Al Muhtada.org – Semakin dewasa, kita merasa semakin kurang percaya diri. Merasa tidak ada yang dibanggakan dengan apa yang kita bisa saat ini.
Merasa diri sudah tidak berguna lagi. Terlebih lagi ketika kita melihat teman sebaya yang sudah mencapai kesuksesan, kita merasa tertinggal jauh.
Kita selalu membandingkan kemampuan diri kita dengan orang lain. Padahal, kemampuan tiap orang berbeda-beda.
Seringkali kita bertanya pada diri sendiri, “Aku bisa apa ya? Kemampuan apa yang bisa aku tunjukkin ke orang lain?, Kemampuan apa yang bisa aku banggakan?”
Kalimat-kalimat seperti itu, terkadang tiba-tiba muncul begitu saja. Bahkan, membuat diri kita memikirkan hal-hal yang berada di luar kemampuan kita.
Kita mulai menjadikan kesuksesan orang lain sebagai ukuran untuk mencapai kesuksesan kita. Kita memaksa diri sendiri untuk mencapai apa yang orang lain capai.
Sehingga tujuan hidup ikut dengan acuan kesukesasan orang lain. Padahal, kita tidak perlu meniru itu. Karena setiap orang mempunyai kelebihan dan keahlian masing-masing.
Ketika kita tidak bisa mencapai apa yang orang lain capai, kita merasa sedih kemudian merenungi segalanya. Mulai merasa putus asa, kenapa kita tidak bisa mencapai apa yang orang lain dapatkan? Kenapa kita tidak bisa seperti dia?
Seringkali kalimat-kalimat tersebut terbesit dalam memori, membekas dan berdampak pada lubuk hati paling dalam. Lantas apa yang harus dilakukan jika terjadi demikian?
Hal utama yang harus kita lakukan adalah berdo’a meminta bantuan kepada Allah Swt., karena Allah Swt. lah yang mempunyai kuasa atas segalanya.
Kita curahkan segala isi hati, adukan segala keluh kesah kepada Allah Awt. Karena Allah Swt. sebaik-baiknya pendengar.
Dalam Al- Qur’an surah Yusuf ayat 87 Allah Swt. berfirman;
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّووْحِ اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ (٨٧)
Artinya: “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S Yusuf: 87)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh untuk berputus asa. Segala sesuatu di dunia ini tentu sudah diatur oleh Allah Swt.
Baik buruknya sesuatu yang terjadi pada diri kita tentu ada manfaat dibaliknya. Meski manfaat itu tidak terlalu terasa, tapi suatu saat kita akan merasakannya.
Selanjutnya, ketika kita sudah mendekatkan diri dengan berdo’a kepada Allah Swt. kita mulai membangkitkan diri kembali, menyusun strategi untuk mendapatkan apa yang kita mau.
Meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa mencapai apa yang kita mau, dan kita bisa untuk menggapai itu. Juga tidak mematokan kesuksesan orang lain sebagai kesuksesan diri kita. [] Nayla Syarifa