Almuhtada.org – Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai jasad, akal, dan pikirkan yang dapat digunakan untuk bertahan hidup dengan bekerja dan berpikir.
Mereka seyogyanya melakukan pekerjaan yang halal yang menghasilkan uang atau sumber daya demi keberlangsungan kehidupan. Sebagaimana perintah Allah dalam qur’an yang memerintahkan manusia untuk beribadag kemudian bertebaran di muka bumi untuk mencari nafkah.
Namun banyak kita jumpai sebagian manusia yang mencari nafkah untuk penghidupan dengan cara meminta-minta. Dari rumah ke rumah, dari toko ke toko, bahkan menunggui setiap manusia lain yang lewat di jalan raya untuk dimintai uang.
Lantas bagaimana hukum bekerja dengan jalan seperti itu? at least mereka meminta dengan tidak memaksa dan yang dimintai pun ridho dengan memberikan sejumlah uang.
Sebagian ulama berpendapat pekerjaan semacam itu hukumnya tidak sampai haram jika tidak ada unsur paksaan dari pihak yang lainnya dan tergolong dalam hukum makruh.
Namun jika meminta-minta dengan unsur paksaan maka hukumnya adalah haram karena pihak lainnya terpaksa memberikan sejumlah harta dan tidak ridho.
Meskipun begitu pekerjaan meminta-minta merupakan pekerjaan yang tidak terhormat. Dalam suatu hadist dijelaskan bahwa orang yang meminta-minta kelak di hari kiamat tidak adad aging sekerat pun di wajahnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa wajah merupakan pusat kemuliaan manusia. Jadi jika sekerat daging pun tidak ada pada wajah manusia bisa dikatakan bahwa tidak ada kehormatan pada diri manusia tersebut.
Islam memperbolehkan umatnya melakukan sesuatu yang awalnya diharamkan dengan syarat dalam keadaan darurat yang amat sangat.
Seperti halnya dalam meminta-minta, hal itu juga diperbolehkan dalam islam jika dalam keadaan darurat yang amat sangat, itu pun hanya dalam kadar sewajarnya dan seperlunya saja.
So, bekerjalah wahai manusia dan hindarilah sifat meminta-minta agar tidak menjadi kebiasaan. []M. Afif Kurniawan
Editor: Maulina Istighfaroh
