Bilal bin Rabbah: Muadzin yang Merindukan Rasulullah

Rindu Rasulullah? Kisah Bilal bin Rabbah akan menyentuh hatimu. (Freepik.com -Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Suatu Ketika Rasulullah yang telah wafat membuat Bilal bin Rabbah tak ingin lagi untuk mengumandangkan adzan. Bilal meminta izin kepada khalifah masa itu, yakni Abu Bakkar as- Shiddiq ra untuk tidak lagi mengumandangkan adzan.

Abu Bakar lantas menjawab, “Tidak bisa, wahai Bilal. Aku tidak mungkin menurunkan seseorang yang sudah ditinggikan oleh Rasulullah.” Bilal berucap lagi, “Izinkan aku untuk tidak lagi mengmandangkan adzan, wahai Abu Bakar.”

Abu Bakar bertanya lagi, “Apa alasanmu, waha Bilal?” Bilal pun melemparkan pandangannya ke arah menara dan ke arah makam Rasulullah.

Baca Juga:  Kisah Kerinduan Bilal bin Rabah kepada Baginda Rasulullah SAW

“Setiap hari Ketika masuk waktu sholat, aku datang ke rumah Rasulullah dan aku katakana Rasul waktu sholat. Atau Rasul yang gentian datang ke rumahku dan Rasul mengatakan Bilal waktu sholat. Dan kami pun sama sama menuju ke masjid dan aku naik ke menara dan sebelum aku naik ke menara untuk mengumandangkan adzan aku menatap dulu wajah Rasulullah dan aku melakukan itu lima kali sehari wahai khalifah dan itu berulang uang setiap hari dan kini sudah tidak ada lagi Rasulullah. Bagaimana mungkin aku sanggup untuk mengumandangkan adzan tanpa ada Rasulullah di sisiku, wahai khalifah.”

Bilal bin Rabbah sudah tidak kuat untuk membendung air matanya. Abu Bakar yang mendengar penjelasan tersebut pun tak kuasa menahan air matanya, lalu Abu Bakar menyetujui Bilal untuk tidak mengumandangkan adzan lagi.

Bilal bin Rabbah lalu pergi ke Syam karena sudah tidak sanggup lagi berada di Madinah. Berbulan-bulan di Syam, sutatu Ketika Bilal dihampiri Rasulullah dalam mimpinya dan Rasulullah berucap pada Bilal, “Bilal, alangkah keringnya hatimu, wahai Bilal.

Alangkah gersangnya hatimu, wahai Bilal. Sudah lama kau tidak mengunjungiku, sudah lama kau tidak berjumpa denganku, tidakkah engkau ada rasa rindu terhadapku, wahai Bilal?” Bilal pun terbangun dari tidurnya dan menangislah ia.

Baca Juga:  Ibu, Cahaya Hidup Kita: Inspirasi dari Kisah dan Ajaran Islam

Bilal menangis dengan sangat keras hingga didengar oleh saudara-saudaranya. Saudaranya pun bertanya, “Ada apa, wahai Bilal? Kenapa engkau ini, waha Bilal?”

Bilal pun berkata, “wahai saudara-saudaraku aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan Rasulullah mengatakan betapa gersangnya hatiku, betapa matinya hatiku ini karena kau tidak pernah lagi mengunjungi Rasulullah. Aku takut sekali saudara-saudaraku kalau Rasulullah meninggalkanku.”

Saudaranya pun berkata, “sudah saatnya engka ziarah ke makam Rasulullah.” Bilal bi Rabbah pun segera mengambil untanya dan memacunya untuk bertemu dengan Rasulullah di Madinah.

Dan di sepanjang perjalanan Bilal melewati siang dan malam, panas dan dingin dengan air mata yang tetap terus mengalir di pipinya. Dan Ketika Bilal sudah hampir mendekati Madinah dan melihat bukit-bukit Madinah, maka semakin deraslah air matanya mengalir.

Baca Juga:  Kisah Inspiratif dari Mbah Jum Wanita Ahli Sedekah

Ketika memasuki pntu gerbang kota Madinah, Bila bin Rabbah melihat di setiap sudut kota Madinah, bangunan, dan di setiap tempat di Madinah terdapat wajah Rasulullah di sana.

Bilal pun semakin kencang menangis dan tidak bisa membendung air matanya. Dan Ketika ia sampai di makam Rasulullah, ia bersimpuh dan dengan suara parau dan lirih ia pun mengatakan, “Assalamualayka ya Rasulallah, assalamu’alayka ya habiballah, assalamalayka ya nabiyallah.”

Bial merasa begitu rindu denan Rasulallah bahkan ada seseorang yang menepuk Pundak Bilal dan berkata, “Kau sudah kemblai ke sini lagi, wahai Bilal?”

Bilal pun menoleh, dan menyadai bahwa orang tersebut adalah Abu Bakar Bersama dengan Umar. Bilal pun langsung memeluk Abu Bakar sembari berkata, “Abu Bakar, aku takut sekali Abu Bakar, Rasulullah hadir di impiku dan mengatakan hatiku gersang, hatiku mati karena aku tidak mengunjungi Rasulullah. Aku takut Rasulullah meninggalkanku, wahai Abu Bakar” kata Bilal sambil terus menangis.

Baca Juga:  Penjelasan Mengenai Kisah Nabi Musa yang Menampar Malaikat Maut, Yuk Simak Penjelasannya!

Abu Bakar mencoba menenangkan Bilal dan berkata, “Bilal, air mata yang turun karena rindu pada Rasulullah tidak akan pernah ditingal oleh Rasulullah dan kau adalah orang yang tidak akan pernah ditinggal oleh Rasulullah.”

Kembali lagi Bilal memeluk Abu Bakar lalu berkata, “betapa aku sangat rindu pada Rasulullah, wahai Abu Bakar.”
Abu Bakar pun berkata, “Bilal kumandangkanlah adzan lagi, adzanlah lagi, wahai Bilal.” “Tidak, aku tidak pernah sanggup untuk melakukan itu”, jawab Bilal.

Lalu ada dua anak kecil datang menemui Bilal dan memeluknya, mereka adalah sayyidina Hasan dan sayyidina Husen, dan berkata, “wahai kakek Bilal, kami cucu cucu Rasulullah, kumandangkan lagi adzan wahai kakek Bilal, kami rindu mendengar suaramu, wahai kakek Bilal.”

Bilal pun menjawab melihat sayyidina Husen yang memiliki wajah mirip dengan Rasulullah dan memeluk keduanya. Dari aroma keduanya tercium wangi Rasulullah dan pada akhirnya Bilal mengatakan, “baik, baik, aku akan coba untuk mengumandangkan adzan.”

Baca Juga:  Meneladani Sifat-sifat Pemimpin dari Sunnah Rasulullah dan Sahabatnya

Waktu subuh pun tiba, dan semua orang sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah dan mendengar adzan dari Bilal. Orang-orang mula memecah barisan dan melihat Bilal mulailah mereka menangis meneteskan air matanya. Bilal mula berjalan menuju atas menara sambil meneteskan air matanya.

Bilal mencoba menghadapkan pandangannya ke bawah karena biasanya sebelum ia adzan ia memandang wajah Rasulullah terlebih dahulu.

Saat Bilal mengumandangkan adzan, bahunya mulai bergetar, ia tidak kuat sebenarnya. Bilal melafadzkan ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar’ dengan suara yang gemetar. Para jamaah yang mendenagr adzan tersebut pu seketika tak kuasa menahan tangisan mereka yang juga rindu dengan Rasulullah. Suara Bilal mengingatkan mereka pada Rasulullah.

Bilal pun melanjutkan adzannya, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar’, dan seluruh obu-ibu di sana berbondong-bondong datang ke masjid. “Apakah Rasulullah hidup Kembali, apakah Rasulullah datang Kembali, apakah Rasulullah dibangkitkan Kembali?” Suara adzan Bilal mengingatkan mereka pada Rasulullah.

Baca Juga:  Amalan Yang Tidak Akan Terputus Walaupun Kamu Sudah Meninggal, Apa Saja? Simak Artikel ini

Bilal melanjutkan adzannya, ‘Ashadu anla ilaha illallah, wa ashadu anna muhammadarrasulallah’ dan seketika itu Bilal jatuh pingsan, Bilal tidak kuat mengucapkan nama Muhammad. Dan Ketika Bilal tersadar dari pingsannya, ”lanjutkan adzan, aku tidak mampu, aku tidak sanggup” kata Bilal.

Rasulullah pernah mengatakan pada sahabatnya, “Aku merindukan saudara saudaraku”, “Kamilah saudara saudaramu, maksudmu apa, wahai Rasulullah?”

kata sahabat. “Kalian sahabatku, tapi aku merindukan saudara saudaraku”, ucap Rasul. “Siapa itu?”. “Mereka yang tidak pernah melihat wajahku, mereka yang tidak pernah mendengarku, tapi merepa patuh, beriman, dan mengikuti semua perbuatan dan perkataanku, ia adalah umatku yang hidup jauh setelah aku wafat”, ucap Rasulullah.

Di saat Rasulullah merindukan kita umatnya, apakah kalian pernah melakukan hal-hal yang disukai Rasulullah? Berapa banyak sholawat yang sudah kalian baca setiap harinya? Semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafaat Rasulullah di akhirat kelak. []Alya Rosadiana

Related Posts

Latest Post