Seperti yang para muslimin tau bahwa dzikir merupakan tindakan mengingat dan memuji Allah SWT dalam setiap perilaku dan kegiatan kita sehari-hari, dzikir tidak selalu harus terucap kadang dzikir di dalam hati bisa berefek lebih terhadap ketenangan hati kita.
Untuk menciptakan kelapangan dada kedalam diri kita yaitu tidak lain tidak bukan, yaitu dengan mendatangakan cahaya kedalam dada kita, seperti sabda Nabi SAW “Apabila cahaya (Islam) memasuki dada, maka dada akan meluas untuknya.”
Seorag sahabat nabi juga pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang pertanda cahaya yang masuk dalam dada, ia bertanya seperti berikut.
“Ya, Rasulullah, apakah tanda-tandanya (Tanda bahwa cahaya Islam telah memasuki dada), Nabi SAW menjawab, ‘Muncul kebencian terhadap dunia sebagai tempat harapan palsu dan condong kepada tempat kediaman yang selama-lamanya (akhirat), lalu ia mempersiapkan kematiannya sebelum mati.” (Misykat)
Jika dada terasa lapangan maka rasa dalam hati akan terasa ringan beban hidup akan tidak begitu berpengaruh jika kita berlapang dada, goncangan besar ataupun goncangan besar dalam hidup tidak akan menjadi badai karena kita mempunyai halaman dada yang luas, sehingga masalah itu semua tidak akan sampai ke dalam hati.
Yang di maksud cahaya di sini apa si? Ada beberapa cahaya yang di maksut yaitu sepertu Al ilmu nuurun, ilmu adalah nur (cahaya), kemudian kebaikan juga merupakan cahaya, kemudian dzikrullah juga merupakan sumber cahaya dalam dada.
Maka jika kita pengen dada kita semakin lapangan maka kita harus belajar, yaitu belajar mengenal Allah SWT, mengenal kekuasaan Allah SWT jika kita terus belajar keesaan dan kekuasaan Allah SWT maka cahaya lama kelamaan akan masuk dalam dada dan akan terus masuk sehingga dada kita menjadi lapang.
Maka dari itu kita diperintahkan untuk istiqomah dalam berdzikir, dzikir saat habis sholat, dzikir pagi, dzikir sore, dzikir mau masuk kamar mandi, dzikir keluar kamar mandi, dzikir saat duduk, dzikir berdiri dari duduk, dzikir saat dikendaraan, dan semua aktivitas setiap hari yang kita lakukan kalau bisa dibarengi dengan dzikrullah. []Muhammad Ikhsanudin
Editor: Ahmad Firman Syah