Oleh: Wihda Ikvina Anfaul Umat
Tidak ada yang setegar hujan
Ia jatuh berkali-kali, namun tetap datang lagi
Bukan karena tidak belajar
Tapi dia tau, bahwa kesedihan hanyalah sebuah fase dalam kehidupan
Tiada yang setabah hujan
Ia tak dipandang
Tapi menyimpan banyak kenangan
Menyamarkan banyak rasa kehilangan
Tak ada yang seindah hujan
Setiap tetesnya adalah perjuangan dari Evaporasi air
Berujung kondensasi awan
Kemudian terhempas bersamaan
Tidak ada luka
Yang ada 99 % kenangan manusia-manusia di dalamnya
Tak ada yang seletih hujan
Dia satu-satunya yang menyimpan rahasia
Bahwa bahkan dunia tak selalu berujung adil
Bahwa tidak ada satupun yang lepas dari perjuangan
Tak ada yang semenarik hujan
Semua rasa tumpah ruah di dalamnya
Tak terkecuali pada dia yang sedang bergejolak
Ah, atau kamupun demikian?
Tak ada yang sekuat hujan
Ia tegar, tabah, indah dan letih
Seperti deretan bait-baitku di awal
Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.