Almuhtada.org – Dalam sejarah penyebaran agama Islam tentu banyak sekali tantangan maupun masalah yang harus dihadapi oleh Rasulullah SAW dan umat Islam saat itu.
Mulai dari penolakan dari berbagai suku bangsa akan agama Islam, kebutuhan biaya yang besar untuk menangani pengelolaan umat Islam saat itu karena kebanyakan umat Islam adalah orang dengan kelas ekonomi menengah kebawah, hingga perang dari berbagai aliran agama lain yang ingin menghancurkan mereka.
Karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi membuat umat Islam selalu dalam keadaan siaga untuk menghadapi segala keadaan yang mungkin untuk dihadapi oleh mereka. Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh umat muslim adalah perang yang tidak pernah berakhir.
Banyak sekali perang yang dilakukan oleh umat muslim baik untuk mempertahankan maupun memperluas pengaruh dari agama Islam.
Dari sekian banyak cerita peperangan yang dialami oleh umat Islam, ada salah satu kisah menarik yang mungkin jarang diketahui oleh orang banyak.
Kisah ini disampaikan oleh Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu materi yang beliau terangkan. Beliau bercerita tentang duel yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib dan Amr Bin Wudd pada saat Perang Khandaq berlangsung.
Pada saat itu tidak ada penyerangan sama sekali dari kaum kafir Quraisy, lalu ada salah seorang dari kemah pasukan kafir quraisy mendekati kemah pasukan muslim dengan kudanya.
Dimana jarak kedua kemah hanya dipisahkan oleh tembok kota madinah dan parit yang ada didepan tembok tersebut. Dia berkata dengan lantang didepan kemah pasukan muslim, “hari ini tidak ada penyerangan, jika kalian benar – benar jantan maka keluarlah dan duel denganku.”
Rasulullah SAW dan para sahabat yang ada didalam kemah mendengar perkataan tersebut dan salah satu sahabat anshar bertanya, “siapa kamu?”
Pria dengan armor besi diseluruh tubuhnya itu menjawab,”aku Amr Bin Wudd, kesatria Mekkah.”
Mendengar jawabannya para sahabat langsung tahu bahwa pria berumur 80 tahun itu memang benar ahli pedang yang sangat hebat di Mekkah sehingga ia tidak pernah kalah dalam duel yang ia lakukan.
Namun semua sahabat diam karena menunggu instruksi dari Rasulullah SAW karena beliaulah panglima utama dari pasukan muslim. Tapi Ali bin Abi Thalib berkata pada Rasulullah SAW, ”ya Rasulullah, izinkan saya untuk melawan dia.”
Rasulullah SAW menjawab, “tunggu dulu Ali, duduklah sebentar.”
Karena beberapa kali dipanggil tidak menjawab, dengan marah Amr bin Wudd berkata, “katanya kalian dijanjikan surga jika mati dalam perang atau duel dengan orang kafir.
Dan kalian tidak akan dipersatukan dengan orang kafir itu karena kalian masuk surga sedangkan yang kafir ke neraka. Aku sufah menantang kalian!”
Saat kalimat itu diteriakkan, Rasulullah SAW berkata pada Ali bin Abi Thalib, “sekarang pergilah hadapi ia wahai Ali.”
Ali bin Abi Thalib pun menemui Amr bin Wudd yang sudah menunggu di perbatasan kemah kaum muslim dan kafir.
Amr bin Wudd yang melihat Ali bin Abi Thalib merasa heran karena ia hanya menghadapi seorang pemuda. Pada saat itu Ali bin Abi Thalib berusia sekitar 25 tahun sehingga jarak umur mereka berdua sangatlah jauh.
Awalnya Amr bin Wudd tidak ingin melakukan duel karena ia berpikir kalau kemampuan seorang pemuda belum cukup jika dibandingkan dengannya.
Tapi karena Ali bin Abi Thalib masih ingin berduel dan menawarkan hal yang tidak bisa dilanggar oleh Amr bin Wudd maka mulailah mereka berduel. Suara pedang yang saling beradu itu nyaring sekali dan pergerakan mereka juga lincah.
Karena saking sengitnya duel yang mereka lakukan, pasir – pasir disekitar mereka beterbangan hingga membentuk seperti badai pasir yang mengelilingi mereka. Orang – orang diluar hanya bisa melihat bayangan samar dari keduanya.
Mereka berduel dengan cukup keras sampai ketika Ali bin Abi Thalib dipukul dengan sangat kencang oleh Amr bin Wudd dibagian kepalanya.
Ali bin Abi Thalib sempat menahannya dengan perisai, tapi perisai tersebut malah pecah hingga mengenaj pundak beliau karena saking kuatnya pukulan dari Amr bin Wudd.
Sayangnya pedang dari Amr bin Wudd juga tertancap di perisai tersebut dan tidak bisa dilepaskan. Melihat kesempatan ini, Ali bin Abi Thalib langsung menebas Amr bin Wudd dari kemaluannya hingga ke bagian atass tubuhnya.
Pertarungan selesai tapi badai pasir masih belum berhenti, orang – orang tidak tahu keadaan dari dua orang yang berduel tersebut.
Hingga akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara takbir Ali bin Abi Thalib dari dalam badai pasir tersebut. Beliaupun meneriakkan takbir diikuti oleh para sahabat yang melihatnya, mereka kagum dengan duel itu karena sangat hebatnya hingga menyebabkan badai pasir ditempat duel.
Ketika badai pasir sudah reda, Ali bin Abi Thalib keluar dari badai pasir tersebut dan terlihatlah tubuh Amr bin Wudd yang jatuh ditanah.
Umar bin Khattab menghampiri Ali bin Abi Thalib dan berkata, “Allahuakbar kamu menang wahai Ali.”, Ali pun menjawab dengan takbir pula. Demikian kisah duel antara Ali bin Abi Thalib dan Amr bin Wudd yang sangat hebat hingga menyebabkan badai pasir disaat duel mereka.[] Idha Idha Fitri Nuril Layliyah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah