Washoya Al-Aba’ Lil Abna’: Kewajiban Insan Kepada Allah dan Rasul-Nya

Kewajiban Manusia Terhadap Allah
Gambar Ilustrasi Kewajiban Manusia Terhadap Allah (Dok. Pribadi - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata’ala telah menciptakan manusia disertai dengan kenikmatan yang mereka (manusia) sandang baik lahir maupun batin.

Manusia umumnya berada di dalam kandungan seorang ibu selama 9  bulan lamanya, lalu Allah SWT memberikan rahmat-Nya sehingga seorang ibu tersebut melahirkan anak manusia ke dunia. Mereka dikaruniai pendengaran, penglihatan, akal pikiran untuk membedakan yang baik dan yang buruk, dan hati agar mereka bersyukur.

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl:78)

Allah SWT yang memberikan nikmat dan berbagai karunia yang manusia rasakan dan Dia pula yang memiliki kuasa unutk mencabut segala nikmat yang manusia terima apabila mereka melakukan perbuatan yang mendatangkan murka-Nya.

Manusia memiliki beberapa kewajiban terhadap Tuhannya. Dalam kitab Washoya Al-Aba’ Lil Abna’ dijelaskan mengenai kewajiban manusia kepada Tuhan dan utusan-Nya. Mari simak penjelasan berikut:

Pertama, manusia wajib mengetahui sifat-sifat Allah yang luhur. Sifat-sifat luhur Allah SWT seyogyanya dijadikan pembelajaran dan motivasi bagi manusia dalam menghabiskan masanya di dunia yang fana ini. Sebagaimana yang kita pelajari semasa kecil, Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat muhal, dan 1 sifat jaiz.

Baca Juga:  Menjelang Akhir Puasa, Yuk Tingkatkan Ibadah di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Sungguh mempelajari sifat-sifat Allah dapat membuka mata manusia dalam melihat kebesaran Allah Tuhan semesta alam dan menambah kecintaan kita pada-Nya.

Manusia sebagai hamba haruslah bersungguh-sungguh dalam taat kepada-Nya. Caranya adalah dengan mengerjakan perintah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya yang telah ditetapkan dalam Qur’an.

Jangan sampai kita menuruti hawa nafsu dan mengerjakan perbuatan yang tidak berguna, taat kepada makhluk baik yang mulia atau yang hina sehingga menghalangi kita dalam taat kepada Allah.

Sebagian dari kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah Dia menurunkan utusan (rasul) sebagai pembawa berita, petunjuk, dan arahan dari-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Rasul terakhir yang diutus-Nya adalah Sayyidina Muhammad bin Abdullah yang berbangsa Arab dari Bani Hasyim.

Menaati perintah Rasulullah yang mulia itu sama seperti menaati Allah SWT yang telah menciptakan kita, maka menaati rasul adalah wajib.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’: 59)

Baca Juga:  Ingin Hidup Sehat? Ikutilah Teladan Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW merupakan manusia yang tidak pernah bertindak menuruti hawa nafsunya. Setiap perintah dan larangannya adalah berdasarkan wahyu. Jadi taat kepada rasul sama dengan taat kepada Allah Yang Maha Bijaksana.

قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ​ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ‏ ٣١

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Terakhir, sebagai penyempurna iman manusia kita hendaknya memiliki rasa cinta kepada Allah dan rasul-Nya melebihi rasa cinta kepada segala sesuatu selain Allah dan rasul-Nya.

«لا يُؤْمِنُ أحدُكم حتى أَكُونَ أَحَبَّ إليه مِن وَلَدِه، ووالِدِه، والناس أجمعين»

“Tidak beriman (secara sempurna) salah seorang dari kalian hingga aku menjadi orang yang lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya.” (Hadist Riwayat Imam Ahmad, Bukhori, Nasai, Ibnu Majah, dari Anas bin Malik ra.)

Demikianlah penjelasan mengenai kewajiban manusia terhadap Tuhan dan rasul-Nya. Sebagai rangkuman maka kewajiban manusia adalah mempelajari sifat-sifat luhur-Nya, bersungguh-sungguh dalam taat kepada-Nya, taat kepada rasul-Nya, dan mencintai Allah dan rasul-Nya. Semoga artikel ini dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai umat Rasulullah Muhammad SAW dan hamba Allah Subhaanahu wata’ala agar senantiasa disiplin dalam beribadah, mengetahui kebesaran Tuhan, dan bersemangat dalam menjalankan syariat. [] M. Afif Kurniawan

Baca Juga:  Kamu Harus Tahu! Inilah Keutamaan Bersyukur

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post