Filosifi Pelangi Menurut Islam

Filosofi Pelangi yang Memiliki Banyak Makna
Filosofi Pelangi yang Memiliki Banyak Makna (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Siapa yang selalu menunggu akan hadirnya Pelangi? Dengan keindahan warna warninya, pelangi menjadi salah satu keajaiban alam yang menghadirkan keindahan luar biasa di mata.

Pelangi tidak hanya dipandang sebagai salah satu peristiwa alam, namun juga menjadi tanda tanda dari kebesaran Allah SWT. Dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 5, Allah berfirman :

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Yang artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat – tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda – tanda (kebesaran-Nya) kepada orang – orang yang mengetahui.”

Warna pada pelangi pada umumnya mencakup 7 warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Warna tersebut melambangkan sesuatu, seperti halnya warna merah melambangkan akan keberanian.

Selain itu ada juga, warna biru yang melambangkan kebijaksanaan dan kebenaran. Kombinasi warna yaitu memberikan sebuah keberagaman dari ciptaan Allah.

Dari al-quran surah Yunus ayat 5 bermakna bahwa Allah menjelaskan akan tanda tanda kebesaran-Nya kepada orang yang mengetahui yaitu dengan cara mengambil sebuah hikmah dari tanda tanda kekuasaan di alam ini.

Baca Juga:  Bersihkan Titik Hitam dalam Hatimu, Lakukan Tiga Prinsip ini!

Maka dari itu, berikut beberapa makna dari pelangi yang dapat dijadikan pelajaran :

  1. Perbedaan pada warna.

Dari makna ini mengartikan sebagai perwujudan kebesaran Allah SWT serta pesan moral didalamnya. Pada makna ini terjadinya perbedaan untuk saling menghormati dan menghargai sesama. Selain itu juga mencerminkan semangat jihad fi sabilillah dan keberanian dalam mempertahankan nilai Islami.

  1. Warnanya sesuai dalam tatanan.

Umat muslim diajarkan untuk saling hidup seimbang dan memiliki peran serta porsi tempatnya sendiri. Tatanan warnanya menjadi simbol akan keadilan yang sudah terjadi. Sebagai umat muslim hendaknya senantiasa bersyukur dan berlapang hati dalam perbuatan positif. Dalam QS. An-nisa ayat 32 dijelaskan bahwa :

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

Yang artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki – laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi Perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah maha mengetahui segala sesuatu.”

  1. Muncul selepas hujan.

Dalam konteks ini dimaknai bahwa usaha dan perjuangan akan selalu dihadapi dalam kehidupan. Hal tersebut juga dinilai sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab yang penting. Dengan bersungguh – sungguh dalam bertawakkal dan berdoa, diharapkan akan mencapai kehidupan yang terpuji dalam nilai nilai Islami. Allah berfirman dalam QS. Al-Insyirah ayat 5 yaitu :

Baca Juga:  Keluarga dalam Islam sebagai Fondasi Kebahagiaan dan Kesejahteraan

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya : “Maka sesungguhnya Bersama kesulitan ada kemudahan.”

  1. Adanya cuma sesaat.

Dalam hidup, segala sesuatu sudah pasti sifatnya sementara. Kesederhanaan dan fokus pada akhirat merupakan kunci yang utama. Setiap detik, menit, dan jam menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri ke pencipta. Dengan selalu berbuat kebaikan dan kebahagiaan menjadi hal yang harus dipersiapkan. Dalam alquran Allah berfirman pada QS. Ghafir ayat 39 yaitu :

يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَا عٌ ۖ وَّاِنَّ الْاٰ خِرَةَ هِيَ دَا رُ الْقَرَا رِ

Yang artinya : “Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”

Mungkin itu beberapa makna yang dapat dipetik untuk dijadikan pelajaran dan pengingat yang baik. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah membuat hidup lebih terarah. [] Neha Puspita Arum

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post