Almuhtada.org – Para Pembaca yang insyaallah dirahmati Allah, seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya Nabi adalah laki-laki mulia yang menjadi utusan Allah.
Nabi Muhammad juga merupakan nabi terakhir yang hatinya telah dibersihkan Allah dari dosa. Dalam suatu firman yakni di Q.S ‘Abasa yang berbunyi:
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ ١ أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ ٢ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ ٣ أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ ٤ أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ ٥ فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ ٦ وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ ٧ وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ ٨ وَهُوَ يَخْشَىٰ ٩ فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ ١٠
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah dating kepadanya (Abdullah bin ummi Maktum).
Dan taukah engkau (Muhammad) barangkali ia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)atau dia ingin mendapatkanpengajaran. Yang memberi manfaat kepadanya? Adapun orang orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar pembesar quraisy), maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya padahal tidak ada cela atasmu kalua dia tidak menyucikan diri (beriman).
Dan Adapun orang yang dating kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut(kepada Allah), sedang engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. (‘Abasa/80:1-10)
Jadi dikisahkan dahulunya Ketika Nabi Muhammad sedang menjamu pembesar kaum musyrik dimana tujuan dari nabi saat itu adalah beliau ingin sekali sang pembesar masuk islam.
Bersamaan dengan itu tibalah seorang tunanetra yang datang menemui nabi untuk belajar agama yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum.
Akan tetapi karena nabi fokus kepada pembesar kaum musyrik tersebut yang kemudian terjadi adalah Nabi Muhammad mengabaikan permintaan dari Abdullah tersebut.
Aisyah berkata, Surat ‘Abasa turun berkenaan dengan ibnu Ummi Maktum, seorang pria buta. Ia menghadap Rasulullah sallahu ‘alaihi wasallam dan berkata “Wahai Rasululla, ajarkan aku agama”.
Kebetulan saat ini Rasul juga sedang menjamu pembesar kaum musyrik dan memusatkan perhatiannya kepada pembesar musyrik itu. Karena Rasul tidak segera menjawab seoranag but aitu bertanya “ Apakah ada yang salah dengan ucapanku?” Nabi menjawab “Tidak”. Dari kisah inilah Surat ‘Abasa diturunkan.
Temen temen jadi sudah tau kan bagaimana surat ‘Abasa diturunkan? Apabila kita ambil pelajaran dari kisah ini kita dapat ambil kesimpulan bahwa kita sebagai manusia harus lebih aware terhadap perilaku sendiri terhadap orang lain bahkan seorang rasul pun mendapat teguran langsung dari Allah, lantas bagaimana dengan kita yang hanya seorang manusia biasa?. [] Adinda Aulia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah