kaum adalah yang paling pandai dalam membaca Al-Quran. Jika mereka setara dalam bacaan al-Quran yang menjadi imam adalah yang paling mengerti tentang sunah Nabi.
Apabila mereka setingkat tentang pengetahuan mengenai sunah Nabi, maka yang paling pertama melakukan hijrah. Jika mereka sama dalam amalan hijrah, maka yang lebih dulu masuk Islam.” (H.R Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, jelas dikatakan jika yang paing berhak menjadi imam adalah mereka yang paling pandai dalam membaca Al-Qur’an.
Terlebih lagi ketika membaca Surah Al-Fatihah, karena Surah Al-Fatihah merupakan salah satu rukun sholat, yang mana sholat tidak sah jika tidak membaca Surah Al-Fatihah.
Lantas bagaimana jika imam kurang fasih dalam membaca Al-Qur’an, terlebih lagi surah Al-Fatihah?
DIlansir dari NU Online, terdapat tiga jenis kesalahan seorang imam dalam membaca Surah Al-Fatihah. Ketiganya memiliki hukum dan ketentuan yang berbeda, sebagai berikut:
- Orang yang tidak mampu membaca huruf dengan benar, seperti tidak sesuai makhrajnya, mengubah suatu huruf menjadi huruf lain, tidak bisa membaca harakat, tasydid, atau mentasydid pada bacaan yang tidak tasydid. Bagi orang yang mampu membaca Al-Fatihah dengan baik, tidak boleh dan tidak sah bermakmum kepada orang tersebut. Sedangkan orang yang memiliki kesalahan yang sama, boleh dan sah untuk berjamaah.
- Orang yang melakukan kesalahan dalam membaca Al-Fatihah yang berdampak mengubah makna, seperti kata “an’amta” berubah menjadi “an’amtu” atau “an’amti”, maka hukum menjadikan orang ini sebagai imam, sama dengan rincian pertama, yaitu tidak sah menjadi imam dari makmum yang mampu membaca dengan baik.
- Orang yang melakukan kesalahan dalam membaca Al-Fatihah, namun tidak berdampak mengubah makna, seperti membaca “alhamdulillahi” menjadi “alhamdulillahu”, maka hukum berjamaah dengannya adalah makruh dan tetap sah. Meski demikian, jika dia sengaja membaca dengan salah, maka hukumnya adalah haram.
Demikianlah penjelasan mengenai hukum bermakmum kepada imam yang tidak fasih bacaanya, semoga bermanfaat. [] Mohammad Rizal Ardiansyah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah