Almuhtada.org – Marah merupakan sifat emosi yang dimiliki oleh setiap manusia. Setiap manusia berhak marah, namun kebanyakan seseorang melampiaskan amarahnya dengan kekerasan, padahal menggunakan kekerasan sebagai pelampiasan tidaklah baik walaupun seseorang yang membuatnya marah itu telah melakukan kesalahan.
Setiap manusia mempunyai batas kesabarannya masing-masing, ada kalanya mereka marah atas perlakuan seseorang yang membuatnya tidak suka dan emosi, sehingga bangkitlah rasa amarah itu.
Namun, jangan sampai kemarahan membuatmu melakukan kekerasan terhadap seseorang, apalagi melampiaskannya kepada orang yang tidak bersalah.
Dalam sebuah hadits dijelaskan
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم: اوصني! قال : لا تغضب فردد مرارا قال : لا تغضب . رواه البخاري
Artinya: Diriwayatakan dari Abu Hurairah R.A bahwasanya ada seseorang berkata kepada nabi, tolong beri saya wasiat (pesan), kemudian Rasulullah saw bersabda jangan marah dan terus mengulanginya. jangan marah (H.R Bukhori)
Adanya kekerasan yang dilakukan dalam melampiaskan amarah membuat hubungan pertemanan yang awalnya baik-baik saja menjadi tidak baik. Maka kekerasan sebagai pelampiasan amarah haruslah dihindari.
Allah swt. mengajurkan seseorang untuk menahan amarahnya. Dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 134 Allah Swt. berfirman;
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ (١٣٤)
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S Ali ‘Imran: 134)
Lantas apa yang harus dilakukan untuk menahan amarah?. Simak point di bawah ini ya!
- Hindari sesuatu hal yang akan membangkitkan amarahmu
Jika ada suatu hal yang tidak kamu suka dan sesuatu tersebut akan membangkitkan amarahmu, maka hindari, jangan sampai kamu berada di lingkungan tersebut.
Contoh kecilnya jika kamu tidak menyukai sesuatu yang kotor, maka kamu harus mengindari lingkungan yang kotor.
- Membaca Taawudz
Adanya rasa amarah yang tumbuh tidak luput dari godaan setan, oleh karena itu ketika hendak amarah coba membaca taawudz terlebih dahulu, karena lafadz taawudz mempunyai arti sebagai permintaan manusia agar dijauhkan dari godaan setan.
- Mengambil posisi duduk
Setelah membaca taawudz, namun kamu masih tetap ingin marah, maka cobalah mengambil posisi duduk. Hal ini bisa dilakukan, karena umumnya seseorang yang marah merasa dirinya paling benar, maka dengan mengambil posisi duduk seseorang akan merasa lebih tenang dan ego akan menjadi sedikit berkurang.
- Mengambil posisi tidur
Jika seseorang masih ingin marah dalam posisi duduk, maka cobalah mengambil posisi tidur.
Dalam sebuah riwayat hadits dari Abu Dzar RA dijelaskan bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
- Mengambil air wudhu
Jika sudah mengambil posisi tidur, namun rasa amarah itu masih ada, cobalah mengambil air wudhu. Dengan berwudhu kamu akan merasa lebih baik. Selain itu, wajah akan menjadi lebih segar dan hatipun ikut tenang.
- Beranjak dari tempat yang membangkitkan amarah
Jika sudah mengambil air wudhu dan masih tetap ingin marah, maka cobalah pergi meninggalkan seseorang yang membuatmu marah.
Itulah hal-hal yang bisa dilakukan ketika amarah mulai menguasai diri kita. Jangan lupa untuk diterapkan ya!. [] Nayla Syarifa
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah