Keseruan Ramadhan: Keliling Kampung Membangunkan Sahur

tradisi membangunkan sahur
Gambar ilustrasi tradisi membangunkan sahur (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Kegiatan keliling kampung pada waktu sahur di bulan ramadhan sudah menjadi tradisi di beberapa tempat di Indonesia.

Kegiatan keliling kampung sebagai alarm berjalan dilakukan untuk membangunkan warga agar bisa sahur sebagai pengisi energi untuk melaksanakan ibadah puasa. Selain untuk menambah energi, sahur juga termasuk salah satu kesunnahan di bulan ramadhan.

Kegiatan ini memiliki keseruan tersendiri, dimana para warga yang turut berpartisipasi bisa bertemu dan saling bertukar cerita, mempererat tali persaudaran, dan bisa merasakan bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah secara bersama-sama.

Para warga yang turut aktif dalam kegiatan ini mulai dari kalangan anak-anak sampai dengan  remaja memiliki motivasi tersendiri yaitu untuk memperbanyak kegiatan positif di bulan ramadhan agar pahala menjadi bertambah.

Selain menambah pahala, kegiatan ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antar warga dan meningkatkan rasa solidaritas yang tinggi.

Sebelum berkeliling untuk membangunkan warga mereka biasanya berkumpul di satu tempat yaitu masjid, atau bisa juga di tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul seperti rumah kepala RT, lapangan, dan tempat-tempat lainnya. Biasanya untuk membangunkan warga sebagai alarm sahur keliling mereka menggunakan alat-alat yang sederhana seperti kentongan, galon, ember, dan lain sebagainya.

Setiap kegiatan tentunya ada plus dan minusnya, minus dari kegiatan ini yaitu beberapa warga merasa terganggu dengan suara dari alat-alat yang digunakan untuk membangunkan sahur terutama bagi para ibu yang memiliki bayi, karena suara teriakan sahur dan alat-alat yang ditabuh mengganggu waktu istirahat bayi.

Baca Juga:  Tidur Saat Puasa Dapat Pahala? Kok Bisa? Simak Berikut ini!!

Namun untuk permasalahan ini para warga yang turut berpartisipasi sudah menemukan solusinya, yaitu ketika melewati rumah yang tidak ingin diganggu, maka mereka akan berhenti menabuh alat dan berhenti berteriak membangunkan sahur untuk menghargai rumah yang memang tidak ingin diganggu dan dilanjutkan kembali ketika rumah tersebut sudah dilewati.

Sayangnya tradisi ini sudah jarang dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, karena para warga terutama pemuda-pemuda yang biasanya turut berpartispiasi dalam kegiatan sudah mempunyai kesibukan dan tanggung jawab masing-masing. [] Nayla Syarifa

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post