Almuhtada.org – “Kita itu sebagai orang Islam, jadi orang mukmin itu mempunyai dua kewajiban, pertama melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, yakni syariatnya Allah, dan nomor dua menerima apa yang telah diberi oleh Allah” -Syaikhuna K.H. Muhammad Najih MZ.
Sebagai makhluk yang diciptakan, tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.. Selain beribadah, manusia juga harus menerima apa yang Allah berikan.
Seringkali kita sebagai manusia lupa diri bahwa kita hanyalah makhluk biasa, yang pada hakikatnya lemah dalam segala hal. Kita selalu merasa bahwa kita berhak mendapatkan apa yang kita mau dan suka, dan ketika hal itu tidak terjadi, kita malah menyalahkan takdir. Menganggap bahwa takdir tidak berpihak pada diri kita lah, atau takdir tidak ada untuk kita.
Pernyataan mengenai kita berhak mendapatkan apa yang kita mau dan suka itu tidaklah salah. Karena, tentunya manusia memiliki keinginan yang harus dicapai. Berharap kemauan dan kesukaan untuk didapatkan itu adalah hal manusiawi. Namun, hal yang tidak boleh kita lakukan adalah menyalahkan takdir, menganggap bahwa Allah Swt. tidak adil dalam memberikan takdir.
Allah Swt. sebagai pencipta memegang kuasa penuh atas apa yang terjadi di dunia ini. Manusia bisa merancang segala sesuatu yang ingin dilakukan, tapi Allah Swt. yang menentukan terjadi apa tidaknya. Kita sebagai makhluk ciptaan-Nya harus bisa menerima apa yang Allah takdirkan. Karena, tidak akan terjadi sesuatu, kecuali jika Allah Swt. berkehendak atas hal itu.
Baik buruknya sesuatu yang terjadi pada diri kita, sudah menjadi ketetapan Allah. Tidak semua apa yang kita anggap buruk, hal itu buruk untuk kita, bisa jadi itu merupakan hal paling baik untuk kehidupan kita.
Hal yang harus kita lakukan untuk menerima takdir adalah dengan ikhlas dan bersyukur. Ikhlas berarti menerima segala ketetapan Allah dengan lapang dada. Bersyukur dengan menyuskuri segala ketetapan yang Allah berikan.
Ketika kita sudah ikhlas untuk menerima segala hal yang Allah tetapkan, kita akan lebih mudah untuk menjalaninya. [] Nayla Syarifa
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah