Almuhtada.org – Qadariyah merupakan salah satu aliran tertua dalam Islam, yang dikatakan hadir sebagai reaksi dari pemikiran aliran Jabariyah yang saat itu dimanfaatkan oleh Dinasti Umayyah I (661-750 M) untuk keperluan politiknya.
Meskipun dikatakan bahwa aliran ini sudah punah, tapi tidak ada salahnya bagi kita untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara aliran ini berfikir sebagai bentuk kewapadaan diri kita terhadap hal-hal serupa.
Definisi Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata qadar yang berarti memiliki kekuatan atau kemauan. Istilah qadariyah dalam aliran ini bermakna bahwa manusia memiliki kekuatan untuk berkehendak bebas dalam bertindak dan tidak ada campur tangan Allah Swt. di dalamnya.
Hal itu dilandasi dengan kepercayaan bahwa Allah Swt. memberikan manusia akal yang dapat digunakan untuk berfikir dan menentukan baik buruknya sesuatu serta bagaimana harus bertindak.
Dalam artian lain, qadariyah meyakini bahwa semua tindakan yang dilakukan manusia adalah ciptaan manusia itu sendiri bukan berasal dari takdir Allah Swt.
Konsep tentang “tindakan manusia adalah ciptaan manusia itu sendiri“ sebenarnya diciptakan untuk menjelaskan dan membenarkan sifat adil Allah Swt.
Karena jika penjelasan tentang perbuatan manusia mengikuti pemikiran Jabariyah, dianggap bahwa Allah akan bersifat tidak adil karena manusia dihukum atas dosanya dan dipuji atas pahalanya padahal tindakan itu sendiri berasal dari takdir Allah Swt.karena itulah hadir paham Qadariyah sebagai reaksinya.
Namun, tetap saja aliran ini menyalahi ketetapan Ilahi dan merupakan bid’ah. Disebut bid’ah karena dua hal, yang pertama karena mengingkari ilmu Allah yang mendahului terjadinya suatu kejadian dan yang kedua karena pikiran bahwa manusia menciptakan perbutatannya sendiri.
Itu jelas pemikiran yang ekstrem yang ditolak oleh hukum Islam. Sejak kapan kita bisa menciptakan sesuatu tanpa bantuan Allah?
Sejarah Qadariyah
Pemikiran Qadariyah diperkirakan muncul saat pergantian kepemimpinan dari Khulafaur Rasyidin ke Dinasti Umayyah. Disebutkan bahwa aliran ini diserukan pertama kali di Basrah oleh Ma’bad Al-Juhaini.
Setelah Muawiyah naik menjadi khalifah pertama Dinasti Umayyah, ia memainkan politiknya dengan memanfaatkan pemikiran Jabariyah (fatalisme).
Ia menanamkan doktrin kepada rakyatnya bahwa naiknya Muawiyah menjadi khalifah adalah karena takdir Allah Swt. dan jika ia sudah tidak layak, maka pastilah Allah Swt. akan menggantinya dengan pemimpin baru.
Tokoh pelopor Aliran Qadariyah yaitu Ma’bad Al-Juhaini Al-Bisri dan Ghilan Dimisyqi. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sebenarnya Ma’bad dan Ghilan menerima pemikiran Qadariyah dari seorang Kristen yang masuk Islam, (tapi kemudian menjadi Kristen kembali) lalu mereka mengadopsi pemikirannya dan menyerukannya. Disebutkan bahwa aliran ini diserukan pertama kali di Basrah oleh Ma’bad Al-Juhaini.
Pemikiran atau Ajaran Qadariyah
- Melawan kezaliman dengan tangannya sendiri
Pemikiran ini menjelaskan bahwa manusia diberi akal untuk berfikir dan bisa bertindak bebas. Oleh karena itu, aliran ini menyebutkan manusia harus bertanggungjawab menegakkan kebenaran dan melawan kezaliman dengan tangannya sendiri.
Karena manusia sudah diberi kekuatan untuk bertindak bebas, maka manusia harus bisa mengendalikan dirinya sendiri dan jika berbuat dosa atau tidak melawan kezaliman, niscaya akan mendapat dosa (dari perbuatannya sendiri).
- Keadilan dari Allah Swt. datang dari kehendak bebas manusia
Aliran ini mengatakan bahwa dari kehendak bebas manusia maka akan didapatkan keadilan dari Allah Swt. berupa hukuman untuk orang berdosa dan pujian untuk orang yang mendapat pahala.
Pembelaannya adalah karena manusia diberi pilihan untuk bertindak bebas yang bisa berarti kebaikan dan keburukan, maka balasannya adalah pahala atau dosa berdasarkan pilihannya sendiri.
Pemikiran ini disandarkan pada firman Allah SWT di surah Al-Kahfi ayat 29:
“Barang siapa menghendaki [untuk menjadi orang beriman] maka berimanlah, dan barang siapa menghendaki [untuk menjadi orang kafir] maka kafirlah,” (QS. Al-Kahfi [18]: 29)
Berikut adalah penjelasan singkat tentang aliran Qadariyah, untuk penjelasan lebih lengkapnya bisa didapat dari internet atau buku yang berkaitan.
Yang perlu diingat adalah penulis menyampaikan hal ini bukan dengan maksud mengajak atau memusuhi, tapi hanya bermaksud menginformasikan agar menjadi waspada (dengan pemikiran yang jarang didengar) dengan harapan ilmu ini akan bermanfaat di kemudian hari. [] Abian Hilmi Hidayat
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah