Almuhtada.org – Di balik wujudnya yang cantik dan menawan, Masjid Raya Baiturrahman menyimpan kisah yang penuh lika-liku pada masa lampau.
Di Simpang Lima Semarang yang ramai dan sibuk, Masjid Raya Baiturrahman berdiri tegak. Bisa dibilang, masjid ini adalah ikon kawasan tersebut. Baahkan juga bagi Kota Semarang.
Sejarah Berdirinya Masjid Baitur Raya Rahman
Sejarah Masjid Baiturrahman dimulai pada tahun 1963. Sebagaimana tercantum dalam website Yayasan Penelitian dan Pengembangan Islam Masjid Baiturrahman (YPKPI), Yayasan Masjid Candi telah mengajukan permohonan kepada Gubernur Mohtar Provinsi Jawa Tengah untuk membangun masjid di sekitar Lapangan Pancasila di Semarang.
Permintaan itu dikabulkan. Yayasan Masjid Candi diberikan hak pemanfaatan tanah negara untuk membangun masjid. Pada tahun 1964, pembangunan Masjid Baiturrahman yang besar dimulai. Akan tetapi, pembangunan masjid terhambat oleh berbagai kesulitan. Ketika meletusnya peristiwa G30S/PKI, pembangunan sempat dihentikan dan dilanjutkan kembali pada tahun 1968 atas usul Gubernur Jawa Tengah, H. Moenadi. Nama yayasan Masjid Candi pun diubah menjadi Yayasan Masjid Baiturrahman.
Pasca berlanjutnya G30S/PKI, pembangunan Masjid Raya Baiturrahman dilanjutkan kembali. Pada tahun 1972, masalah timbul. Kali ini, kurangnya dana menjadi masalah, dan Gubernur Jawa Tengah akhirnya mengambil alih tanggung jawab pembangunan dari Yayasan.
Jadi, pembangunan Masjid Baiturrahman selesai pada tahun 1974. Pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 15 Desember 1974, masjid ini diresmikan oleh Presiden Suharto.
Renovasi Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Baiturrahman telah berdiri selama hampir setengah abad, dan sekarang menjadi salah satu bangunan terindah di Semarang. Jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda akan melihat bahwa arsitektur piramida menunjukkan karakteristik regional yang kuat. Di sisi lain, tampilannya minimalis dan elegan.
Masjid Baiturrahman sedang menjalani pekerjaan renovasi tahun 2021-2021, memberikan kemegahan baru pada bagian luarnya. Saat itu, pembangunan masjid dan sekitarnya direncanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan PT Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana dan PT Virama Karya sebagai konsultan manajemen konstruksi.
Renovasi yang menelan biaya Rp92,58 miliar itu meliputi renovasi desain masjid dan menara, gedung dan basement MUI, ATM center, TPS, ruang genset, basement VIP, dan area masjid. Desain Masjid Baiturrahman mengikuti konsep bangunan hijau yang dinamis dan modern.
Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan bangunan penting kota, tetapi juga sebagai pusat seni, budaya, dan pendidikan, yang ditetapkan sebagai situs warisan budaya. Oleh karena itu, masjid ini dinilai cocok sebagai destinasi wisata religi. [] Azizah Fiqriyatul Mujahidah