Almuhtada.org – Sebagai manusia kita dapat memahami dan mencontoh bagaimana keteladanan seorang tokoh yang agung dalam menjalani kehidupan yang bahagia dan bermakna, salah satu contohnya adalah dengan merenungi beberapa tips hidup bahagia ala Ali bin Abi Thalib, seorang tokoh agung Islam yang penuh hikmah dan inspirasi.
Berikut adalah 5 tips hidup bahagia ala Ali bin Abi Thalib :
- Tidak membenci walaupun terzalimi
Prinsip “ tidak membenci walaupun terzalimi” dapat dipandang sebagai ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip tersebut menjelaskan betapa pentingnya mempertahankan sikap yang baik dan tidak memiliki rasa benci atau dendam terhadap seseorang yang telah melakukan perlakuan yang tidak adil atau terzalimi.
Di dalam ajaran islam juga, terdapat banyak ajaran yang menekankan pentingnya sikap toleransi, kesabaran, dan keadilan. Salah satu contohnya yakni, seseorang dalam menghadapi perlakuan tidak adil atau kesulitan, namun tetap bersabar dan memilih untuk menjaga hati sehingga tidak memunculkan rasa benci atau dendam.
Oleh karena itu, sikap tidak membenci walaupun terzalimi membutuhkan kekuatan karakter diri, kesabaran dan kemauan untuk lebih jauh dari hal negatif yang akan tercermin di dalam keputusan untuk tetap tidak merespon dengan cara yang merugikan.
- Tidak bersedih secara berlebihan walaupun tertimpa dengan masalah yang berat
Sebagai manusia sering kali kita dalam hal merespon masalah dengan kesedihan yang berlebihan, perlu disadari bahwa setiap akar dari masalah tidak akan ada yang abadi.
Marilah kita renungkan bahwa setiap masalah yang dihadapi sebenarnya merupakan proses perjalanan dalam tahap kedewasaan dan kebijaksanaan karena Allah SWT tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, meskipun merasa bahwa kita terdzolimi oleh masalah, mari kita ingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengatasinya dan terus bersabar dalam menghadapi cobaan agar kesabaran yang dimiliki membawa keberkahan.
- Hidup sederhana meski serba ada
Hidup sederhana meski serba ada merupakan cerminan filosofi bahwa kebahagiaan tidak selalu tergantung pada jumlah harta atau kepemilikan materi, tetapi lebih menghargai nilai diri dalam hidup, seperti hubungan sosial, kesehatan, waktu bersama keluarga dan kedamaian batin sehingga hanya fokus pada hal-hal yang benar penting dalam hidupnya dan menghindarkan sifat konsumerisme.
Hidup sederhana dimulai dengan rasa syukur atas kecukupan nikmat yang telah diberikan dan mengajarkan diri kita untuk mencari keseimbangan antara kehidupan di dunia dan di akhirat. Selain itu, di dalam kesederhanaan diajarkan untuk selalu berbagi dengan mereka yang membutuhkan sesuai dengan firman-Nya yaitu :
“Dan berikanlah hak fakir miskin (yang meminta-minta) itu dan orang yang meminta-minta.” (Q.S. Adz-Dzariyat : 19).
- Tersenyum walaupun hati sedang menangis
Dalam islam diajarkan setiap amal kebaikan termasuk tersenyum akan mendapatkan pahala disisi Allah SWT, sekecil apapun perbuatan jika dilakukan secara ikhlas akan dicatat oleh Allah SWT. Tersenyum tidak hanya sekedar mengekspresikan wajah, tetapi juga tersenyum adalah langkah awal untuk melepaskan beban emosional dalam diri dan sebagai obat jiwa yang mujarab untuk kebahagiaan.
Hidup di dunia yang penuh dengan cobaan, terkadang kesedihan dan penderitaan menyelinap ke dalam hati sehingga kita merasa terpuruk dan hancur.
Namun, di tengah segala kesulitan yang ada, ingat Allah selalu membersamai dan ingat tersenyum bukan sebagai cara untuk menyembunyikan kesedihan, tetapi tersenyum adalah bentuk keteguhan hati dalam belajar menghadapi segala cobaan atau kesulitan dan bentuk kepercayaan bahwa cobaan atau kesulitan yang ada pasti akan berakhir. Rasulullah SAW bersabda :
تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
yang artinya : “Tersenyum di wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
- Menyambung doa dan tali silaturahmi
Silaturahmi adalah fondasi utama dalam kekuatan dalam islam. Dalam islam silaturahmi memiliki nilai yang tinggi dihadapan Allah SWT dan islam menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga, tetangga, teman dan masyarakat secara umum. Rasulullah SAW bersabda :
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
yang artinya : “Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, dalam islam menyambung doa dan menjaga tali silaturahmi adalah dengan membangun fondasi kebahagiaan di dunia dan akhirat, sebagai bukti kita dapat menguatkan ikatan dengan Allah SWT dan bersama-sama membangun komunitas yang penuh kasih sayang sesama umatnya. sehingga harapannya dengan kita selalu meningkatkan kualitas doa dan silaturahmi Allah SWT senantiasa merahmati dan memudahkan kita menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Demikianlah 5 tips hidup bahagia ala Ali bin Abi Thalib, mari kita terapkan kebijaksanaan dan keteladan dalam hidupnya di kehidupan sehari-hari. semoga kita dapat mengambil hikmah dari ajaran beliau untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu memberikan kontribusi positif kepada lingkungan sekitar. [] Suci Afnia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah