Al-Kindi Tokoh Filsuf Muslim yang Mendunia

Ilustrasi sosok filsuf muslim yang mendunia
Ilustrasi sosok filsuf muslim yang mendunia (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Al-Kindi dikenal sebagai Bapak dari Filsafat Arab dan pionir pemikiran islam. Al-Kindi atau yang bernama lengkap Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al- Kindī adalah sebuah filsuf atau ilmuan yang terkenal dari negeri arab-islam yang hidup pada abad ke 9 masehi.

Al-Kindi lahir di arab selatan, Kufah, Irak, sekitar tahun 801 masehi. Al-Kindi lahir dari keluarga orang kaya dan terhormat. Ayah dari Al-Kindi adalah Ishaq al-Sabbah adalah seorang Gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Rasyid, Kakeknya adalah al-Ash’ats ibn Qais, memeluk agama Islam dan dianggap sebagai salah satu seorang sahabat Nabi.

Kemungkinan besar al-Kindi lahir pada tahun 185 H/801 M di Kufah dan bertempat tinggal di Kindah, sekitar satu dasa warsa sebelum khalifah al-Rasyid meninggal. Sejak kecil Al- Kindi sudah akrab dengan pendidikan, pendidikan nya dimulai dngan membaca dan menulis serta menghafal Al-Quran.

Memasuki remaja ia belajar sastra dan bahasa arab dan fiqih serta ilmu kalam dan ilmu hukum yang semua nya merupakan kurikulum dari anak muslim pada masa itu. Setelah dewasa ia pindah ke Basrah untuk menuntut ilmu mengingat dlu basrah adalah daerah pusat ilmu tetapi bukan hanya basrah yang menjadi pusat ilmu tetapi kufah juga Kufah dan Basrah, pada waktu itu merupakan dua pusat kebudayaan Islam yang bersaingan.

Baca Juga:  Ibnu Khaldun, Pelopor Sosiologi dan Sejarah Islam yang Mempengaruhi Ilmu Modern

Kufah lebih cenderung pada studi- studi aqliyah; dalam lingkungan intelektual . Al-Kindi hidup selama masa pemerintahan Daulah ‘Abbasiyah, yaitu al Amin (809-813 M.), al-Ma’mun (813-833M.), al- Mu’tashim (833-842 M.), al Wathiq (842-847 M.), dan al-Mutawakkil (847-861 M.). Al-Ma’mun memercikkan gairah intelektualitas, Ia mendirikan sebuah pusat pengajaran dan penerjemahan yang termasyhur di dalam sejarah Arab sebagai Rumah Kearifan (Baitul Hikmah).

Ia juga mengirimkan utusan-utusan ke seluruh kerajaan Byzantium untuk mencari buku-buku Yunani tentang berbagai subyek. Dikatakan bahwa ia membayar setiap buku yang diterjemahkan dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab, dengan emas seberat buku itu. Al-Kindi ikut serta dalam gerakan itu.

Al-Kindi selama di Bagdad memperoleh perlindungan yang baik dari al-Ma’mun dan saudara laki-lakinya al- Mu’tashim. Al-kindi diangkat sebagai guru kerajaan dan mungkin sebagai seorang tabib. Al-Mu’tashim mempercayakan pendidikan anaknya Ahmad kepada al- Kindi.

Beberapa karya al-Kindi dipersembahkan kepada Ahmad dan ayahnya. Al-Ma’mun juga membantu untuk melancarkan suatu gerakan yang berskala luas untuk mengedepankan hal-hal pokok dari pikiran Mu’tazilah, menyebabkannya untuk membenarkan kecenderungan rasionalitasnya dalam karya para filosofis Yunani.

Dikatakan bahwa Aristoteles nampak dihadapannya dalam mimpi, dan meyakinkannya, bahwa tidak ada alasan baginya untuk menangguhkan minatnya kepada filsafat, karena filsafat dan syari’ah adalah jalan menuju kepada kebenaran yang sama.

Pengetahuan al-Kindi mengenai kesusastraan Yunani, Persia dan India telah menganugerahi kehormatan dan kemasyhuran selama ia di Bagdad Selain terkenal karena filsafat Al-Kindi juga terkenal sebagai Kimiawan, Matematikawan, Astronom, Dokter, Geografi bahkan sebagai ahli music. [] Rafie Zuhairi Ahmad

Baca Juga:  Gus Dur: Perjalanan Sosok Guru Bangsa yang Humanis dan Humoris

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post