Almuhtada.org – Bukan rahasia umum yah, saat ini banyak orang yang lebih mengutamakan panggilan ponsel dibandingkan panggilan adzan. Padahal, merupakan kebiasaan baik jika kita menunaikan sholat diawal waktu.
Sholat bisa dilakukan sendiri atau juga berjamaah. Tetapi dengan teratur mengikuti sholat jamaah kita akan terbiasa disiplin dengan waktu sholat. Sholat jamaah sendiri adalah shalat yang dilakukan bersama-sama yang sekurang-kurangnya ada 2 orang (imam dan makmum).
Sholat jamaah memiliki keutamaan sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari No. 609 dan 610 dan Muslim No. 1036 dan 1039.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
[رواه البخاري ومسلم]
Artinya: Dari Abdullah ibn Umar (diriwayatkan), bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”.
(HR. al-Bukhari no. 609 dan 610, dan Muslim no. 1036 dan 1039).
Namun masih banyak dari kita, termasuk penulis sendiri sering terlambat mengikuti sholat jamaah. Seringkali penulis mendapatkan shaf terakhir bahkan mengikuti sholat jamaah saat rakaat terakhir.
Tentu ini merupakan sebuah kebiasaan yang kurang baik, hal tersebut menunjukkan sebuah ketidaksiplinan yang harus dievaluasi. Jika pernah mendengar kalimat “perbaiki sholatmu maka Allah perbaiki hidupmu” itu bukan sebuah kalimat perumpaan melainkan sebuah hal yang nyata akan terjadi.
Jika kita terbiasa terlambat sholat jamaah, maka bisa terlihat dalam kehidupannya kita akan terbiasa mengakhirkan waktu dalam menjalankan segala aktivitas. Sebagaimana yang disampaikan Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin :
إن الإنسان كلما تأخر عن الصف الأول والثاني أو الثالث (أي في الصلاة) ألقى الله في قلبه محبة التأخر في كل عمل صالح والعياذ بالله
“Tatkala manusia terlambat dari menempati saf pertama, kedua, atau ketiga (yakni dalam salat), maka Allah buat hatinya suka mengakhirkan semua amal saleh. Wal’iaydzubillah.”
(Syarah Riyadhus Shalihin, 5: 111)
Selain akan mengganggu produktivitas, kebiasaan terlambat sholat jamaah akan mengganggu adab kita saat menunaikan sholat. Hal ini terlihat dengan cara kita akan menunaikan sholat yakni dengan terburu-buru. Padahal terburu-buru apalagi berlari untuk menunaikan sholat itu merupakan hal yang kurang baik.
Karena ada anjuran bahwa kita harus tenang dan berwibawa menuju tempat sholat sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang berbunyi :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ, وَعَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ وَالْوَقَارُ, وَلَا تُسْرِعُوا, فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا, وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila engkau telah mendengar qomat, maka berjalanlah menuju sholat dengan tenang dan sabar, dan jangan terburu-buru. Apa yang engkau dapatkan (bersama imam) kerjakan dan apa yang tertinggal darimu sempurnakan.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Kesimpulannya, teruslah mengevaluasi diri. Biasakanlah diri mengikuti waktu sholat dengan berwudhu sebelum adzan agar kita bisa mengikuti sholat jamaah di shaf awal. Jangan pernah anggap sepele, kebiasaan kurang baik terlambat jamaah, teruslah berubah menjadi lebih baik.
Karena perubahan sedikit dari hidup kita ke arah lebih baik, akan menjadikan kita memiliki kehidupan yang lebih baik pula, produktivtas kita sehari-hari akan meningkat, dan hati jauh lebih tenang. [] Tia Rosalita
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah