Mengenal Jenis-jenis Hukum Sunnah dan Maknanya

Gambar orang sedang sujud dalam sholat. - Pinterest

Almuhtada.org – Dalam Islam, sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW.

Sunnah berperan penting sebagai sumber ajaran agama setelah Al-Qur’an yang memberikan panduan tentang bagaimana ajaran Al-Qur’an diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, meliputi ibadah, hubungan sosial, etika, hingga hukum.

Secara hukum, sunnah berarti amalan yang dianjurkan tetapi tidak diwajibkan. Jika dilakukan, seseorang akan mendapatkan pahala, tetapi jika ditinggalkan, tidak ada dosa. Berikut adalah beberapa jenis sunnah berdasarkan tingkat anjurannya:

Baca Juga:  Hukum Gugat Cerai Karena Kebiasaan Buruk Suami Menurut Perspektif Hukum Islam
  1. Sunnah Muakkadah (Sunnah yang Ditekankan)

Sunnah ini sangat dianjurkan karena Nabi Muhammad sering melakukannya dan jarang meninggalkannya.

Meskipun tidak wajib, amalan ini memiliki nilai penting dalam ibadah. Orang yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala besar, dan jika ditinggalkan terus-menerus tanpa alasan, dianggap kurang menghargai sunnah.

Namun, meninggalkannya tidak menyebabkan dosa atau membatalkan ibadah. Contohnya, salat dua rakaat sebelum Subuh, salat Idul Fitri dan Idul Adha, serta salat Tarawih.

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Membaca Doa Setelah Adzan dan Apa Keutamaan yang Akan Didapatkan?
  1. Sunnah Ghair Muakkadah (Sunnah yang Tidak Ditekankan)

Sunnah ini dianjurkan, tetapi tidak sekuat sunnah muakkadah. Nabi Muhammad melakukannya kadang-kadang, tetapi juga meninggalkannya.

Orang yang mengerjakannya mendapatkan pahala, namun jika tidak melakukannya, tidak ada dosa atau celaan. Contohnya adalah salat sunnah sebelum Asar, salat Tahiyatul Masjid, dan salat Tasbih.

  1. Sunnah ‘Adah (Sunnah Kebiasaan)
Baca Juga:  Ingin Rezeki mu Mengalir Deras Yuk Amalkan Salat Sunnah Ini

Sunnah ini berkaitan dengan kebiasaan atau budaya Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, yang tidak wajib diikuti.

Ini lebih mencerminkan tradisi Nabi sebagai manusia yang hidup dalam budaya Arab pada masanya. Meski begitu, banyak umat Islam meneladani kebiasaan ini karena bagian dari kehidupan Nabi.

Contohnya:

    • Cara Berpakaian: Nabi sering mengenakan jubah atau sorban, sesuai budaya Arab.
    • Gaya Rambut: Nabi memiliki beberapa gaya rambut, baik panjang maupun pendek.
    • Cara Makan: Nabi biasa makan dengan tangan kanan dan menggunakan tiga jari.

Dengan memahami tingkatan sunnah ini, umat Islam dapat menambah nilai ibadah mereka dan meniru praktik Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui ibadah maupun kebiasaan hidupnya.

Baca Juga:  Menghidupkan Amalan Sunnah di Bulan Maulid

Kesimpulannya, sunnah dibedakan menjadi beberapa tingkatan berdasarkan tingkat anjurannya, dengan sunnah muakkadah sebagai yang paling dianjurkan dan sering dilakukan oleh Nabi.

Sunnah ghair muakkadah yang dianjurkan tetapi tidak ditekankan, dan sunnah ‘adah yang lebih berhubungan dengan kebiasaan hidup Nabi Muhammad yang bersifat budaya atau adat.

Terakhir, mari kita berusaha untuk mengerjakan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan melakukannya, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tapi juga meneladani akhlak yang baik.

Baca Juga:  Muslim Muda yang Memaknai Spiritualitas dengan Merajut Cinta & Solidaritas

Yuk, mulai dari hal-hal kecil dan ajak juga teman-teman untuk bersama-sama menjalani sunnah ini. Semoga setiap langkah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah! ][Deya Sofia

Related Posts

Latest Post