Learn, Share & Care Tugas Generasional: 3 Hal yang Menyebabkan Baitul Maqdis Belum Merdeka

Ilustrasi Peta Gaza ((Instagram.com/@tahriraqsha – Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Baitul Maqdis adalah rumah milik kita, milik umat Islam yang seharusnya kita jaga karena aqidah keislaman membawa kita padanya.

Pembebasan Baitul Maqdis adalah tugas generasional. Generasi muslim harus sadar, mulai belajar, dan mulai peduli dengan upaya pembebasan Baitul Maqdis.

Rasulullah SAW mengingatkan bahwasannya pembebasan Baitul Maqdis bukan hanya tugas individu tetapi tugas generasi yang seharusnya diwariskan daripada orangtua-orangtua kita kepada kita dan tentunya dari kita kepada anak-anak kita.

Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan memberangkatkan Zaid ibn Haritsah pada Perang Mu’tah dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Usamah ibn Zaid (umur 17 tahun) untuk ekspedisi ke Syam.

Kini kita muslim sebagai pemilik sah tanah Baitul Maqdis telah kehilangan. Iya kita kehilangan tanah, kita kehilangan rumah.

Kini mereka yang ada di Baitul Maqdis hidup di bawah brutalnya penjajahan dari Inggris hingga zionis.

Mengapa Baitul Maqdis kini terjajah dan belum merdeka? Inilah setidaknya 3 alasan yang bisa menjawab pertanyaan “WHY’ tersebut:

  1. Bencana Keilmuan

Bencana keilmuan adalah level pertama yang melanda kaum muslim dunia. Bencana keilmuan ini menjadi penyakit awal atas penjajahan Baitul Maqdis yang terjajah bahkan hingga hari ini. Manusia tidak menjadikan ilmu Al-Qur’an sebagai landasan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Penjajahan Akal

Hal yang membuat Baitul Maqdis belum merdeka setelah bencana keilmuan yaitu mulainya  penjajahan akal oleh para penjajah.

Baca Juga:  Menelisik Apa Itu Sufisme

Ketika ilmuan sudah mulai teralihkan dengan ilmu-ilmu Barat. Para penjajah tidak kehabisan akal dan akhirnya menjajah akal dengan memasukkan pemikiran-pemikiran Barat dan membuatnya seolah-olah sebagai solusi untuk kehidupan.

  1. Perbudakan Akal

Puncak dari segala penghambat kemerdekaan Baitul Maqdis adalah ketika akal sudah berhasil diperbudak oleh penjajah.

Baitul Maqdis bukan hanya sulit untuk merdeka taat tapi lebih dari sulit untuk merdeka karena akal manusia sudah dikuasasi oleh pemikiran Barat dan hanya mau mengikuti pemikiran Barat yang belum pasti benar.

Tiga hal di atas mengingatkan kita bahwa untuk membebaskan Baitul Maqdis hari ini bukan hanya membebaskan sebuah “tanah jajahan”.

Akan tetapi, membebaskan akal dari belenggu penjajahan pemikiran Barat dan mengembalikan pemikiran Islam sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan dan memerdekakan Baitul Maqdis.

Sebagimana ungkapan dari Prof. Abd Fattah El-Awaisi “Jika kamu ingin membebaskan Baitul Maqdis, maka kamu harus membebaskan akalmu dan memastikan akalmu terbebas dari penjajahan akal dan perbudakan pemikiran.”

Mengutip dari Buku Baitul Maqdis For Dummies, persiapan ilmu memakan waktu paling lama dalam pembebasan Baitul Maqdis (Persiapan: Ilmu, Politik, Militer).

So, sudah seharusnya mulai saat ini kita belajar, bagikan, dan peduli terkait Baitul Maqdis ya! Liberation of Mind before Liberation of Land, Learn History Repeat Victory!” [] RAUDHATUL JANNAH

Editor : Aulia Cassanova

Baca Juga:  Perlu diketahui !! Ternyata ini Hukum membawa buku belajar Al-Quran Bagi Wanita Yang Sedang berhadats besar!!

Related Posts

Latest Post