Kisah Kerinduan Bilal bin Rabah kepada Baginda Rasulullah SAW

Gambar Bilal (Freepik.com - Almuhtada.org)

Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Selama di Madinah, Bilal bin Rabah selalu berada di samping Rasulullah SAW. baik ketika menunaikan ibadah shalat maupun ketika berjihad. Saking dekatnya Bilal bin Rabah dengan Rasululullah SAW. sampai ia mendapatkan julukan “bayangan Nabi Muhammad SAW”.

Suatu ketika setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Bilal bin Rabah menjadi salah satu sahabat nabi yang sangat terpukul akibat kepergian baginda Rasulullah SAW. Bahkan sampai-sampai ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan adzan. Kemudian ia meminta ijin kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk tidak lagi mengumandangkan adzan, namun Abu Bakar menolak karena tidak mungkin ia menurunkan seseorang yang telah diangkat oleh Rasulullah SAW langsung. Akan tetapi Bilal bin Rabah terus-menerus meminta ijin untuk tidak mengumandangkan adzan. Akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq bertanya kepada Bilal bin Rabah.

“Apa alasanmu wahai Bilal, sehingga engaku tidak mau mengumandangkan adzan lagi” tanya Abu Bakar. Bilalpun membuang pandangannya ke arah Menara (temat ia selalu mengumandangkan adzan) kemudian kembali memalingkan pandangannya ke arah makam Rasulullah SAW. dan kembali lagi ke Menara.

“Setiap hari ketika memasuki waktu shalat, aku selalu datang ke rumah Rasulullah dan aku katakan “Rasul waktu shalat telah tiba” atau sebaliknya Rasulullah yang datang ke rumahku dan berkata serupa. Kemudian kamipun bersama-sama datang ke masjid. Sesampainya di masjid aku naik ke Menara untuk mengumandangkan adzan, sebelum mengumandangkan adzan aku selalu menatap wajah Rasulullah SAW terlebih dahulu dan itu aku lakukan sebanyak 5 kali dalam sehari wahai khalifah, dan sekarang sudah tidak ada lagi Rasulullah, bagaimana aku sanggup mengumandangkan adzan tanpa ada Rasulullah disisiku wahai khalifah?” Jawab Bilal bin Rabah tidak mampu lagi membendung air matanya.

Baca Juga:  Biografi Imam Al Ghazali: Sang Jenius Pencari Hakikat

Mendengar jawaban Bilal bin Rabah membuat Abu Bakar pun tidak mampu menahan air matanya dan akhirnya mengijinkan Bilal bin Rabah untuk tidak lagi mengumandangkan adzan. Setelah itu Bilal bin Rabah memutuskan untuk meninggalkan kota Madinah dan tinggal di Syam, ia sudah tidak mampu lagi berada di Madinah karena setiap sisi kota Madinah selalu mengingatkan dirinya akan Rasulullah SAW.

Berbulan-bulan lamanya Bilal bin Rabah berada di Syam dan pada suatu malam Bilal bin Rabah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. di dalam mimpi tersebut Rasulullah berucap kepada Bilal bin Rabah. “Bilal, alangkah keringnya hatimu wahai Bilal, alangkah gersangnya hatimu Bilal, sudah lama engkau tidak mengunjungiku, sudah lama engkau tidak bertemu denganku, tidakkah ada rasa rindu dihatimu terhadapku wahai Bilal?” Bilalpun akhirnya terbangun dari tidurnya dan berderailah air matanya. Ia begitu merindukan Rasulullah SAW. Akhirnya Bilal bin Rabah memutuskan untuk kembali ke kota Madinah.

Saat akan mendekati kota Madinah, terlihatlah bukit-bukit kota Madinah, Bilal bin Rabah semakin tidak mampu membendung air matanya lagi. Ketika Bilal memasuki gerbang kota Madinah, ia seakan-akan melihat wajah Rasulullah disetiap sisi kota Madinah. Ia kembali mengingat kenangan-kenangan bersama dengan Rasulullah SAW.

Sesampailah Bilal bin Rabah di makam Rasulullah SAW, ia bersimpuh dan dengan suara paruh dan lirih ia pun mengatakan: “Assalamu’alaikan Ya Rasulullah, Assalamu’alaikan Ya Nabiallah, Assalamu’alaikan Ya Haninallah” kata Bilal. Tangisnya pecah di makam Rasulullah SAW. betapa ia sangat merindukan Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Kisah Khalifah Umar dengan Pengembala Kambing

Tak berselang beberapa lama, terdapat seseorang yang menepuk pundaknya seraya berkata: “Bilal, engkau sudah kembali lagi ke sini Bilal”, Bilal bin Rabah pun menoleh, itulah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Bilal bin Rabah langsung memeluk Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan eratnya sambal berucap: “Abu Bakar aku takut sekali, Rasulullah datang ke dalam mimpiku, Rasulullah mengatakan hatiku gersang, hatiku kering, hatiku telah mati karena tidak pernah mengunjungi Rasulullah SAW. Aku takut Rasulullah meninggalkanku wahai Abu Bakar” katanya sambal menangis terus-menerus.

Abu Bakar pun berusaha untuk menenangkan Bilal bin Rabah yang terus menangis. “Bilal, air mata yang turun karena rindu kepada Rasulullah SAW, maka ia tidak akan pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. dan kau adalah orang yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW.” kata Abu Bakar yang menenagkan Bilal. Setelah beberapa saat Abu Bakar meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandagkan adzan kembali, Bilal bin Rabah sempat menolaknya. Namun tidak berselang lama dataglah dua anak laki-laki yaitu Hassan dan Husein (cucu Rasulullah SAW) yang meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandagkan adzan. Akhirnya Bilal bin Rabah pun menututi permintaan kedua cucu Rasulullah SAW tersebut.

Waktu subuh pun akhirnya tiba, semua orang telah berkumpul di dalam masjid untuk bersama-sama melaksanakan shalat subuh dan mendengarkan adzan dari Bilal bin Rabah RA. Maka Bilal bin Rabah mulai memecah barisan, orang-orang mulai melihat Bilal bin Rabah dan mulai menetes air mata, karena biasanya disisi Bilal bin Rabah selalu ada Rasulullah SAW. Bilal bin Rabah mulai berjalan menuju Menara dengan air mata terus menetes dipipinya. Ia berusaha memalingkan pandangannya ke bawah, karena bisanya sebelum ia mengumandagkan adzan ia selelu menatap wajah Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Kisah Imam Al-Ghazali: Sholat Jamaah yang Tidak Sah Karena Darah Haid

Bilal bin Rabah mulai mengumandagkan adzan dan dagunya mulai bergoncang. Ia mulai mengucapkan “Allahuakbar, Allahuakbar” dengan suara yang gemetar, seluruh orang yang berada di masjidpun bergemuruh tangisan mereka. Suara Bilal bin Rabah mengingatkan mereka kepada Rasulullah SAW. mereka merasa sangat rindu dengan Rasulullah SAW. Bilal bin Rabah pun melanjutkan adzannya sampai “Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna …” dan akhirnya Bilal bin Rabahpun jatuh pingsan, Bilal tidak mampu untuk mengucapkan nama “Muhammad”, dan ketika ia tersadar dari pingsannya, ia meminta orang lain untuk melanjutkan adzan.

Itulah kisah kerinduan seorang Bilal bin Rabah kepada Rasulullah SAW. semoga kisah tersebut dapat memberikan pelajaran untuk kita agar senantiasa mengigat dan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW. [[ Dela Kurniawati

Related Posts

Latest Post