Almuhtada.org – Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kepada kita semua untuk berbuat baik kepada seluruh makhluk hidup yang ada di bumi termasuk hewan dan tumbuhan.
Sebab layaknya manusia hewan dan tumbuhan juga memiliki perasaan. Bahkan, Allah menggambarkan seluruh makhluk yang ada di bumi bertasbih mengingat Allah.
Berkaitan dengan hal tersebut, mengingatkan kita sebagai manusia bahwa Allah sudah memberikan banyak nikmat dan kesempurnaan yang ada dalam diri kita sudah seharusnya kita banyak bertasbih dan bersyukur lebih dari makhluk hidup lainnya.
Kita bisa belajar banyak hal tentang kehidupan dari makhluk hidup dengan mengambil ibrah dari perilaku mereka.
Salah satunya datang dari pengalaman seorang Imam di mesir bernama Ibnu Absad An-Nahwi, dikisahkan bahwa saat itu beliau dan rekan-rekannya sedang makan siang di lantai dua masjid. Kemudian ada seekor kucing yang menghampiri meminta makanan kepada Imam Ibnu Absad dan teman-temannya.
Dan salah satu diantara mereka pun memberikan sedikit makanan pada kucing tersebut. Kucing yang diberikan makanan langsung pergi ke tempat yang jauh. Lalu tak lama kemudian kucing tersebut kembali lagi meminta makanan kepada Imam Ibnu Absad dan teman-temannya.
Dan seperti biasa si kucing akan pergi lagi sambil membawa makanan tersebut. Kejadian ini terus terjadi hingga berulang-ulang kali. Imam Ibnu Absad dan teman-temannya pun keheranan dengan perilaku si kucing.
Mereka berpikir ”aneh sekali kucing ini, dia begitu banyak meminta makanan dan melahap semuanya dengan begitu cepat, apakah itu mungkin?”.
Akhirnya karena rasa penasaran akan tingkah si kucing, mereka pun memberikan segenggam makanan lagi kemudian mengikuti si kucing tersebut. Dilihatnya si kucing melompati pagar pembatas masjid dan masuk ke tempat kosong yang penuh dengan bongkahan batu.
Lalu terlihat disana ada satu ekor lagi kucing, tetapi matanya buta. Ternyata kucing yang diberi makanan oleh Imam Ibnu Absad dan teman-temannya membawa makanan tersebut untuk si kucing yang buta.
Imam Ibnu Absad dan teman-temannya yang melihat peristiwa tersebut pun langsung mengingat Allah. Mereka menyebut asma Allah, betapa Allah maha penyayang terhadap makhluknya tidak membiarkannya sendirian dan ini juga menjadi bukti bahwa hewan sekalipun yang tidak diciptakan emosi layaknya manusia bisa berbuat baik kepada sesamanya.
Seharusnya kita malu dengan si kucing ini, ia rela membagi makanannya terhadap kucing buta. Kasih sayang dan kebaikan si kucing pembawa makanan patut kita contoh dan teladani. Karena kerap kali kita menemukan orang-orang yang suka menyusahkan sesamanya.
Padahal Allah sudah memberikan benda yang amat berharga kepada manusia yakni akal untuk berpikir dan hati untuk merenung.
Tetapi masih banyak saja diantara manusia yang senang berbuat kerusakan, kejahatan dan kedzhaliman. Sudah seharusnya kita berbenah lagi menata niat dan hati, memperbaiki perilaku serta senantiasa berdzikir mengingat Allah.
Jangan sampai kita menjagi golongan manusia seperti yang diterangkan dalam ayat berikut :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya: “Dan sungguh kami isi neraka jahannam banyak dari golongan jin dan manusia. Mereka memiliki hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami, dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka memilki telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan. Mereka seperti hewan bahkan lebih sesat lagi. Merka itulah orang-orang yang lengah.”(QS. Al-A’raf:179)
Hewan seperti kucing ini termasuk binatang buas, memiliki taring, makannya tikus dan binatang-binatang kecil lainnya. Akan tetapi, dibalik itu semua ternyata Allah memberikan kelembutan dalam insting bawaan si kucing, ia rela mencari makanan untuk si kucing yang buta.
Semoga Allah memberikan kita kelembutan hati yang sama seperti yang dimiliki si kucing ini, karena jika hati kita mati maka sudah pasti kedzaliman akan menghiasi perilaku diri. [] Andhika Putri Maulani
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah